PERUMUSAN MASALAH KERANGKA KONSEPTUAL

Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT Telkom dengan Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT XL? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT Indosat dengan Price Earning Ratio PER dan harga pasar saham PT XL? 2. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER PT Telkom dengan Price Earning Ratio PER PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER PT Telkom dengan Price Earning Ratio PER PT XL? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Price Earning Ratio PER PT Indosat dengan Price Earning Ratio PER PT XL? 3. a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT Indosat? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Telkom dengan harga pasar saham PT XL? Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010. c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pasar saham PT Indosat dengan harga pasar saham PT XL?

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual merupakan gambaran tentang hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan Sugiono, 2006. Investor dalam mengambil keputusan investasi akan mempertimbangkan kinerja perusahaan. Untuk dapat menilai kinerja dengan baik investor perlu melakukan analisa terhadap laporan keuangan. Dengan melakukan analisa tersebut, investor dapat mengambil keputusan investasi berdasarkan pada informasi laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan memuat berbagai macam gambaran dari suatu perusahaan emiten mengenai kondisi performa dan prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Sehingga investor dapat menggunakan berbagai macam analisis untuk menilai kinerja perusahaan emiten, membandingkannya dengan perusahaan-perusahaan emiten sejenis, sekaligus dapat memutuskan untuk membeli, menjual, atau tetap mempertahankan modalnya dalam kepemilikan saham tertentu. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi, sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga bisa saham ataupun surat hutang jangka panjang, yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Dalam kata lain, Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010. capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas Tandelilin, 2001. Capital gain merupakan daya tarik bagi pemegang saham yang berorientasi pada investasi jangka pendek. Capital gain akan diperoleh apabila harga saham pada saat penjualan lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat pembelian. Penilaian saham menggunakan analisis fundamental terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan dividend, pendekatan net assetspresent value, dan pendekatan price earning ratio Anoraga dan Pakarti, 2001. Penelitian ini ditekankan pada analisis fundamental yang menyangkut tentang penilaian harga saham. Pendekatan penilaian saham dengan analisis fundamental ini menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik nilai yang seharusnya tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum berdasarkan dividen yang terdiri dari Price Earning Ratio Tambunan, 2007. Pendekatan Price Earning Ratio PER ini merupakan pendekatan yang cukup populer dipakai di kalangan analisis saham dan praktisi saham. Menurut Manurung 2004, secara teknis Price Earning Ratio adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Harga saham di pasar merupakan harga yang berlaku, sedangkan laba bersih merupakan laba bersih per saham proyeksi tahun berjalan. Selanjutnya Manurung 2004 mengemukakan bahwa PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil, karena PER yang Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010. kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga yang rendah. Kerangka konseptual yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1a ≠ ≠ 2a ≠ 3a 1b ≠ 2c ≠ ≠ 3c ≠ 2b ≠ 3b 1c ≠ Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber: Marpaung 2006, Tambunan 2007, Manurung 2004. data diolah. Price Earning Ratio PER Telkom Market Value Telkom Price Earning Ratio PER Indosat Market Value Indosat Price Earning Ratio PER XL Market Value XL Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010.

D. HIPOTESIS