Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010.
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Manurung 2008 melakukan penelitian dengan judul ”Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk”. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kewajaran harga saham PT. Telkom yang dinilai dari dividen dan laba per saham yang dibayar emiten pada periode 2002-2006 kepada pemegang saham
dengan menggunakan analisis fundamental yaitu Dividen Discount Model Pertumbuhan Supernormal dengan time horizon jangka waktu berinvestasi
selama 5 tahun untuk tiap perhitungan nilai wajar saham dan Price Earning Ratio serta pengujian signifikan perbedaan dengan uji beda sampel independen uji t
sampel independen. Penelitiannya menggunakan metode analisis deskriptif dan uji beda dengan mengolah data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
harga pasar saham perusahaan yang berlaku di lantai bursa dinilai wajar undervalued pada tahun 2002- 2003 dan pada tahun 2004-2006 dinilai tidak
wajar overvalued, hasil pengujian signifikansi perbedaan adalah perbedaan harga pasar saham yang berlaku di lantai bursa dengan harga wajar saham yang
dievaluasi dengan metode Dividen Discount Model Pertumbuhan Supernormal dan Price Earning Ratio tidak memiliki beda yang signifikan atau perbandingan
rata-rata harga pasar saham dan rata-rata harga wajar tidak terlalu beda jauh karena diperoleh
= 0,05 sig. 0,588. Nazwirman 2008 melakukan penelitian dengan judul ” Penilaian Harga
Saham Dengan Price Earning Ratio PER: Studi Kasus Pada Saham Industri
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010.
Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas kepada calon investor mengenai metode
Price Earning Ratio PER dan aplikasinya dalam penilaian investasi saham berdasarkan teori-teorinya serta menggerakkan kepada calon investor untuk mau
berinvestasi dalam bentuk saham. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel perusahaan industri makanan dan minuman yang listing di Bursa Efek
Jakarta selama periode penelitian yaitu 2002- 2006, dimana 15 perusahaan industri makanan dan minuman diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode Price Earning Ratio PER dalam menganalisis saham perusahaan menggunakan tiga alternatif yaitu 11, 16, dan
21, apabila PER saham yang dipublikasikan oleh BEJ lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan PER saham perusahaan yang dihitung PER. Saham
perusahaan yang layak dibeli hanya saham satu perusahaan karena pada tiga alternatif tersebut PER PER yang berarti tingkat earning dari saham lebih
tinggi dari ketiga alternatif dan harga saham tersebut murah. Saham perusahaan yang lain tidak layak dibeli ada 5 perusahaan, tetapi layak dijual untuk investor,
pada tiga alternatif tersebut PER PER yang berarti tingkat earning dari saham lebih kecil dari 11, 16, atau 21.
Silfa Mira : Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk., 2010.
B. Pengertian Harga Saham