b. Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang
diamanatkan oleh pemilik dana c.
Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan Antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil
23
D. Produk - produk Penghimpunan Dana
1. Tabungan a. Tabungan Wadi’ah
Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang dapat ditarik setiap saat. Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional ditetapkan tentang tabungan Wadi’ah sebagai berikut:
Bersifat simpanan Titipan bisa diambil kapan saja on call
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian athiya yang bersifat sukarela dari pihak lain
24
Karena tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang dapat ditarik setiap saat, maka tabungan dengan prinsip ini dapat diberikan ATM atau kartu sejenisnya.
b. Tabungan Mudharabah Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek
23
Ibid.
24
Dewan Syari’ah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, Jakarta: CV. Gaung Persada, 2006. h. 8
atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional ditetapkan tentang ketentuan berdasarkan tabungan Mudharabah sebagai berikut:
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan Bank bertindak sebagai Mudharib
Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya,
termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan
piutang Pemberian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening Bank sebagai Mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan
25
2. Deposito Deposito
mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah,
dimana pemilik dana Shahibul maal mempercayakan dananya untuk dikelola bank mudharib dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama. Dalam
25
Ibid. h. 10
kapasitasnya sebagai Mudharib bank syari’ah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah. Serta mengembangkannya, termasuk
melakukan akad Mudharabah dengan pihak ketiga. 3. Giro
Giro Wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional ditetapkan ketentuan
tentang Giro Wadi’ah: a.
Bersifat titipan b.
Titipan bias diambil kapan saja on call c.
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian athiya yang bersifat sukarela dari pihak lain
26
E. Strategi Produk