Hambatan Dan Tantangan Dalam Melaksanakan Mediasi

tingkat keberhasilan mediasi di Singapura mencapai 95, di Australia sebanyak 80. Sedangkan di Indonesia khususnya dalam lingkungan Peradilan Agama berkisar 20 154 . Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mediasi sudah diterapkan sesuai dengan prosedur yang termuat dalam Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008, namun dalam tingkat keberhasilannya belum ada pengaruh yang signifikan terhadap tingkat volume perceraian.

C. Hambatan Dan Tantangan Dalam Melaksanakan Mediasi

Dalam segala sesuatu yang kita lakukan baik pelaksanaan peraturan atau yang lainnya pasti akan ditemukan beberapa hambatan dan tantangan. Begitu pula dalam pelaksanaan mediasi ini terdapat beberapa hambatan yaitu sebagai berikut: 1. Dalam Perkara Perceraian Karena perceraian adalah masalah hati, maka dalam hal ini tidak sedikit para pihak yang tidak mau melaksanakan mediasi. Dengan alasan permasalahan yang mereka hadapi sudah mencapai klimaks. Karena dalam persidanganpun majelis hakim telah berusaha untuk mendamaikan dengan memberi nasihat, sehingga menurut para pihak tidak mau membuang-buang waktu untuk proses mediasi. Dan terkadang salah satu pihak yang berperkara tidak hadir pada sidang pertama, akan tetapi pada saat sidang selanjutnya 154 Andi Syamsu Alam, “Orientasi Mediasi, Artikel di akses pada tanggal 23 Juni 2010 dari http:www.pta-babel.netOrientasi-Mediasi-di-begol.ptabb . bahkan terkadang agenda persidangan sudah tahap pembuktian baru yang bersangkutan hadir, sehinnga harus ada proses mediasi dan itu dapat menghambat proses persidangan. 155 2. Biaya Perkara Bertambah Karena ada biaya untuk pemanggilan para pihak apalagi jika proses mediasi dilakukan diluar pengadilan atau dengan kata lain dengan bantuan mediator dari luar pengadilan. Tetu saja membutuhkan biaya untuk tempat pelaksanaan mediasi. Oleh karena itu Pengadilan Agama Jakarta Timur belum menerapkan biaya mediasi karena dengan pertimbangan bahwa: 1 PERMA ini masih baru. 2 Belum ada petunjuk secara langsung. 3 Menambah beban bagi para pihak yang bersengketa. 156 3. Waktu Yang Sangat Dimaksimalkan Karena kalau di Pengadilan Agama Jakarta Timur pelaksanaan mediasi dilaksanakan sesuai hari sidang, misalnya sidang ditunda satu minggu maka pelaksanaan mediasi akan dilakukan pada satu minggu berikutnya, sebelum persidangan kedua dimulai. Namun jika dilakukan diluar pengadilan mediatornya tidak memikirkan hal demikian yang penting menurut mereka 155 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur. 156 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur. waktu digunakan semaksimal mungkin untuk melaksanakan proses mediasi. Akibatnya terkadang dapat menghambat pemeriksaan pokok perkara di Peradilan. 157 Dari segi waktu kendala yang dihadapi oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur selama Perma No.1 Tahun 2008 ini diberlakukan dapat dirinci sebagai berikut: a Para pihak yang meminta waktu mediasi diperpanjang Dengan adanya jadwal mediasi, pemeriksaan pokok perkara ditunda. Apalagi jika para pihak meminta kepada majelis hakim untuk memperpanjang mediasi. Menurut salah satu hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur biasanya perkara selesai dalam kurun waktu 1-3 bulan namun dengan adanya perpanjangan waktu mediasi bisa menjadi 6 bulan. 158 Sebelum adanya peraturan ini, sidang yang kedua biasanya pembacaan gugatan. Namun sekarang bias mencapai kurun waktu satu bulan setengah baru dibacakan gugatan karena dilakukan mediasi terlebih dahulu. Dengan demikian para hakim memerlukan waktu yang lebih untuk memeriksa satu perkara. b Tidak Hadir Pada Saat Mediasi 157 Ibid” 158 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur Pada sidang pertama majelis hakim Pengadilan Agama mengagendakan untuk memerintahkan para pihak yang berperkara untuk melakukan mediasi diruang khusus mediasi yang terletak dilantai 2 Pengadilan Agama Jakarta Timur. Namun terkadang ada salah satu pihak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Misalnya perkara cerai gugat, pihak tergugat setelah keluar dari ruang sidang tidak langsung menuju ruang mediasi tetapi langsung pulang mungkin dengan alasan karena tidak ingin bercerai. Akibatnya, yang hadir pada ruang mediasi hanya salah satu pihak, yaitu pihak penggugat tentu saja proses mediasi tidak dapat dilaksanakan. 159 Maka pada sidang berikutnya ketika majelis hakim menanyakan tentang mediasi yang diperintahkan pada sidang sebelumnya. Mereka menjawab bahwa mereka belum menempuh proses mediasi. Majelis hakimpun memerintahkan kembali untuk menempuh proses mediasi. Dengan kejadian ini berarti membutuhkan waktu lagi untuk menunggu hasil mediasi. c Sidang Pertama Tidak Hadir Namun Sidang Berikutnya Hadir Ketika sidang pertama salah satu pihak tidak hadir, tapi pada saat sidang berikutnya pihak tersebut hadir. Bahkan ada juga pihak yang hadir pada saat sidang sudah sampai pada tahap pembuktian. Maka majelis 159 Ibid” hakim tetap harus memerintahkan lagi kepada para pihak untuk menempuh proses mediasi. Dan majelis hakim membutuhkan waktu lagi untuk menunggu sampai adanya laporan dari hakim mediator 160 . Sedangkan tantangan dalam melaksanakan mediasi bagi hakim adalah sebagai berikut: 1. Ketika Menjadi Hakim Mediator Yang Baik Menurut salah satu hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur menjadi mediator yang baik sangatlah sulit. Seperti mengontrol emosi, artinya tidak terbawa dengan suasana karena kedua belah pihak biasanya mereka merasa sama-sama benar sebagai mediator harus sabar, tenang dan pintar mengolah kata-kata agar suasana menjadi damai kembali. 161 2. Mengetahui Karakter Masing-masing Pihak Mengetahui karakter masing-masing pihak merupakan tantangan juga bagi mediator karena paling tidak harus mengetahui ilmu psikologi atau kejiwaan. Bagaimana memadukan dua karakter para pihak bersengketa yang berbeda itu agar terjadi perdamaian. 162 3. Mampu Memahami Penyebab Terjadinya Sengketa 160 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur. 161 Ibid” 162 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur. Menjadi mediator yang baik harus memahami penyebab terjadinya konflik antar para pihak. Mungkin karena factor budaya, social atau atau ekonomi, serta mampu memberikan solusi yang terbaik terhadap penyelesaian sengketa yang dihadapi para pihak 163 . 4. Memberikan Sarana yang Mendukung Artinya bagaimana seorang mediator memberikan suasana yang mendukung kepada para pihak.agar para pihak merasa nyaman dan tentram ketika memasuki ruang mediasi juga posisi duduknya yang tidak memberikan suatu posisi yang memisahkan para pihak untuk menjadi lawan, tetapi memposisikan bagaimana menjaga hubungan baik antar para pihak. 164 Tantangan berikutnya adalah penyediaan fasilitas, ruang pertemuan yang memadai untuk proses mediasi. Kalau tempatnya tidak memadai justru akan menyulitkan para pihak. PERMA No.1 Tahun 2008 memungkinkan mediasi berlangsung di luar, kalau mediasinya di Pengadilan apakah fasilitas pengadilan sudah memadai. Bagaimana kalau kondisi ruangan sangat panas, ramai hiruk pikuk dimana sulit mendapatkan privacy dan keamana itu malah membuat orang stress, mediasi jadi menegangkan. Begitu para pihak masuk pengadilan, auranya sudah tidak enak. 5. Ketika Masalah Perkawinan 163 Ibid” 164 Ibid” Mediator merasa tertantang ketika menangani masalah perkawinan khususnya maslah perceraian yang menyangkut maslah hati. Karena kalau pernikahan yang kedua dan diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pernikahan yang pertama 165 . Mengutip pernyataan Bapak tuada Uldilag Drs. Andi Syamsu Alam, SH.,MH dan Bapak Dirjen Badan Peradilan Agama Drs. Wahyu Widiana, MA menyatakan bahwa mediasi ini merupakan prodak Islami dalam rangka penyelesaian sengketa di Pengadilan. Oleh sebab itu, mediasi melalui mediator harus dilaksankan secaraa oftimal sebagai bagian dari proses aktivitas ijtihad demi mendapatkan keputsan yang dapat memenuhi rasa keadilan bagi kedua belah pihak. 166 Tujuan utama dari mediasi adalah tercapainya perdamaian, sementara perdamaian itu merupakan hukum yang tertinggi seuai dengan adanya hukum yang berbunyi “Ash-Shulh Sayyid al-hukm”. Perdamain menjadi sangat penting dilaksanakan apalagi dalam menyelesaikan sengketa keluarga. Keluarga berarti umat, baiknya suatu keluarga, sangat berpengaruh dan berdampak kepada perbaikan umat secara keseluruhan. Meskipun perceraian tidak dapat terelakan, bukan berarti mediasi gagal secara total, minimal dalam mediasi kedua belah pihak telah dilakukan pencerahan 165 Wawancara pribadi dengan Bapak Achmad Harun Shofa, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur. 166 Andi Syamsu Alam, “Orientasi Mediasi, Artikel di akses pada tanggal 23 Juni 2010 dari http:www.pta-babel.netOrientasi-Mediasi-di-begol.ptabb internalisasi nilai-nilai keagamaan dalam persoalan rumah tangga, supaya kelak apabila menikah lagi, mereka telah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang arti sebuah rumah tangga, maupun arti suami atau istri. Namun demikian melalui mediasi yang dilaksanakan secara maksimal, mudah-mudahan tercapai perdamaian tanpa perceraian. 167 Dan keuntungan bagi hakim adalah akan mendapatkan reaward penghargaanpointer. Karena dalam Perma tersebut menyatakan bahwa setiap mediator harus dicantumkan dalam putusan. Sebagai bentuk pertanggung jawaban dalam pelaksanaan mediasi. Keuntungan lainnya adalah dengan keterbatasan waktu, tenaga dan dana untuk penyuluhan hukum sebenarnya dapat teratasi melalui proses mediasi sebagaimana yang diatur dalam Perma ini. Mediator yang diambil dari hakim, dapat lebih leluasa dan memiliki waktu yang cukup luas untuk memberikan pemahaman tentang hukum Islam yang berlaku di Indonesia, penyuluhan secara face to face seperti tersebut pasti lebih terarah dan mencapai sasaran ketimbang penyuluhan secara umum meskipun bingkainya adalah mediasi namun isinya penyuluhan hukum. Apabila mediasi secara oftimal tersebut telah terlaksana secara kontinu mudah-mudahan akan terdapat perubahan paradigma dikalangan masyarakat dalam memandang pengadilan selama ini hanya dianggap sebagai 167 Admin, “Oftimalisasi Pelaksanaan Mediasi, Artikel diakses pada tanggal 23 juni 2010 dari http:www.pasimalungun.netkirioptimalisasi-pelaksanaan-mediasi.htm. pemutus perkara, berubah menjadi lembaga yang memberikan keadilan dengan kepuasan kedua belah pihak. 168

D. Analisis Penulis