Optimal tree Analisis Hasil CART

42 137 dan jumlah kesalahan pengkelasan sebanyak 46 kasus dan persentase kesalahan sebesar 33.58 menghasilkan resiko sebesar 0.34. Dengan demikian optimum tree yang dihasilkan memiliki nilai resiko paling besar yaitu = 0.405. Adapun model optimal tree yang terbentuk dapat dilihat paga gambar 4.2 berikut ini. Gambar 4.2 Splitter Optimal Tree Menggunakan Twoing Splitting Rule Dengan mengikuti alur pada Gambar 4.2 diatas yang merupakan model optimal tree maka aturan klasifikasi dapat dihasilkan. Aturan klasifikasi beserta kemungkin diterima atau ditokalnya suatu permohonan kredit dari konsumen akan dibahas dari klasifikasi berdasarkan terminal node 1 sampai terminal node 6. UANG_MUKA = 1275000.00 T erminal Node 1 Class = 1 Class Cases 1 62 96.9 2 2 3.1 W = 64.00 N = 64 UANG_MUKA = 1575000.00 T erminal Node 2 Class = 1 Class Cases 1 102 86.4 2 16 13.6 W = 118.00 N = 118 UANG_MUKA 1575000.00 T erminal Node 3 Class = 2 Class Cases 1 75 70.1 2 32 29.9 W = 107.00 N = 107 UANG_MUKA = 1950000.00 Node 4 Class = 2 UANG_MUKA = 1575000.00 Class Cases 1 177 78.7 2 48 21.3 W = 225.00 N = 225 UANG_MUKA 1950000.00 T erminal Node 4 Class = 1 Class Cases 1 243 88.0 2 33 12.0 W = 276.00 N = 276 HARGA_OT R = 13915000.00 Node 3 Class = 1 UANG_MUKA = 1950000.00 Class Cases 1 420 83.8 2 81 16.2 W = 501.00 N = 501 BUNGA_PINJAMAN = 6631300.00 T erminal Node 5 Class = 2 Class Cases 1 128 72.3 2 49 27.7 W = 177.00 N = 177 BUNGA_PINJAMAN 6631300.00 T erminal Node 6 Class = 1 Class Cases 1 37 88.1 2 5 11.9 W = 42.00 N = 42 HARGA_OT R 13915000.00 Node 5 Class = 2 BUNGA_PINJAMAN = 6631300.00 Class Cases 1 165 75.3 2 54 24.7 W = 219.00 N = 219 UANG_MUKA 1275000.00 Node 2 Class = 2 HARGA_OT R = 13915000.00 Class Cases 1 585 81.3 2 135 18.8 W = 720.00 N = 720 Node 1 Class = 1 UANG_MUKA = 1275000.00 Class Cases 1 647 82.5 2 137 17.5 W = 784.00 N = 784 43 1. Aturan klasifikasi untuk terminal node 1 Jika uang muka ≤ 1.275.000, maka probabilitas calon konsumen tersebut dierima permohonan kreditnya adalah sebesar 0.968. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 1 sebesar 64 data, dengan persebtase data sebesar 8.2 dengan resiko 0.03. 2. Aturan klasifikasi untuk terminal node 2 Jika harga OTR ≤ 13.915.000, uang muka 1.275.000, dan uang muka ≤1.575.000, maka probabilitas calon konsumen tersebut diterima permohonan kreditnya adalah sebesar 0.824. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 2 adalah sebesar 118 data, dengan persentase sebesar 15.1, dan resiko kesalahan sebesar 0.1356. 3. Aturan klasifikasi untuk terminal node 3 Jika harga OT R ≤ 13.915.000, uang muka 1.575.000, dan uang muka ≤ 1.950.000 maka probabilitas calon konsumen tersebut ditolak permohonan kreditnya adalah sebesar 0.3. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 3 adalah sebesar 107 data, dengan persentase sebesar 13.6, dan resiko kesalahan sebesar 0.7. 4. Aturan klasifikasi untuk terminal node 4 Jika harga OTR ≤ 13.915.000 dan uang muka 1.950.000, maka probabilitas calo konsumen tersebut diterima permohonan kreditnya adalah sebesar 0.881. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 4 adalah sebesar 276 data, dengan persentase data sebesar 35.2, dan resiko kesalahan sebesar 0.119. 44 5. Aturan klasifikasi untuk terminal node 5 Jika uang muka 1.275.000, harga OTR 13.915.000, dan bunga pinjaman ≤ 6.631.300, maka probabilitas calon konsumen tersebut ditolak permohonan kreditnya adalah sebesar 0.28. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 5 adalah sebesar 177 data, dengan persentase data sebesar 22.6, dan resiko kesalahan sebesar 0.72. 6. Aturan klasifikasi untuk terminal node 6 Jika uang muka 1.275.000, harga OTR 13.915.000, dan bunga pinjaman 6.631.300, maka probabilitas calon konsumen tersebut diterima permohonan kreditnya adalah sebesar 0.881. Adapun jumlah kasus yang terdapat pada terminal node 6 adalah sebesar 42 data, dengan persentase data sebesar 5.4, dan resiko kesalahan sebesar 0.119. Akan tetapi, dalam model optimum pengklasifikasian permohonan kredit konsumen yang sudah didapat diatas terdapat hal menarik yang dapat dijadikan sedikit evaluasi untuk pihak perusahaan, yaitu belum jelasnya standar penilaian diterima atau ditolaknya sebuah permohonan kredit konsumen. Hal ini dapat dilihat pada hasil akhir yang terdapat pada terminal node 1 dan terminal node lainnya. Pada terminal node 1 variabel yang menjadi tolak ukur klasifikasi permohonan kredit yang diterima hanya variabel uang muka yang besarnya ≤ Rp. 1.250.000,00. Namun, pada terminal node lain, jelas terlihat bahwa selain uang muka terdapat variabel lain yang menjadi tolak ukur pengklasifikasian permohonan kredit konsumen yakni variabel harga OTR dan variabel bunga pinjaman. 45 Laporan kesimpulan dari model optimal tree yang diperoleh dapat dilihat pada gains cart dibawah ini : Tabel 4.8 GAINS CHART Node Persentase Komulatif Kelas Terikat Persentase Komulatif Populasi 3 23.36 13.65 5 59.12 36.22 2 70.80 51.28 4 94.89 86.48 6 98.54 91.84 1 100.00 100.00 Menurut [5] suatu model optimal tree dikatakan suatu model yang dapat mempresentasikan data awal yang digunakan jika hasil akhir persentase komulatif kelas terikat Cum Tgt. Class lebih besar daripada persentasi komulatif dari populasinya Cum Pop. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Cum Tgt. Class yang didapat lebih besar daripada nilai Cum Pop –nya kesimpulkan tersebut juga dikuatkan dengan grafik pada Gambar 4.3 di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa model optimal tree yang terbentuk dapat dikatakan suatu model yang dapat mempresentasikan data awal yang dipakai dalam penelitian. Gambar 4.3 Gains CART Optimal Tree 50 100 150 1 2 3 4 5 6 Cum Tgt. Class Cum Pop 46 Setelah mengetahui bahwa model tersebut sudah dikatakan dapat mempresentasikan data awal, selanjutnya dapat diketahui persentase keberhasilan pengelompokan berdasarkan Tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 Prediction Success Variabel kelas Jumlah Kasus Persentase Sukses Prediksi Kelas 1 Diterima 2Ditolak 1Diterima 647 68.62 444 203 2Ditolak 137 59.12 56 81 Total 784 63.87 Pada Tabel 4.9, persentase berhasilnya pengelompokan pada data percobaan diperlihatkan untuk masing-masing kelompok. Pada kelompok permohonan kredit yang diterima terdapat 647 konsumen, setelah dilakukan kembali pengelompokan tersebut terdapat 444 konsumen dengan tepat dikelompokkan ke dalam kelompok konsumen yang diterima permohonan kreditnya, sehingga persentase kesuksesan pengelompokan untuk kelompok permohonan kredit yang diterima adalah 68.62. Begitu pula, pada kelompok permohonan kredit yang ditolak terdapat 137 konsumen, setelah dilakukan kembali pengelompokan tersebut kesuksesan pengelompokan sebanyak 81 konsumen, sehingga persentasenya adalah 59.12. Secara keseluruhan, kesuksesan pengelompokan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.10 yaitu total kesuksesan pengelompkkan yang dilakukan sebanyak 525 konsumen dari total 784 konsumen, sehingga persentase total kesuksesan pengelompokan sebesar 63.87. 47 Setelah mengetahui akurasi pengelompokan dengan model CART metode classification tree, selanjutnya dapat diketahui urutan variabel pemisah. Berdasarkan kontribusi yang terbesar terhadap proses pemisahan berarti memiliki peranan yang paling penting dalam pengelompokan dan sebaliknya semakin kecil kontribusinya terhadap proses pemisahan maka memilki peranan yang kurang penting dalam proses pemisahan, dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Variabel Terpenting Variabel Nilai Uang Muka 100.00 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||| Harga OTR 24.04 |||||||||| Bunga Pinjaman 21.50 |||||||| Tenor Pembayaran 6.69 || Kondisi Kendaraan 5.01 | Jenis Kelamin 0.55 Pada Tabel 4.10, diperlihatkan bahwa variabel pemisah yang terpenting dalam proses pembentukan model tree adalah variabel uang muka dengan nilai kontribusi 100. Setelah itu variabel harga OTR dan variabel bunga pinjaman yang mempunyai nilai kontribusi rata-rata sebesar 22.77. Sementara untuk variabel tenor pembayaran dan kondisi kendaraan memiliki nilai kontribusi yang kurang dari 10. Sedangkan untuk variabel jenis kelamin mempunyai nilai kontribusi yang kurang dari 1 yakni sebesar 0.55, berarti tidak memiliki peranan dalam pemisahan kelompok. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Data konsumen diolah menggunakan metode CART yang menghasilkan suatu model tree yang dapat ditarik suatu kesimpulan berdasarkan tujuan dari penulisan skripsi ini. Pertama, variabel yang menjadi faktor terpenting dalam menentukan pola klasifikasi persetujuan permohonan kredit adalah variabel uang muka. Kemudian setelah variabel uang muka, variabel yang memilki peran cukup penting adalah variabel harga OTR dan variabel bunga pinjaman. Sementara untuk variabel tenor pembayaran dan kondisi kendaraan hanya mempunyai sedikit peran dalam pembentukan model, sementara untuk variabel jenis kelamin tidak memiliki peran penting dalam proses pembentukan model tree. Kedua, pola klasifikasi calon konsumen akan diterima permohonan kreditnya adalah sebagai berikut : 1. Jika harga OTR ≤ 13.915.000 dan uang muka berkisar antara 1.275.000 – 1.575.000, maka prbabilitas konsumen tersebut diterima permohonan kreditnya adalah 0.865 yang berarti kemungkinan permohonan kreditnya akan diterima lebih besar. 2. Jika harga OTR ≤ 13.915.000 dan uang muka 1.950.000, maka probabilitas konsumen tersebut diterima permohonan kreditnya adalah 49 sebesar 0.881, yang berarti kemungkinan permohonan kreditnya diterima lebih besar. 3. Jika uang muka 1.275.000, harga OTR 13.915.000, dan bunga pinjaman 6.631.300, maka probabilitas konsumen tersebut akan diterima permohonan kreditnya adalah 0.881, yang berarti kemungkinan permohonan kreditnya diterima lebih besar. Ketiga model tree permohonan kredit diterima yang optimal digambarkan sebagai berikut : Gambar 5.1 Optimal Tree Model optimal tree di atas memilki resiko atau relative cost paling kecil yaitu sebesar 0.405 sehingga model tree inilah yang dikatakan dapat dipakai oleh pihak perusahaan untuk memprediksi calon konsumen baru. UANG_MUKA = 1275000.00 T erminal Node 1 Class = 1 Class Cases 1 62 96.9 2 2 3.1 W = 64.00 N = 64 UANG_MUKA = 1575000.00 T erminal Node 2 Class = 1 Class Cases 1 102 86.4 2 16 13.6 W = 118.00 N = 118 UANG_MUKA 1575000.00 T erminal Node 3 Class = 2 Class Cases 1 75 70.1 2 32 29.9 W = 107.00 N = 107 UANG_MUKA = 1950000.00 Node 4 Class = 2 UANG_MUKA = 1575000.00 Class Cases 1 177 78.7 2 48 21.3 W = 225.00 N = 225 UANG_MUKA 1950000.00 T erminal Node 4 Class = 1 Class Cases 1 243 88.0 2 33 12.0 W = 276.00 N = 276 HARGA_OT R = 13915000.00 Node 3 Class = 1 UANG_MUKA = 1950000.00 Class Cases 1 420 83.8 2 81 16.2 W = 501.00 N = 501 BUNGA_PINJAMAN = 6631300.00 T erminal Node 5 Class = 2 Class Cases 1 128 72.3 2 49 27.7 W = 177.00 N = 177 BUNGA_PINJAMAN 6631300.00 T erminal Node 6 Class = 1 Class Cases 1 37 88.1 2 5 11.9 W = 42.00 N = 42 HARGA_OT R 13915000.00 Node 5 Class = 2 BUNGA_PINJAMAN = 6631300.00 Class Cases 1 165 75.3 2 54 24.7 W = 219.00 N = 219 UANG_MUKA 1275000.00 Node 2 Class = 2 HARGA_OT R = 13915000.00 Class Cases 1 585 81.3 2 135 18.8 W = 720.00 N = 720 Node 1 Class = 1 UANG_MUKA = 1275000.00 Class Cases 1 647 82.5 2 137 17.5 W = 784.00 N = 784