Macam-macam Talak Menurut Hukum Islam

23 e. Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Selanjutnya pada pasal 39 UUP dinyatakan: a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami isteri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri. c. Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundangan sendiri.

C. Macam-macam Talak Menurut Hukum Islam

Ditinjau dari sebab ada tidaknya praktek Rasullah SAW dan para sahabatnya mengenai penjatuhan talak, maka talak dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu: talak sunni dan talak bid’i. Talak sunni ialah yang dijatuhkan suami kepada istri pada saat istri dalam keadaan suci dan selama suci ini ia belum dicampuri. 37 Atau definisi lain mengungkapkan bahwa talak yang disunnahkan atau diajarkan Rasullah SAW. Maka termasuk jenis talak ini adalah talak yang dijatuhkan kepada istri yang suci dan 37 A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan NTCR, Bandung: Al-Bayan, 1995, Cet.-2, h.93 24 selama masa suci itu belum dicampuri, ataupun talak yang dijatuhkan kepada istri yang tidak sedang dalam keadaan hamil. 38 Sementara talak bid’i ialah talak yang dijatuhkan suami kepada istri yang sedang dalam keadaan haidh, ataupun dalam keadaan suci akan tetapi sudah ia campuri. 39 Bila ditinjau dari dapat tidaknya seseorang kembali lagi kepada bekas istri yang diceraikannya, maka talak dapat di kategorikan menjadi dua macam, yaitu: 1 talaq raj’i; 2 talaq ba’in sugra dan kubra. Pembagian ini berdasarkan bunyi dua buah firman Allah SWT dibawah ini: 40                                                                                     ٢ : ٢ ٢ ٩ - ٢ ٣ ٠ Artinya: Talak yang dapat dirujuki dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya suami isteri 38 Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet.-3, h.170 39 Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet.-3, h.170 40 A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan NTCR, Bandung: Al-Bayan, 1995, Cet.-2, h.93-95 25 tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang- orang yang zalim. Kemudian jika si suami mentalaknya sesudah Talak yang kedua, Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya bekas suami pertama dan isteri untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan- Nya kepada kaum yang mau mengetahui. QS.Al-Baqarah2: 229-230 Talak raj’i ialah talak satu dan dua tanpa adanya penebusan talak ‘iwad dari istri untuk suami, yang masih, yang masih memberikan kesempatan kepada bekas suami untuk kembali lagi rujuk kepada bekas istrinya itu selam masa ‘iddahnya tanpa disertai dengan akad yang baru. 41 Adapun talak ba’in sugra ialah talak satu dan dua, baik dijatuhkan sekaligus maupun berturut-turut dengan disertai ‘iwad dari istri untuk suami dan suami masih berhak kembali lagi dengan bekas istrinya itu hanya saja dengan akad yang baru. Talak ba’in sugra ini ada tiga macam yaitu: 1 talak yang terjadi sebelum dukhul; 2 talak dengan tebusan khulu; 3 talak yang dijatuhkan oleh pengadilan hakim. 42 Sementara talak ba’in adalah talak tiga, baik dijatuhkan sekaligus maupun berturut-turut, yang menyebabkan seorang suami tidak dapat kembali lagi kepada bekas istrinya kecuali ia sudah menikah dengan suami yang baru kemudian keduanya bercerai setelah bercampur dan masa ‘iddahnya pun telah berakhir pula. Barulah 41 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 8, Bandung: Al-Ma’arif, 1994, h.60 42 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 8, Bandung: Al-Ma’arif, 1994, h.69 26 dengan persyaratan tersebut si suami boleh menikah lagi dengan bekas istri yang diceraikan dengan talak tiga. 43

D. Akibat Hukum Thalak