Tujuan dan Manfaat Zakat

Al-Qurthubi wafat 671 H dalam tafsir al-Jaami li Ahkaam al- Quran menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kata-kata haqun malum hak yang pasti pada surat adz-Dzaariyaat ayat 19 adalah zakat yang diwajibkan, bagi semua harta yang dimiliki dan semua penghasilan yang didapat dan dicari jika telah memenuhi syarat nisab zakat maka wajib dikeluarkan zakatnya. 8

C. Tujuan dan Manfaat Zakat

1. Tujuan dari zakat Sebagaimana yang telah kita ketahui, zakat adalah salah satu sebagian dari ibadah, dalam rukun Islam yang ke empat. Unsur dari zakat mempunyai tujuan yang paling dasar dan mulia disisi manusia itu sendiri dan tuhan-Nya. Secara global tujuan utama dari zakat adalah mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat islam dan melancarkan sifat pertukaran ekonomi global, dan menciptakan tujuan kasih saying dan iba kepada kaum dluafa. 2. Hikmah dan Manfaat Zakat Sesuatu hal yang baik mempunyai hikmah dan manfaat yang ditujunya. Tak lain zakat pun demikian, hikmah dan manfaat dari zakat ialah : 9 Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Swt dan mensyukuri nikmat-Nya, dan menumbuhkan akhlak mulia dengan 8 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Moderen, hal 94-95 9 Didin Hafidhuddin zakat Dalam Perekonomian Moderen, hal. 9-15. rasa kemanusiaan yang tinggi batau kesolidaritasan, menghilangkan sifat kikir, rakus, dan materealistis yang berlebvihan. Semua itu mengembangkan dan menumbuhkan ketenangan hidup, membersihkan diri dari harta yang bukan miliknya. Sebagaimana firman Allah dalm al-Quran surat Ibrahim ayat 7:              “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Kedua, karena zakat merupakan hak Mustahik atau delapan ashnaf maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka dari kemiskinan. Dan zakat mengarah kepada kehidupan yang lebih baik, layak dan sepadan dengan perekonomian yang memadai dan menghindarkan dari bahaya kekufuran yang nyata menghilangka iri dengki dan hasad dari mereka yang kaya. Selanjutnya fungsi zakat bukan sekedar memenuhi kebutuha para mustahik melainkan memberikan rasa setara dan seimbang dengan si kaya kearah kesejahteraan kehidupan. Sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla dalm surat al-Nisa ayat.: 7 Yang ketiga, sebagai pilar amal bersamajamai antara orang-orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan berjihad di jalan Allah. Kesibukan tersebut tidak dia miliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar mencari nafkah diri dan keluarganya. Allah berfirma dalam surat al-Baqarah ayat 273                                   Berinfaqlah kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah; mereka tidak dapat berusaha di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan di jalan Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui. Disamping itu sebagai fungsi social yang kongkrit yang di syariatkan pleh agama islam sebagai tolong menolong kepada sesama. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-Mâidah ayat 2:                                                            Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan mengganggu binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalâ’id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan Negara juga sarana prasarana yang harus dimiliki oleh umat islam seperti masjid, tempat pendidikan, kesehatan, jalan dan jembatan yang semua ini didanai oleh sumber dana dari zakat. Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor saja melainkan bagian dari hak orang lain dengan cara itu kita mengusahakan beretika ekonomi yang baik dan benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 267:                                 “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Keenam, sebagai pembangunan untuk mensejahterakan pemerataan masyarakat umat islam yang dikelola oleh baitul mal dan baitul zakat seperti Baziz hal ini mencegah terjadinya akumulasi harta dalam satu tangan dan kesenjangan social yang dapat menghancurkan sistim umat, bangsa dan Negara. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 7:                                          “Apa saja harta rampasan fai-i yang diberikan Allah kepada RasulNya dari harta benda yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.” Adapun yang terakhir sebagai dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang yang beriman untuk berzakat, berinfak, bersedekah dan menunjukan umat Islam mampu bekerja keras dan berusaha untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik. 21

BAB III HADIS-HADIS TENTANG ZAKAT PROFESI

Adapun para ulama yang sepakat tentang perlunya zakat profesi di berlakukan pada saat ini menggunakan landasan hukum, baik itu dari nash al- Qur’an maupun hadis rasulullah. Berkenaan hujjah atau landasan hukum para ulama tersebut tentang masalah ini, penulis akan memaparkan hadis-hadis yang di jadikan hujjah oleh mereka. Para ulama menggunakan dua tema yang berbeda untuk mendukung pendapatnya, diantaranya al-Haul dan al-Mustafâda.

A. Redaksi Hadis

1. Pertama hadis yang diriwayatkan oleh Abû Dâud dari jalur’Alî Ra,

yaitu: