Insufisiensi Mitral Penyakit Katup Jantung

17 a Timbulnya murmur 10 tahun setelah masa demam rematik b 10 tahun berikutnya gejala berkembang c 10 tahun berikutnya sebelum penderita mengalami sakit serius Komplikasi dapat berat atau mengancam jiwa. Stenosis mitral biasanya dapat dikontrol dengan pengobatan dan membaik dengan valvuloplasty atau pembedahan. Tingkat mortalitas post operatif pada mitral commisurotomy adalah 1-2 dan pada mitral valve replacement adalah 2-5. Leonard S. Lilly, 2007

2.1.3.2 Insufisiensi Mitral

Insufisiensi mitral merupakan keadaan dimana terdapat refluks darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak menutup secara sempurna. kelainan katup mitralis yang disebabkan karena tidak dapat menutupnya katup dengan sempurna pada saat sistol. Leonard S. Lilly, 2007  Etiologi Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas reumatik dan non reumatik degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya. Di negara berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik. Leonard S. Lilly, 2007  Patofisiologi Stenosis mitral diawali dengan demam reumatik. Adapun demam reumatik merupakan kelanjutan dari infeksi faring yang disebabkan streptokok beta hemolitik grup A. Reaksi autoimun terhadap infeksi streptokok secara hipotetif akan menyebabkan kerusakan jaringan atau manifestasi demam reumatik, sebagai berikut : Leonard S. Lilly, 2007 1 Streptokok grup A akan menyebabkan infeksi faring. 2 Antigen streptokok akan menyebabkan pembentukan antibody pada hospes yang hiperimun. 3 Antibodi akan bereaksi dengan antigen streptokok, dan dengan jaringan hospes yang secara antigenik sama seperti streptokok dengan kata lain antibodi tidak dapat membedakan antara antigen streptokok dengan antigen jaringan jantung. 18 4 Autoantibodi tesebut bereaksi dengan jaringan hospes sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan. Leonard S. Lilly, 2007 Adapun kerusakan jaringan ini akan menyebabkan peradangan pada lapisan jantung khususnya mengenai endotel katup, yang mengakibatkan pembengkakan daun katup dan erosi pinggir daun katup. Hal ini mengakibatkan tidak sempurnanya daun katup mitral menutup pada saat sistolik sehingga mengakibatkan penurunan suplai darah ke aorta dan aliran darah balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri,hal ini mengakibatkan penurunan curah sekuncup ventrikel sehingga jantung berkompensasi dengan dilatasi ventrikel kiri, peningkatan kontraksi miokardium, hipertrofi dinding ventrikel dan dinding atrium sehingga terjadi penurunan kemampuan atrium kiri untuk memompa darah hal ini mengakibatkan kongesti vena pulmonalis dan darah kembali ke paru-paru mengakibatkan terjadi edema intertisial paru, hipertensi arteri pulmonalis, hipertensi ventrikel kanan sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung kanan. Leonard S. Lilly, 2007  Pemeriksaan 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisis:  Inspeksi : bentuk tubuh, pola pernapasan, emosiperasaan  Palpasi : suhu dan kelembaban kulit, edema, denyut dan tekanan arteri  Perkusi : batas-batas organ jantung dengan sekitarnya.  Auskultasi : - Bising pansistolik yang bersifat meniup blowing di apeks, menjalar ke aksila dan mengeras pada ekspirasi - Bunyi jantung I lemah karena katuo tidak menutup sempurna - Bunyi jantung III yang jelas karena pengisian yang cepat dari atrium ke ventrikel pada saat distol. Leonard S. Lilly, 2007 3. Pemeriksaan penunjang : - Elektrokardiogram : 19 a. Menilai derajat insufisiensi, lamanya, adatidaknya penyakit penyerta b. Gambaran P mitral dengan aksis dan kompleks QRS yang normal c. Aksis yang bergeser ke kiri dan adanya hipertrofi ventrikel kiri d. Ekstra sistol atrium 4. Foto Toraks :  Ukuran jantung biasanya normal  Pada kasus yang berat dapat terlihat pembesaran jantung  Bendungan paru  Perkapuran pada anulus mitral 5. Fonokardiogram : menilai gerakan katup, ketebalan dan perkapuran serta menilai derajat regurgitasi insufisiensi mitral 6. Laboratorium : mengetahui adatidaknya reuma aktifreaktivasi. Leonard S. Lilly, 2007  Terapi medikamentosa 1. Digoxin Digoxin amat berguna terhadap penanganan fibrilasi atrium. Ia adalah kelompok obat digitalis yang bersifat inotropik positif. Ia meningkatkan kekuatan denyut jantung dan menjadikan denyutan jantung kuat dan sekata. 2. Antikoagulan oral Antikoagulan di berikan kepada pasien untuk mengelakkan terjadinya pembekuan darah yang bisa menyebabkan emboli sistemik. Emboli bisa terjadi akibat regurgitasi dan turbulensi aliran darah. 3. Antibiotik profilaksis Administrasi antibiotik dilakukan untuk mengelakkan infeksi bacteria yang bisa menyebabkan endokarditis. Leonard S. Lilly, 2007  Terapi surgikal Dalam kasus insufisiensi mitralis kronik, terapi surgical adalah penting untuk memastikan survival pasien. Untuk itu katup prostetik digunakan untuk menggantikan katup yang rusak. Leonard S. Lilly, 2007 20  Prognosis Prognosis untuk penderita insufisiensi mitral adalah tergantung pada penyebab berlakunya masalah ini. Dalam kasus yang disebabkan oleh panyakit arteri koronaria, prognosisnya lebih buruk jika dibandingkan dengan yang disebabkan oleh perubahan myxomatous. Sedangkan, bila disebabkan oleh demam reumatik prognosisnya lebih baik. Leonard S. Lilly, 2007

2.1.4 Penyakit Jantung Reumatik