Jenis Penelitian Definisi Operasional

30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dilakukan dengan survei. Menurut Travers 1978 yang dikutip oleh Sevilla, et al. 2007 penelitian deskriptif merupakan rancangan penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari kondisi yang ada. Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder pasien penderita diabetes melitus tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dengan pendekatan secara retrospektif, dalam hal ini adalah rekam medik dan laporan pemakaian obat pasien rawat inap diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang berlokasi di Jl. Prof. H. M. Yamin, SH No. 47 Medan. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit rujukan dan merupakan rumah sakit kelas B.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2015 dengan pengambilan data selama 6 bulan yaitu bulan Juli-Desember 2014. 31 = 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang akan dikaji yang menjadi fokus perhatian suatu kajian Harinaldi, 2005. Populasi dalam penelitian ini adalah data rekam medik pasien rawat inap diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014. Populasi target diperoleh dari rekam medik pasien rawat inap diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014 sejumlah 840.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian, atau subset himpunan bagian, dari suatu populasi Harinaldi, 2005. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medik pasien rawat inap diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014 yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil secara acak sederhana dihitung berdasarkan rumus sampel minimal Slovin. Rumus sampel minimal Slovin merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimal yang diambil bila diketahui jumlah populasinya Sevilla, 2007. Rumus sampel minimal Slovin sebagai berikut: N n = 1 + Ne² 840 n = 1 + 840. 0,1 840 1 + 8400,01 840 = 1 + 8,4 840 = 9,4 = 89,36 Keterangan: n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi 840 e : Batas Toleransi Kesalahan error tolerance 10 = 0,1 32 Dengan jumlah populasi sebesar 840 dan batas toleransi kesalahan 10 maka diperoeh besar sampel minimal 89,36. Sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria inklusi . Kriteria inklusi: a. rekam medik atau laporan pemakaian obat pasien yang dirawat di instalasi rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan diagnosis penyakit diabetes melitus tipe 2 pada bulan Juli-Desember 2014. b. data rekam medik pasien lengkap, memuat: data pasien nama, jenis kelamin, usia, tanggal masuk rumah sakit, diagnosis penyakit, data penggunaan obat antidiabetes. c. kategori semua gender dan usia. d. mendapat terapi ≥ 2 obat. Kriteria eksklusi: a. Data rekam medik pasien lengkap tetapi tidak dapat dibaca.

3.4 Definisi Operasional

a. subyek penelitian adalah rekam medik atau laporan pemakaian obat pasien rawat inap dengan diagnosis penyakit diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014. b. penyakit diabetes melitus tipe 2 adalah suatu kumpulan gejala klinis sindroma klinis yang timbul oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah kronis akibat kekurangan insulin maupun menurunnya kepekaan reseptor insulin. 33 c. rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. d. data laporan pemakaian obat per pasien adalah berkas yang berisikan data tentang pemakaian obat pada pasien rawat inap dengan diagnosis diabetes melitus tipe 2 yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada periode Juli-Desember 2014. e. periode pengamatan adalah suatu rentang waktu untuk menentukan besarnya insidensi pada periode tersebut. f. potensi interaksi obat antidiabetes adalah potensi obat antidiabetes dengan obat antidiabetes atau dengan obat lain untuk berinteraksi sedemikian rupa sehingga efektivitas atau toksisitas salah satu atau lebih obat berubah. g. persentase kejadian potensi interaksi antidiabetes adalah persentase potensi interaksi obat antidiabetes yang ditemukan pada subjek penilitian. h. usia subjek dihitung sejak tahun lahir sampai dengan ulang tahun terakhir, kelompok usia ditentukan menjadi tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun, 55- 64 tahun, 65-74 tahun, dan ≥75 tahun. i. jenis obat adalah obat antidiabetes yang berpotensi interaksi. j. mekanisme interaksi adalah bagaimana interaksi obat terjadi apakah secara farmakokinetik, farmakodinamik atau unknown. k. tingkat keparahan interaksi obat adalah minor, moderate, atau major. l. interaksi farmakokinetik adalah salah satu obat mengubah tingkat absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lain yang diberi secara bersamaan. 34 m. interaksi farmakodinamik adalah interaksi dimana suatu obat menginduksi perubahan respon pasien terhadap obat lain tanpa mengubah farmakokinetik obat lain. n. unknown adalah kejadian interaksi obat yang telah tercatat dalam literatur tetapi mekanisme interaksinya belum diketahui secara jelas. o. tingkat keparahan minor memiliki efek ringan, kemungkinan dapat mengganggu tetapi seharusnya tidak secara signifikan mempengaruhi hasil terapi. Pengobatan tambahan biasanya tidak diperlukan. p. tingkat keparahan moderate menyebabkan penurunan status klinis pasien. Pengobatan tambahan, rawat inap, atau diperpanjang dirawat di rumah sakit mungkin diperlukan. q. Tingkat keparahan major secara potensial mengancam jiwa atau dapat menyebabkan kerusakan permanen. 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Sumber Data