1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fenomena jatuhnya perekonomian Amerika Serikat pada medio pertengahan 2008 akibat subprime mortgage mengakibatkan membengkaknya kasus kredit
macet perumahan membawa dampak secara global. Ambruknya pasar financial dan moneter beberapa negara yang dianggap kuat membawa dampak negatif bagi
negara lain, salah satunya Indonesia yang secara pelan tapi pasti terkena imbas jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menembus level Rp 10.000, dolar
hingga jatuhnya harga saham-saham yang diperdagangkan di BEI Bursa Efek Indonesia yang tergabung dalam Indeks Harga Saham Gabungan IHSG yang
mencapai pada ambang batas tolerir penurunan indeks dalam satu hari yaitu hampir 10.
Gambar 1.1 Kurs Rupiah
2
Hal ini mengakibatkan pemerintah mengambil tindakan cepat melalui otoritas BEI dan BAPEPAM dengan melakukan suspend atau penghentian perdagangan
sementara dengan tujuan melindungi investor hingga pada kondisi normal, tetapi hal ini tidak banyak membantu karena banyaknya faktor variabel yang
mempengaruhi pergerakan indeks pada kondisi yang diyakini beberapa pihak akan mengulang krisis ekonomi 1997, dari fenomena tersebut kecenderungan
penurunan IHSG sering kali bersamaan dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dimana terjadinya krisis mata uang dan krisis pasar modal terjadi
bersamaan dalam beberapa dekade Argentina 1994, Indonesia 1997, Turkey 2001. Telah terbukti secara empiris bahwa ada kausalitas dua arah antara
exchange rate dan stock price sebelum terjadi krisis keuangan di asia, namun setelah krisis exchange rate mempengaruhi stock price Azman, et all, 2002.
Peningkatan nilai tukar dan krisis pasar modal inilah yang menimbulkan pertanyaan tentang hubungan potensial antara keduanya.
Faktor lain adalah pengaruh perubahan bursa global terhadap sikap investor di Indonesia sehingga mempengaruhi pergerakan indeks, hal ini
didasarkan pada kondisi pasar yang lemah akibat isu dari kondisi bursa global sehingga terlihat mudah sekali isu bursa global mempengaruhi indeks. Proses
globalisasi pada fase sekarang terdiri dari dua fenomena yang berbeda, yakni globalisasi bisnis produk dan globalisasi bisnis keuangan dimana proses
globalisasi bisnis keuangan telah memiliki signifikasi dan kekuatan yang lebih
3
besar daripada globalisasi bisnis produk dalam tanda kutip. Bisnis keuangan meliputi bisnis valas valuta asing serta investasi langsung dan investasi tidak
langsung. Investasi melalui pasar modal sebagai bentuk investasi bisa langsung dilakukan dimana saja diseluruh dunia termasuk di Bursa Efek Indonesia BEI.
Investor menginvestasikan uangnya berdasarkan preferensi keuntungan yang optimal melalui investasi portofolio. Pasar modal Indonesia melalui bursa efek
Jakarta merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Selain itu biasanya untuk bursa-bursa saham yang berdekatan lokasinya,
seringkali memiliki investor yang sama. Fenomena yang terjadi karena globalisasi serta Indonesia sebagai anggota World Trade Organization telah membuka bursa
saham bagi invetor asing yang berinvestasi diseluruh dunia. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain. Dalam hal
ini, biasanya bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Achsani 2000 tentang bagaimana bursa
merespon terhadap shock dari bursa lain, apabila terjadi shock di Amerika Serikat maka bursa-bursa regional tidak akan terlalu meresponnya. Hanya di Singapura,
Hong Kong, Jepang dan Taiwan dan New Zealand yang akan langsung merespon, dan respon pun tidak cukup besar. Sebaliknya jika shock di Singapura, Australia
atau Hong Kong, secara cepat shock tersebut akan ditransmisikan ke hampir semua bursa saham di Asia Pasifik, termasuk BEI.
4
Pada awal mula penulisan literatur pasar efisien, pasar modal dikatakan efisien bila perubahan harga saham tidak dapat diprediksi atau random. Dengan
kata lain, harga saham mengikuti model random walk, sehingga tidak mengherankan bila model random walk di sini hampir dipersepsikan identik
dengan hipotesis pasar efisien. Harga saham yang bergerak secara random tersebut merupakan konsekuensi dari reaksi para investor yang rasional yang
saling berkompetisi untuk mendapatkan informasi yang baru sebelum investor lain menemukan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan membeli atau
menjual saham di pasar modal. Jika harga saham ditentukan secara rasional maka hanya informasi yang baru saja, yang menyebabkan harga saham berubah.
Informasi lama telah terefleksikan pada harga saham, sehingga dengan mengasumsikan berlakunya constant equilibrium expected return sepanjang
Gambar 1.2 IHSG
5
waktu, bila harga saham di masa datang dapat diprediksi dengan informasi terdahulu, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal tersebut tidak efisien.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan dalam latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah nilai tukar mata uang
dan indeks harga saham global Nasdaq, Taiex, Nikkei, Kospi berpengaruh terhadap pergerakan IHSG secara simultan dan parsial?
1.3.Tujuan Penelitian
Sesuai pokok permasalah diatas maka diambil tujuan dari penelitian ini, yaitu Untuk mengetahui apakah nilai tukar mata uang dan indeks harga saham global
Nasdaq, Taiex, Nikkei, Kospi berpengaruh terhadap pergerakan IHSG secara simultan dan parsial
1.4.Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada 1. Akademis dan Personal, memperkaya khasanah penelitian ilmu akuntansi
serta meningkatkan dan mengembangkan wawasan keilmuan pasar modal, 2. bagi Investor, sebagai bahan pertimbangan untuk memprediksi krisis pasar
modal menggunakan informasi nilai tukar mata uang dalam menetapkan pilihan investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan
dan meminimalkan resiko atas investasi dananya,
6
3. sebagai referensi untuk penelitian lanjutan serta akan menjadi masukan berguna untuk penelitian sejenisnya berikutnya.
1.5.Originalitas
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Mansur 2004 dan Achsani 2000 yang merupakan penelitian dengan variabel yang sama tetapi karena
ketidak konsistenan hasil penelitian maka peneliti mencoba meneliti kembali dengan variabel tambahan yaitu nilai tukar mata uang X1 serta rentang data
yang lebih panjang yaitu dari tahun 2001 sd 2008. Adapun batasan penelitian ini adalah mencari korelasi hubungan timbal balik antara variabel dependent IHSG
terhadap variabel independent yang terdiri dari variabel nilai tukar mata uang X1 yang menggunakan nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah.
Variabel indeks harga saham global yang terdiri dari indeks Nasdaq X2 yang mewakili indeks saham global dari benua Amerika karena diharapkan dapat
menggambarkan keadaan bursa saham Amerika yang menjadi tolak ukur perekonomian dunia. Indeks Taiex X3, Nikkei X4dan Kospi X5 mewakili
indeks saham global dari regional asia yang secara geografis lebih dekat dengan IHSG Y sehingga pergerakan informasi lebih cepat karena kesamaan waktu
perdagangan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA