Klasifikasi Jasa TINJAUAN PUSTAKA

b. Memilih sendiri : pelanggan mencari barang mereka sendiri, walaupun mereka dapat meminta bantuan. c. Layanan terbatas : pengecer ini dapat memiliki lebih banyak barang dan jasa berbelanja seperti kredit dan tawaran pengambilan barang. Pelanggan membutuhkan lebih banyak informasi dan bantuan. d. Layanan penuh: wiraniaga siap untuk membantu dalam setiap tahap proses mencari, mambandingkan dan memilih. Menurut Hendri Ma’ruf 2006:74 menyatakan gerai-gerai jenis modern adalah sebagai berikut: a. Minimarket yaitu toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari- hari. b. Convinance store yaitu toko yang mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dalam harga, jam buka dan luas ruang serta lokasi. c. Special store yaitu toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga konsumen tidak harus mencari lagi di toko lain, keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga premium membuat speciality unggul. Setiap gerai ritel didirikan dan menjual berbagai produkbarang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk yang dijual pada gerai ritel tersebut berbeda antara gerai ritel satu dengan gerai ritel lainnya berdasarkan segmen dan target pasar yang dibidik. Setiap ritel harus berusaha mengembangkan gerai ritelnya agar tetap mampu bersaing dengan gerai ritel lainnya.

2.6 Klasifikasi Jasa

Jasa memiliki karakteristik khusus yang unik yang membedakan jasa itu sendiri dengan barang yang berwujud, maka dari itu dari segi pemasarannya jasa membutuhkan pemasaran khusus. Adapun definisi jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Lupiyoadi 2001:5 adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan. Kotler dalam Yazid 2001:3 merumuskan jasa setiap tindakan atau untuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terikat bisa juga tidak terikatpada suatu produk fisik Lupiyoadi 2001:6 menyebutkan ada beberapa cara pengklasifikasian jasa, antara lain : a. Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Berdasarkan tingkat kontak konsumen, jasa dapat dibedakan menjadi dua : 1 High contact system, dimana pada tipe ini untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi bagian dalam sistem. 2 Low contact system, dimana dalam tipe ini konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. b. Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan operasi manufaktur. Berdasarkan kesamaanya dengan operasi manufaktuk jasa dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu : 1 Pure service, merupakan jasa yang tergolong high contact dengan tanpa persediaan, artinya sangat berbeda dengan manufaktur. Contohnya jasa tukang cukur dan ahli bedah. 2 Quasimanufakturing service, bahwa dalam banyak hal mirip dengan manufaktur karena jasa ini termasuk low contact dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi jasa. Contohnya jasa perbankan, asuransi, kantor pos dan jasa pengiriman. 3 Mixed service, merupakan kelompok jasa dengan tingkat kontak menengah moderate contact yang menggabungkan beberapa sifat pure service dan quasimanufakturing service. Contohnya jasa bengkel, laundry dan pemadam kebakaran. Jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang. Menurut Tjiptono 2000:15 ada empat karakteristik jasa yaitu : a. Intangibility tidak berwujud, yaitu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. b. Inseparability simultan, yaitu jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya baik manusia atau berupa mesin. c. Variability keanekaragaman, yaitu banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. d. Perishability kerentaan, yaitu tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian.

2.7 Perilaku Konsumen