88
c.  Pada  Tabel  4.5,  yaitu  dengan  menggunakan  metode  proporsional, dapat dilihat bahwa jumlah angsuran pokok dan marjin yang harus
dibayar oleh nasabah setiap bulan adalah sama. d.  Pada  Tabel  4.5,  yaitu  dengan  menggunakan  metode  proporsional,
dapat  dilihat  bahwa  perhitungan  marjin  atau  keuntungan  bank diperhitungkan  dari  pokok  pembiayaan  murabahah,  tidak
diperhitungkan dari outstanding porsi pokok.
Tabel 4.7 Hasil Perbandingan Metode Anuitas dengan
Metode Proporsional Perbedaan
Metode Anuitas Metode Proporsional
Jumlah angsuran pokok
Bertambah besar setiap bulan
Sama setiap bulan Jumlah marjin
Bertambah kecil setiap bulan
Sama setiap bulan Cara perhitungan
marjin Dihitung dari outstanding
angsuran pokok Dihitung dari pokok
pembiayaan murabahah
4. Standar Akuntansi
Diterbitkannya  Buletin  Teknis  No.  9  oleh  Ikatan  Akuntan Indonesia  IAI  pada  tanggal  16  Januari  2013  tentang  Penerapan
Metode  Anuitas  Dalam  Murabahah,  disebutkan  didalamnya  bahwa lembaga keuangan syariah yang menerapkan anuitas untuk pengakuan
laba transaksi pembiayaan murabahah sesuai Fatwa DSN No.84DSN- MUIXII2012  harus  melakukan  pengakuan,  pengukuran,  penyajian,
dan  pengungkapan  sesuai  dengan  ketentuan  pada  PSAK  No.  55 tentang  Instrumen Keuangan:  Pengakuan dan Pengukuran, PSAK No.
89
50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian, dan PSAK No. 60 tentang Instrumen  Keuangan:  Pengungkapan.  Hal  tersebut  ditetapkan  karena
pembiayaan  murabahah  yang  keuntungannya  diakui  secara  anuitas didasarkan  pada  fakta  bahwa  pembiayaan  murabahah  adalah
penyediaan  dana  oleh  lembaga  keuangan  syariah  yang  disalurkan kepada  nasabah  dengan  mekanisme  jual-beli.  Dalam  akuntansi
kegiatan  seperti  ini  secara  substansi  dikategorikan  sebagai  kegiatan pembiayaan financing.
Dalam aplikasi praktik pembiayaan murabahah, PT Bank Syariah Mandiri  tidak  sepenuhnya  mengaplikasikan  PSAK  No.  102  tentang
Akuntansi  Murabahah,  namun  tidak  sepenuhnya  mengaplikasikan PSAK  No.  55  tentang  Instrumen  Keuangan:  Pengakuan  dan
Pengukuran. Hal ini dapat diketahui berdasarkan Surat Edaran Operasi PT Bank Syariah Mandiri No. 6044OPS tanggal 15 Desember 2004,
hasil  wawancara  peneliti  dengan  Staff  Kebijakan  Akuntansi  PT  Bank Syariah  Mandiri,  serta  simulasi  pembiayaan  yang  dibuat  oleh  peneliti
pada  Tabel  4.3  dan  Tabel  4.5,  bahwa  pencatatan  atas  jurnal  transaksi pembiayaaan  murabahah  mengacu  pada  PSAK  No.  102,  sedangkan
perhitungan  keuntungan  transaksi  pembiayaan  murabahah  mengacu pada  PSAK  No.  55,  yaitu  penggunaan  metode  anuitas  sebagai
modifikasi  dari  metode  suku    bunga  efektif.  Selain  itu,  PT  Bank Syariah  Mandiri  juga  melakukan  Penyisihan  Penghapusan  Aktiva
90
Produktif  PPAP  pada  saat  terjadinya  akad,  yaitu  sebesar  1  untuk Kol 1 dan 5 untuk Kol 2 dari total pokok pembiayaan.
Terkait  dengan  diterbitkannya  Buletin  Teknis  No.  9  oleh  IAI sesuai  dengan  Fatwa  DSN  No.84DSN-MUIXII2012,  PT  Bank
Syariah  Mandiri  tetap  menjalankan  kombinasi  antara  PSAK  No.  102 dengan  PSAK  No.  55  hingga  sekarang.  Hal  ini  dilatarbelakangi  oleh
Aminullah, 2013: a.  Sistem dan persiapan yang cukup lama dan mahal untuk penerapan
PSAK No. 55. b.  Sumber  daya  manusia  yang  menguasai  PSAK  No.  55  terbatas,
sehingga  akan  menambah  masalah  bagi  perbankan  syariah  untuk penerapan PSAK ini.
c.  Jika menggunakan PSAK No. 55,  PT Bank Syariah Mandiri harus membuat  Cadangan  Kerugian  Penurunan  Nilai  CKPN,  yaitu
dilakukan  melalui  evaluasi  individual  yakni  sebesar  selisih  antara nilai  tercatat  aset  keuangan  dengan  nilai  kini  estimasi  arus  kas
masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari  aset  keuangan  tersebut.  Hal  ini  akan  membuat  akad
murabahah  menjadi  tidak  sesuai  dengan  syariah  karena mengandung  konsep  nilai  waktu  dari  uang  time  value  of  money.
Mengingat didalam akad murabahah, nominal tidak diperkenankan berubah  selama  periode  akad.  Oleh  karena  itu,  dalam
mencadangkan kerugian atas piutang tak tertagih, PT Bank Syariah
91
Mandiri  mengacu  pada  PSAK  No.  102,  yaitu  dengan  membuat PPAP pada saat terjadinya akad.
Berdasakan  hal-hal  tersebut,  maka  PT  Bank  Syariah  Mandiri menggunakan  kombinasi  PSAK  No.  102  dan  PSAK  No.55  dalam
transaksi pembiayaan murabahah.
5. Jual