Penyiapan hewan percobaan Pengujian efek antiinflamasi

dilakukan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40 C sampai diperoleh ekstrak kental.

3.6 Uji Aktivitas Antiinflamasi

Pengujian efek antiinflamasi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu penyiapan hewan percobaan, penyiapan bahan, dan pengujian efek antiinflamasi.

3.6.1 Penyiapan hewan percobaan

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan sebanyak 25 ekor dengan berat badan 150-200 g, dibagi dalam 5 kelompok yang masing- masing terdiri dari 5 ekor tikus. Dua minggu sebelum pengujian hewan percobaan harus dirawat dengan sebaik-baiknya pada kandang yang mempunyai ventilasi baik dan selalu dijaga kebersihannya. Tikus yang sehat ditandai dengan pertumbuhan normal dan memperlihatkan gerakan yang lincah.

3.6.2 Penyiapan bahan

Penyiapan bahan-bahan meliputi larutan suspensi Na CMC 0,5, karagenan sebagai induktor, suspensi Na-diklofenak dosis 2,50 mgkg bb, suspensi ekstrak etanol kayu siwak.

3.6.2.1 Pembuatan suspensi Na CMC 0,5

Sebanyak 0,5 g Na CMC ditaburkan merata ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 10 mL, ditutup dan dibiarkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 mL Anief, 1999. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.2 Pembuatan suspensi EEKS dosis 200 mgkg bb, 400 mgkg bb dan 600 mgkg bb

Ditimbang masing-masing ekstrak sebanyak 200 mg, 400 mg dan 600 mg EEKS kemudian dimasukkan ke dalam lumpang, ditambahkan sedikit demi sedikit suspensi Na CMC 0,5 digerus sampai homogen. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, dicukupkan sampai garis tanda. Perhitungan dosis EEKS dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 52.

3.6.2.3 Pembuatan suspensi Na-diklofenak

Ditimbang 2,50 mg serbuk natrium diklofenak kemudian digerus dengan penambahan suspensi Na CMC 0,5 sampai homogen, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi Na CMC 0,5 Anief, 1999.

3.6.2.4 Pembuatan λ-karagenan 1

Ditimbang sebanyak 100 mg λ-karagenan, lalu digerus sampai homogen dengan larutan NaCl 0,9 kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, dicukupkan dengan larutan NaCl 0,9 sampai garis tanda. Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam Lumbanraja, 2009.

3.6.2.5 Larutan untuk reservoir

Sebanyak 2 mL larutan pembasah Ornano Imbibente BBC.97 yang telah tersedia dalam kemasan standar, dimasukkan ke dalam labu tentukur 1 L, ditambahkan 0,4 g NaCl kemudian dilarutkan dengan air suling lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 1000 mL, kemudian dicukupkan dengan menggunakan air suling sampai garis tanda Lumbanraja, 2009. Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Pengujian efek antiinflamasi

Sebelum pengujian, tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air minum. Tikus dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif suspensi Na CMC 0,5, kelompok bahan uji dosis 200; 400; dan 600 mgkg bb, dan kontrol positif Na. diklofenak. a. Pada hari pengujian, masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada ekor dan kaki kirinya. b. Kemudian kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam sel yang berisi cairan khusus yang ada pada alat pletismometer sampai cairan naik garis batas atas kemudian pedal ditahan, dicatat angka pada monitor sebagai volume awal V yaitu volume kaki sebelum diberi obat dan diinduksi dengan larutan λ- karagenan. c. Masing-masing tikus diberi suspensi bahan uji secara oral sesuai dengan kelompoknya. d. 60 menit kemudian, masing-masing telapak kaki kiri tikus disuntik secara intraplantar dengan 0,1 mL larutan λ-karagenan 1. e. 30 menit kemudian, dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki kiri tikus ke dalam sel pletismometer yang berisi cairan khusus sampai garis tanda pada kaki kiri tikus dan pedal ditahan. f. Dicatat angka pada monitor pletismometer. Perubahan volume cairan yang terjadi dicatat sebagai volume telapak kaki tikus pada waktu tertentu V t . Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 6 jam. Dan tiap kali pengukuran larutan sel tetap dicukupkan sampai garis tanda atau garis merah Universitas Sumatera Utara bagian atas sel dan pada menu utama monitor ditekan tombol nol, dan kaki kiri tikus dikeringkan sebelumnya Parmar dan Prakash, 2006. Volume radang adalah selisih volume telapak kaki tikus setelah dan sebelum disuntikkan karagenan. Pada waktu pengukuran, volume cairan harus sama setiap kali pengukuran, tanda batas pada kaki tikus harus jelas, kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat.

3.7 Perhitungan Persen Radang dan Persen Inhibisi Radang

Persen radang dapat dihitung dengan rumus di bawah ini Mansjoer, 1997: Persen radang = Keterangan: Vt = Volume radang setelah waktu t Vo = Volume awal kaki tikus Persen inhibisi radang = Keterangan: a = Persen radang rata-rata kelompok kontrol b = Persen radang rata-rata kelompok perlakuan bahan uji atau obat pembanding

3.8 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS 17 yaitu menggunakan analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95 Vt −Vo Vo x 100 a −b a x 100 Universitas Sumatera Utara