10
2.2 Ekstraksi dan Metode Ekstraksi 2.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi  adalah  suatu  proses  pemisahan  kandungan  senyawa  kimia  dari jaringan  tumbuhan  maupun  hewan.  Sebelum  ekstraksi  dilakukan  biasanya  bahan
dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan tertentu Harborne, 1987.
2.2.2 Metode Ekstraksi
1. Cara Dingin a. Maserasi
Maserasi  merupakan  cara  penyarian  yang  sederhana.  Maserasi  dilakukan dengan  cara  merendam  serbuk  simplisia  dalam  cairan  penyari.  Cairan  penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat di desak ke  luar.  Peristiwa  tersebut  berulang  sehingga  terjadi  keseimbangan  konsentrasi
antara  larutan  di  luar  sel  dan  di  dalam  sel.  Keuntungan  maserasi  adalah  cara pengerjaan  dan  peralatan  yang  digunakan  sederhana  dan  mudah  diusahakan
Depkes RI, 1986. b. Perkolasi
Perkolasi  adalah  cara  penyarian  yang  dilakukan  dengan  mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang digunakan
untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif yang keluar dari perkolator disebut
sari atau perkolat, sedang sisa setelah dilakukannya penyarian disebut ampas atau
Universitas Sumatera Utara
11 sisa  perkolasi.  Cara  perkolasi  lebih  baik  dibandingkan  dengan  cara  maserasi
karena: 1
Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan  yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi. 2
Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir  cairan  penyari.  Karena  kecilnya  saluran  kapiler  tersebut,  maka
kecepatan  pelarut  cukup  untuk  mengurangi  lapisan  batas,  sehingga  dapat meningkatkan konsentrasi Depkes RI, 1986.
2. Cara Panas a. Refluks
Refluks  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  pada  temperatur  titik  didihnya, selama  waktu  tertentu  dan  jumlah  pelarut  terbatas  yang  relatif  konstan  dengan
adanya  pendingin  balik.  Umumnya  dilakukan  pengulangan  proses  pada  residu pertama 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Soxhletasi Soxhletasi  adalah  ekstraksi  menggunakan  pelarut  yang  selalu  baru  yang
umumnya  dilakukan  dengan  alat  soxhlet  yang  sampelnya  dibungkus  dengan kertas  saring  sehingga  terjadi  ekstraksi  kontinu  dengan  jumlah  pelarut  relatif
konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 1986. c. Digesti
Digesti  adalah  cara  maserasi  dengan  menggunakan  pemanasan  lemah, yaitu  pada  suhu  40
–  50 C.  Cara  maserasi  ini  hanya  dapat  dilakukan  untuk
simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan Depkes RI, 1986.
Universitas Sumatera Utara
12 d. Infundasi
Infundasi  adalah  proses  penyarian  yang  umumnya  digunakan  untuk menyari zat  kandungan  aktif  yang larut  dalam air dari bahan-bahan nabati.  Infus
adalah  sediaan  cair  yang  dibuat  dengan  menyari  simplisia  dengan  air  pada  suhu 90
C selama 15 menit Depkes RI, 1986. e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah infundasi pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 1986.
2.3 Pengaturan Kadar Glukosa Dalam Darah