26
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Nama Alat Ukuran Merk
- Erlenmeyer Vakum
200 ml pyrex
- Corong Bucher
pyrex -
Vakum Pump -
Lovibond Tintometer
model F -
Kertas Saring Whatman no . 41
- Neraca Analitik
Ohauss -
Thermometer 120°C
- Sumbat Karet
- Cell 1 ¼ inci
- Hot Plate
- Stirer
- Selang
Universitas Sumatera Utara
27
3.1.2 Bahan
- Crude Palm Oil CPO - Bleaching Earth BE
- Spent Bleaching Earth SBE - n-heksan
3.3 Prosedur Penentuan intensitas warna CPO
- Ditimbang ± 150 gr sampel CPO - Dimasukkan kedalam Erlenmeyer vakum
- Dirangkai alat pompa vakum dan thermometer - Dipanaskan sampel di atas hot plate dengan menggunakan stirer sampai 50°C
- Dipompa vakum sambil di panaskan terus sampai 100 - 110°C. - Dimasukkan bleching earth sebanyak 3gr sedang suhu di pertahankan 100 -
110°C selama 20 menit - Dimasukkan kertas saring whatmann no. 41 kedalam corong bucher, dan
diratakan sampai udara tidak ikut masuk pada saat penyaringan.
- Disaring dengan kertas saring whatmann no.41 dan menggunakan pompa vakum
- Dimasukkan filtrat yang dihasilkan kedalam Cell 1 ¼ inci secukupnya - Dimasukkan kedalam Lovibond Tintometer model F untuk menentukan warna
yang di peroleh
Universitas Sumatera Utara
28
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil intensitas warna CPO dengan menggunakan bleaching earth dan
spent bleaching earth dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil uji intensitas bleaching earth dan spent bleaching earth pada CPO dapat dilihat pada Tabel
No Parame ter
Perlakuan awal
Perlakuan Rata-rata
I II
III IV
BE SBE
BE SBE
BE SBE
BE SBE
BE SBE
1 Warna
CPO 20R-20Y
10,2R -20Y
17.3R -20Y
10.2R -20Y
17.6R -20Y
10.2R -20Y
17.2R -20Y
10.1R -20Y
17.3R -20Y
10,1R -20Y
17,3R -20Y
Keterangan:
R = Redmerah Y = Yellowkuning
Universitas Sumatera Utara
29
4.2 Pembahasan Dari hasil Tabel 4.1 yang diperoleh perbandingan intensitas warna Redmerah
pada CPO dengan menggunakan bleaching earth tingginya 10,1R dan spent bleaching earth
17,3R, sedangkan untuk intensitas warna yellowkuning sama 20Y karena warna kuning adalah warna bawaan dari CPO. Zat warna yang
terdapat dalam minyak kelapa sawit terdiri dari zat warna alamiah dan zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah. Zat warna alamiah seperti
α dan β-karoten, xanthofil, khlorofil, gossyfil, dan anthocyanin yang menyebabkan minyak
berwarna kuning, kuning coklat, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Sedangkan zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah tersebut biasanya
menyebabkan minyak berwarna gelap Ketaren,1986. Kandungan yang terdapat dalam bleaching earth adalah SiO
2
, yang memiliki daya serap yang tinggi, berpori. Prinsip Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan oleh padatan tertentu
terhadap zat tertentu yang terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik bleaching pada permukaan zat warna yang meresap kedalam adsorben.
Sedangkan pada spent bleaching earth merupakan limbah industri yang diperbaharui kembali hingga mendekati bleaching earth, akan tetapi pada proses
pemucatan memiliki kemampuan daya serap yang sangat rendah jika dibandingkan dengan bleaching earth.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan untuk karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Intensitas warna redmerah pada CPO setelah dilakukan proses pemucatan dengan menggunakan bleaching earth 10,1R, spent
bleaching earth 17,3R, sedangkan intensitas warna yellowkuning pada
CPO sama yaitu 20Y. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa produk bleaching earth dan spent bleaching earth yang di hasilkan telah memenuhi standar spesifikasi di PT. SMART Tbk.
5.2 Saran 1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya analisa dengan berdasarkan
ukuran partikel bleaching 2. Diharapkan dalam proses pemucatan minyak sawit dilakukan
dengan durasi yang lebih lama untuk meminimalisir kandungan zat warna yang terkandung pada minyak sawit sehingga di peroleh
minyak sawit yang lebih bagus
Universitas Sumatera Utara
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA