commit to user
106
106
3. µ
.2
= µ
.3.
, F
.2-.3
= 0,2743 ; sehingga F
.2-.3
Ï DK , maka H diterima. Ini
berarti bahwa Peserta didik yang bermotivasi belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan
peserta didik yang bermotivasi belajar rendah pada materi bentuk aljabar, PLSV dan PtLSV. perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 38.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis pertama Hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
a
= 3,840 F
tabel
= 3,00, sehingga F
a
terletak di daerah kritik maka H
0A
ditolak berarti terdapat perbedaan prestasi belajar matematika peserta didik antara yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe TAI dan pembelajan konvensional. Karena H
0A
ditolak sedangkan dalam variabel model pembelajaran ada tiga kelompok hasil prestasi belajar matematika maka harus diuji lanjut pasca
anava dengan menggunakan metode Scheffe
’
. Dari uji lanjut pasca anava diperoleh hasil F
1.-2.
= 2,1493 , F
1.-3.
= 9,5921 , F
2.-3.
= 2,5534 dengan DK = {F | F 6,000} , sehingga dapat disimpulkan bahwa pada materi ajar
bentuk aljabar, PLSV dan PtLSV rerata prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TAI
tidak berbeda secara signifikan, rerata prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran konvensional berbeda
secara signifikan, rerata prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe TAI dan pembelajaran konvensional tidak berbeda secara
signifikan. Sehingga dari uji komparasi ganda pasca anava antar baris
commit to user
107
107
disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan prestasi belajar matematika pembelajaran kooperatif
tipe TAI, prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari prestasi belajar matematika pada pembelajaran
konvensional, prestasi belajar matematika pada pembelajaran kooperatif tipe TAI sama dengan prestasi belajar matematika pada pembelajaran
konvensional. Kegiatan penelitian uji hipotesis pertama dan ketiga pada uji komparasi ganda pasca anava antar baris tidak teruji. Hal ini disebabkan
beberapa faktor antara lain, a Dalam pembelajaran guru belum tepat dalam menerapkan langkah-langkah dari kedua model pembelajaran tersebut,
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas belum terlihat perbedaan yang signifikan, b Peserta didik belum siap untuk mempelajari sendiri materi
ajar yang diberikan, c Peserta didik masih perlu bimbingan yang lebih banyak dari guru.
2. Hipotesis kedua Hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
b
= 4,427 F
tabel
= 3,00, F
b
terletak di daerah kritik maka H
0B
ditolak berarti terdapat perbedaan prestasi belajar matematika peserta didik antara yang mempunyai motivasi
belajar tinggi, sedang dan rendah. Karena H
0B
ditolak sedangkan dalam variabel motivasi belajar ada tiga kelompok hasil prestasi belajar matematika
maka harus diuji lanjut pasca anava dengan menggunakan metode
Scheffe’
. Dari uji lanjut pasca anava diperoleh hasil F
.1-.2
= 7,2471 , F
.1-.3
= 27,5681, F
.2-.3
= 0,2743 dengan DK = {F | F 6,000}, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada materi ajar bentuk aljabar, PLSV dan PtLSV rerata prestasi
belajar matematika pada motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar sedang
commit to user
108
108
berbeda secara signifikan, rerata prestasi belajar matematika pada motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah berbeda secara signifikan, rerata
prestasi belajar matematika pada motivasi belajar sedang dan motivasi belajar rendah tidak berbeda secara signifikan. Sehingga dari uji komparasi ganda
pasca anava antar kolom dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika pada motivasi belajar tinggi lebih baik dari prestasi belajar
matematika motivasi belajar sedang, prestasi belajar matematika pada motivasi belajar tinggi lebih baik dari prestasi belajar matematika pada
motivasi belajar rendah, prestasi belajar matematika pada motivasi belajar sedang sama dengan prestasi belajar matematika pada motivasi belajar
rendah. Kegiatan penelitian uji hipotesis ketiga pada uji komparasi ganda pasca anava antar kolom tidak teruji, hal ini disebabkan beberapa faktor antara
lain, a Dalam pengisian angket motivasi belajar peserta didik tidak konsentrasi atau saling kerjasama dengan temannya, b Dalam mengerjakan
soal tes peserta didik menyontek pekerjaan temannya. 3. Hipotesis ketiga
Hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh F
ab
= 0,214 F
tabel
= 2,37, F
ab
tidak terletak di daerah kritik maka H
0AB
diterima berarti bahwa karakteristik perbedaan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan pembelajaran konvensional adalah sama . Karena H
0AB
diterima maka tidak perlu diuji lanjut pasca anava antara sel pada baris yang sama dan antar sel pada kolom yang
sama dengan menggunakan metode Scheffe’. Dari kenyataan bahwa tidak terdapat interaksi itu, dapat disimpulkan bahwa perbedaan motivasi belajar
matematika tidak berpengaruh pada perbedaan prestasi belajar matematika
commit to user
109
109
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan hipotesis pertama, dapat disimpulkan bahwa: untuk setiap kategori motivasi belajar tinggi, motivasi belajar sedang, dan motivasi belajar
rendah prestasi belajar matematika peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada pembelajaran
konvensional, model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama baiknya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan pembelajaran konvensional. Kegiatan penelitian pada uji hipotesis ketiga tidak teruji, hal ini
disebabkan beberapa faktor antara lain, a Dalam pembelajaran guru belum tepat dalam menerapkan langkah-langkah dari kedua model pembelajaran
tersebut untuk peserta didik yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas belum terlihat
perbedaan yang signifikan, b Peserta didik yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah belum siap untuk mempelajari sendiri materi ajar yang
diberikan, c Peserta didik yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah masih perlu bimbingan yang lebih banyak dari guru.
commit to user 110
110
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN