Agenda Setting Agenda Setting

14 Pada dasarnya, landasan citra berawal dari nilai-nilai kepercayaan masing-masing individu terhadap pelayanan dan kinerja organisasi terhadap pengguna produk atau jasa milik organisasi tersebut. Citra humas yang ideal adalah impresi atau kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya Jefkins, 1995:20. Mengutip dari buku Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi milik Ruslan 1999, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan masing-masing individu tersebut merupakan persepsi atau pandangan yang melalui proses akumulasi baik secara cepat atau lambat hingga membentuk suatu opini publik yang lebih luas di masyarakat yang kemudian disebut sebagai citra atau image.

3. Agenda Setting

Media massa sebagai media komunikasi adalah salah satu pembentuk opini publik. Macnamara dalam ’How to handle the media’ 1996:18 menyatakan bahwa media adalah suara dari opini publik, refleksi atau cermin opini publik, bagian dari opini publik, pengontrol opini publik, pengatur opini publik, atau pembuat opini publik. Tidak bisa disangkal bahwa media massa jelas memiliki efek terhadap perilaku publik dan juga persepsi publik. Denis McQuail Macnamara, 1996:19 mengemukakan bahwa media massa lewat presentasi yang dipilih dan penekanan tema tertentu, menciptakan impresi di antara audiens sehingga audiens tersebut terlibat dalam topik yang dipilih media massa. terhadap pengguna pr p od od uk uk atau jasa m m il il ik organisasi tersebut. Citra humas yang ideal a a d dalah impresi atau kesan yang be be nar, yakni sepenuhnya berdas asarkan pengalaman an , pe pe ng ng et et ah ah ua u n n serta pemahama man atas kenyataan yang sesungg g uh uhny ny a a Jefkins, 1995 :2 . Me Meng ngut utip dari buku u Manajemen Hu u ma ma s s da da n Ma a na na j jeme n Komu ni kasi m ilik ik R R uslan n 1 1 99 99 9 9 , dapa t t ditarik ke ke si si mpul ul a an b ahwa keperca ya an masing- ma si ng g ind d iv iv id id u u ters s eb e ut meru ru pakan persep si atau pand an gan yang m elalui pro se e s s akum um ul ul asi baik ik se se cara cepat atau lambat hingg a memb en tu k suatu opini pu bl blik y yan ang g le l bih h lu as di ma sy ar ak at yang ke mu di an d iseb ut seb ag ai citra atau im mage.

3. Agenda Setting

Me di a ma a ss ss a a se se ba ba ga ga i media komu mu ni ni ka ka si si a a da da lah sa la h sa tu u p pembent nt uk uk opini publik. Macnamara da dala la m m ’How to handle the media’ 1996 96:1 :1 8 8 menyatakan bahwa media adalah suara dari opini publik, r r ef ef l leks ksi i at at au cerm i in o pi pi ni ni p p ub ub li li k, bag g ia ian n da da ri ri o o i pini p ub ub li li k, k, p p engo t nt ro l l opin in i i pu publik, pe pe ng g atur ur o opini publik, ata tau pemb b u uat opini publ ik ik. Ti T dak bi bi sa sa disangkal bahwa media massa jelas s memiliki e efek terhadap perilaku publik dan juga persepsi publik. Denis M McQuail M Macnamara, 1996:19 mengemukakan bahwa media massa lewat pr p es e entasi yang dipilih dan penekanan tema tertentu menciptakan impresi d di antara audiens sehingga audiens tersebut 15 Bernard Cohen Lattimore et al, 2010:61, mencatat bahwa walaupun media tidak bisa mengatakan tentang what to think apa yang harus dipikirkan, namun media sangat sukses menyampaikan kepada orang what to think about tentang apa yang harus dipikirkan. Media massa memiliki kapabilitas untuk mengatur agenda apa saja yang diinginkan media untuk dibicarakan dan dipikirkan oleh publik. Pengaturan agenda atau agenda setting tersebut tentu sejalan dengan kepentingan media ketika agenda tersebut dibuat. Teori Agenda Setting memiliki kesamaan dengan Teori Peluru yang menganggap media mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak Kriyantono, 2009:222. Bedanya, Teori Peluru memfokuskan pada sikap afektif, pendapat atau bahkan perilaku, sementara Agenda Setting memfokuskan pada kesadaran dan pengetahuan kognitif. Teori Agenda Setting dari efek komunikasi massa ini dibangun berdasarkan gagasan Lippman tentang dampak media dengan cara membedakan antara apa yang kita pikirkan tentang sesuatu dan apa yang kita pikirkan Cutlip, Center, dan Broom, 2009:234. Lippman menggagas bahwa agenda setting menunjukkan media massa dapat memberikan pengaruh yang substansial dan penting terhadap tingkat kognitif tanpa mempengaruhi predisposisi. Griffin Kriyantono, 2009:222 menyatakan bahwa khalayak akan menganggap sebuah isu penting karena media menganggap isu itu penting juga. dipikirkan, namun m m ed ed i ia sangat su suks ks es menyampaikan kepada orang what to thin in k k about tentang apa yang harus di di pi p kirkan. Media massa memi mi li liki kapabilitas unt nt uk uk m m en en ga ga tu tu r a agenda apa saj ja a yang diinginkan media untuk di d bi bi ca ca rakan dan dipikirk k an n o ole le h h p publik. Pengat atur u an agenda atau au ag agen en da set et ti ti ng te rsebut tentu sej al l an an denga an n ke ke p pentingan n media ke ke ti tik ka a a g ge nd a te rsebut dibuat. Teori Agenda S etti ng ng mem m il il ik ik i i ke k sam maan g deng ng an Teori Peluru yang m engangga p media me mp mpunya a i i ke k kuatan an m me mp engaruhi khala ya k Kri ya ntono, 200 9:222. Bedany a, , Teo o ri ri P P el e uru me mfokus ka n pada s ikap af ekti f , pendapat a tau bahk a an perilak ku u, sementara Agenda Setting memfoku sk an p ada kesadaran dan p pengetah ahua n n g kogni ti f . Teori Agenda Setting d d ar ar i i efek komunikasi massa ini di i ba bang ng u un g be b rd rd as as ar ar ka ka n n ga ga ga ga sa sa n n Li L pp p man tent nt an an g g da da mp mp ak ak m m ed ed ia ia den en ga gan n c cara me m mbed d ak akan an ant nt ar ar a a ap ap a a yang ng k kit ita piki ki rk rk an an t t en e ta tang ng s s es e uatu da da n n ap apa yang kita pikirkan Cutlip, Cent t e er, dan B Broom, 2009:234. Li i ppman menggagas bahwa agenda setting m menunjukk k a an media massa dapat memberikan g pengaruh yang substansia a l l dan pe penting terhadap tingkat kognitif tanpa mempengaruhi predisposisi. G G ri riffin Kriyantono, 2009:222 menyatakan 16 Teori Agenda Setting ditemukan oleh McComb dan Shaw pada tahun 1968 ini berasumsi bahwa media mempunyai kemampuan untuk mentransfer isu untuk memengaruhi agenda publik Kriyantono, 2009:222. Walter Lippman dalam Tamburaka, 2012:22 memberikan pernyataan bahwa media berperan sebagai mediator antara “the world outside and the pictures in our heads” . Media massa hanya mengangkat isu-isu tertentu yang menurutnya lebih penting daripada isu-isu lain. Hal ini menjadikan masyarakat berpikir bahwa apa yang disajikan oleh media adalah fokus dari seluruh atensi. McCombs dan Shaw menyatakan bahwa masyarakat menganggap penting tentang apa yang dianggap penting oleh media Griffin, 2003:390. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk menyaring informasi tertentu yang disajikan oleh media massa. Lippman Littlejohn dan Foss, 2009:415 mengambil pandangan bahwa masyarakat tidak merespons pada kejadian sebenarnya dalam lingkungan, tetapi pada “gambaran dalam kepala kita” yang disebut Lippman dengan pseudoenvironment. Pandangan Lippman tersebut menyatakan karena lingkungan yang sebenarnya terlalu besar dan kompleks, kita harus bertindak dalam lingkungan dan menyusunnya kembali dalam sebuah model yang lebih sederhana. Media memberikan model yang lebih sederhana dalam menyusun agenda bagi kita Littlejohn dan Foss, 2009:415. McComb dan Shaw dalam Lattimore et al, 2010:61 yakin bahwa media yang mengatur agenda, media bisa mengatur agenda terkait topik mentransfer isu un n tu tu k k memengar aruh uh i agenda publik Kriyantono, 2009:222. W Walter Lippman dalam Tambura ka ka , , 2012:22 memberikan pernya yataan bahwa med di ia b b er er pe pe ra ra n n se e ba b gai mediator a a ntara “the world outside and th th e pi pi c ctures in our heads” ” . Me Me di dia a massa hanya a me m ngangkat isu- u- is is u u te ter rtentu y y a ang menurutnya lebih p en n ti ti ng ng darip ipad ad a a is i u-isu la lain. Hal in in i i m menj nj ad adik an masyarakat be rp ikir bahwa apa yan g g disa ji jika kan n ol ol eh e m m ed e ia adal al a ah fokus dari se luruh aten si . McComb s da n Shaw m m en e yata ta ka kan n bahw wa m ma sy arakat mengang ga p pent in g tentan g ap a yang diangga p p pent nt in in g g oleh h me dia Gri ffin, 2003:390 . Masyarakat mem iliki kecenderun ga n untuk menyarin g g info formas si te rten tu u y y an an g g di di sa sa ji ji ka ka n ol ol eh eh media a m as s sa sa . . Li Li pp pp ma ma n n L L ittlejoh n dan Fo Fo ss ss , 2009:415 mengambil pandanga ga n bahwa masyarakat tidak merespo o n ns p pad ad a ke k ja ja di di an an s s eb eb en en ar ar ny ny a a da da la l m lingkung ng an an , te te ta ta pi pi p p ad ad a a “g “g am ba a ra ran n da dal lam ke k pala k k it ita” a” y y an an g g disebu bu t t L Lipp p ma ma n n de d ng ng an an ps p eudo o en en vi vi ro ro nm ent . Pa d ndangan Lippman ters rsebut m menyatakan karena l l i ingkungan yang sebenarnya terlalu besa ar dan kom mpleks, kita harus bertindak dalam lingkungan dan menyusun nnya kem mbali dalam sebuah model yang lebih sederhana. Media memberi i ka ka n n model yang lebih sederhana dalam 17 apa yang kita bicarakan dan kita pikirkan. McComb dan Shaw dalam Littlejohn dan Foss 2009:415-416, menyatakan bahwa ada bukti besar bahwa penyunting dan penyiar memainkan bagian yang penting dalam membentuk realitas sosial kita, media massa mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perubahan kognitif antarindividu untuk menyusun pemikiran mereka yang disebut dengan fungsi agenda setting. Di sini terletak pengaruh paling penting dari komunikasi massa, media massa mungkin tidak dapat memberitahu kita apa yang harus dipikirkan, tetapi media massa berhasil dalam memberitahu kita tentang apa yang harus dipikirkan. Dengan kata lain, agenda setting membentuk gambaran atau isu penting dalam pikiran masyarakat Littlejohn dan Foss, 2009:416. Agenda setting terjadi oleh karena media harus selektif dalam melaporkan berita. Saluran berita sebagai penjaga gerbang informasi gate keeper membuat pilihan tentang apa yang harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Apa yang masyarakat ketahui tentang situasi pada waktu tertentu merupakan hasil gatekeeping yang dilakukan oleh media Littlejohn dan Foss, 2009:416. Agenda setting yang diciptakan oleh media massa dapat berpengaruh besar bagi perusahaan, terutama jika berita yang dipublikasikan pada khalayak menyangkut perusahaan tersebut. Media massa diyakini memiliki kekuatan yang besar dan merupakan sarana dalam membentuk citra perusahaan di mata publik. Rakhmat dalam Rissi, 2013:39-40 bahwa penyunting dan an penyiar mem mai ai nkan bagian yang penting dalam membentuk k r realitas sosial kita, media massa a me m mpunyai kemampuan untuk k memengaruhi pe er ruba ba ha h n n ko ko gn g it it if i antarindividu u untuk menyusun pemikiran me me re reka ka yang disebut dengan n f fun ungs gsi i agenda set t ti ti ng . Di sini terl l et etak ak p p engaru ru h h pa ling penti ng dari ko mu munikasi m m as as sa sa, medi i a a massa mu mun ngkin n tida k dapat member it ahu kita apa y an g ha haru r s di d pi pi ki ki rk rk an a , te etapi medi di a massa be rh asil dalam m emberitahu k ita tentan g g apa ya yang n haru us di di pi ki rkan. Dengan kat a lain, ag enda set ti ng membentuk g g amba ba ra ra n n atau g is u penting da lam pikira n ma sy ar akat Littlejo hn d an Foss, 2 00 09:41 6 6. Agenda setting te rjadi oleh kar ena media harus se le ektif f d alam m me la po o rk rk an an b b er er it it a a. S S al al ur ur an n berita se seba a ga ga i i pe pe nj nj ag ag a a ge ge rb rb ang in formasi ga gate e keeper membuat pilihan te te nt n ang apa yang harus dilaporka a n n da da n ba ba ga g im im an an a a m me l lapo po rk rk an an ny ny a. a Apa y y an an g g ma masy sy ar ak ak at at k k et et ah ah i ui ten en ta ta ng ng s s it it u uasi pa pa da w w ak ak tu tu ter er te te nt ntu me me rupa a ka ka n n hasi si l l ga te te ke ke ep in in g g ya ya ng g d d il il ak akuk uk a an oleh media Littlejohn dan Foss s , 2009:4 4 16 1 . Agenda setting yang d diciptakan n oleh media massa dapat berpengaruh besar bagi perusahaan, ter r ut u am a a jika berita yang dipublikasikan pada khalayak menyangkut perusa s haan tersebut. Media massa diyakini 18 menyatakan bahwa ada tiga peranan media massa dalam pembentukan citra, yaitu: a Menampilkan realitas kedua. Informasi atau realitas yang ditampilkan oleh media massa pada dasarnya telah diseleksi oleh lembaga media sehingga menghasilkan realitas kedua. Hal ini mengakibatkan khalayak membentuk citra tentang lingkungannya berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. b Memberikan status. Media juga memberikan status status conferral . Segala sesuatu dapat mendadak menjadi besar atau terkenal karena diliput oleh media massa. c Menciptakan stereotip. Adanya proses seleksi informasi dalam media, maka media massa turut mempengaruhi pembentukan citra yang bias dan tidak cermat sehingga dapat menimbulkan stereotip. Menurut McCombs dan Shaw dalam Rissi, 2013:40-41, ada lima hal yang menunjukan pengaruh efek agenda setting terhadap reputasi perusahaan, yaitu: a Jumlah pemberitaan tentang perusahaan di media massa berhubungan positif dengan awareness publik terhadap perusahaan. b Jumlah pemberitaan yang setia terhadap atribut-atribut tertentu dari sebuah perusahaan berhubungan positif dengan publik yang mengartikan perusahaan berdasarkan atribut tersebut. a Menampilkan re realitas ked d ua ua . . Informasi atau realitas yang ditamp mp i ilkan oleh media massa pada dasa sarn r ya telah diseleksi oleh lembaga media se e hi hi ng n ga ga m m en n gh g asilkan realit t as as kedua. Hal ini meng ak akib ib at t ka k n khalayak mem be be nt ntuk uk c c it it ra tentang lin ingk g ungannya be be rdasar r ka ka n re alitas ked ua yang di ta mp mpilkan me me di di a a massa. b b Me Memb erikan status. M edia juga memb b er erikan s s ta ta tu tu s s st tat a us conferral . Segala se suat u dapat me ndadak m en enjadi i b b es e ar ata a u u terkenal karen a diliput ol eh med ia massa. c Me ncip takan st er eo ti p. Ada ny a proses sel eksi inf or rmasi dalam am media, mak a me di a massa tu ru t me mpengaruhi pemben ntukan n citra a ya ng g b b ia ia s s da da n n ti ti da d k cermat seh h in in gg gg a a da da pa pa t me ni mb ulka a n n stereoti i p p. Menurut McCombs dan Sh Sh aw a dalam Rissi, 2013:40-41, ada li li ma ma h ha al ya y ng ng m m en en un un ju ju ka ka n n pe pe ng ng aruh efek ag ag en en da da s s et et ti ti ng ng te te r r h hada a p p re re pu pu t tasi pe pe rusaha ha an an , ya yait t u: u: a Jumlah pemberita a a an ten nta t ng perusahaan di di media massa berhubungan po ositif den ngan awareness publik terhadap perusahaan. b Jumlah pemberitaan y y an a g g setia terhadap atribut-atribut tertentu dari 19 c Semakin positif pemberitaan media untuk atribut tertentu, semakin positif pula publik menerima atribut tersebut. Sebaliknya, apabila semakin negatif atribut tersebut, semakin negatif pula publik menerima atribut tersebut. d Agenda dari atribut nyata dan pengaruh substantive and affective attributes yang diasosiasikan dengan perusahaan dalam pemberitaan bisnis, terutama atribut yang secara spesifik dihubungkan dengan perusahaan akan mempengaruhi sikap dan opini publik tentang perusahaan. e Usaha yang terorganisir oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan agenda perusahaan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesesuaian antara atribut agenda perusahaan dan berita media. Persepsi publik dapat terbentuk dari agenda media. Apa yang sedang menjadi sorotan media dapat dengan mudah terlihat dari berita-berita di media massa. Penting bagi perusahaan untuk mengetahui isu apa yang sedang menjadi perhatian dari media massa, terutama yang bersinggungan dengan perusahaan itu sendiri, oleh karena berita yang menyangkut perusahaan tersebut dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap perusahaan. Adanya persepsi publik yang positif, dapat membentuk citra yang positif bagi perusahaan, begitu juga sebaliknya. Isu-isu yang sedang menjadi perhatian media dapat terlihat dengan meneliti dan menganilisis berita-berita yang ada di media massa. Seorang PR dapat meneliti dan semakin nega ga ti ti f f at ribut ters rs eb eb ut, semakin negatif pula publik mene ne ri rima atribut tersebut. d d Agenda dari atri i b but t ny ny at at a a da da n n pe pe ngaruh substa ant n ive and affective attrib b ut ut es es yang diasosiasik k an n d d en eng gan perusa ha ha an dalam pe pe mberit it aa aa n bisnis, te rutama a tr tr ib ib ut y yan ang g se s cara s s pesifik di di h hu bu ng kan dengan p er usahaan akan m em m pe p ngar r uh uh i i si s kap dan opini publ ik tentang per us ahaan. e Usaha ya ng ter or ganisir oleh perus ah haan un u tuk k meng ko munikasi ka n ag en da per us ahaa n ak an membe ri ikan da d mp p ak ak yang sig ni fikan terhadap k eses ua ia n antara atr ib but ag genda a peru sa a ha ha an an d d an an b b erita media. Persepsi publik dapat terb b en en tuk dari agenda media. Apa yang se seda da n ng me e nj nj ad ad i i so so ro ro ta ta n n me me di di a a da d pat deng g an an m m ud ud ah ah t t er er li li ha ha t t da da ri ri b berit it a- a- be be ri ri ta a di me m dia ma ma ss ss a a. P P en en ti ti ng ng bagi i pe pe ru rusaha a an an u u nt nt uk u m m en enge ge tahui is is u u ap ap a a yang se d dang menjadi perhatian d dari medi dia massa, terutama yang bersinggungan dengan perusahaan itu sendiri, ol leh karena berita yang menyangkut perusahaan tersebut dapa pat mem mpengaruhi persepsi publik terhadap perusahaan. Adanya persepsi i pu ublik yang positif, dapat membentuk citra 20 menganalisis muatan media lewat riset dan dapat mengetahui pembentukan citra dalam pemberitaan media. Riset yang digunakan untuk mengetahui isi berita dalam surat kabar yaitu dengan menggunakan metode analisis isi. Dengan metode analisis isi nantinya akan terlihat pembentukan citra dalam pemberitaan media massa.

4. Berita dan Pemberitaan

Dokumen yang terkait

CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014).

0 3 15

SKRIPSI CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014).

0 2 12

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014).

0 4 8

PENUTUP CITRA PT. PLN DALAM PEMBERITAAN KRISIS LISTRIK SUMATERA UTARA DAN SEKITARNYA (Analisis Isi Pemberitaan Surat Kabar Harian Nasional Periode September 2013-April 2014).

0 3 16

Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan Surat Kabar Harian Jogja Mengenai Polemik Ujian Nasional SMA Periode April 2011).

0 8 16

PENDAHULUAN Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan Surat Kabar Harian Jogja Mengenai Polemik Ujian Nasional SMA Periode April 2011).

0 2 31

PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 3 17

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PARTAI NASIONAL DEMOKRAT DALAM SURAT KABAR HARIAN SEPUTAR INDONESIA.

0 4 34

PENDAHULUAN Insider Friendship dan Pemberitaan Persiba Bantul dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Analisis Framing Pemberitaan Tim Sepakbola Persiba Bantul dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Periode Agustus 2011 – September 2011).

0 3 26

CITRA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR CITRA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DALAM PEMBERITAAN DI SURAT KABAR Analisis Isi Citra Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam Pemberitaan di Surat Kabar Bernas dan Kedaulatan Ra

0 3 17