Macam – Macam Motivasi Konsep Motivasi Belajar

Kesimpulan : Persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dalam penelitian ini mengggunakan indikator kemampuan profesional, kemampuan sosial dan kemampuan personal Hamzah B. Uno 2008 : 69 .

III. Konsep Motivasi Belajar

Menurut Weiner 1990 yang dikutip Elliott et al. 2000: 332, motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita menuju tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertank dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno 2008: 10, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal maupun eksternal dalam diri seseorang, melalui indikasi 1 adanya hasrat serta minat untuk melakukakan kegiatan 2 adanya dorongan serta kebutuhan untuk melakukan kegiatan, 3 adanya harapan dan cita-cita, 4 penghargaan maupun penghormatan atas diri, 5 kondusifitas lingkungan, dan 6 adanya kegiatan yang menarik. Motivasi adalah pendorong seseorang bertindak dan merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya Siagian, 2004: 137. Motivasi menjadi suatu kekuatan atau tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari Makmun, 2003: 37.

1. Macam – Macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi Sardiman 2008: 86. 1.1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif – motif ini seringkali disebut motif – motif yang diisyaratkan secara biologis. b. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Motif – motif ini seringkali disebut motif – motif yang diisyaratkan secara sosial. Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut : a. Cognitive motives . Motif ini menunjuk pada gejala instrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-expression . Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekadar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enchancement . Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi. 1.2 Jenis motivasi menurut Woodworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya : kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. 1.3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya : refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 1.4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya, tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misal : kegiatan belajar , maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin dapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi eksternal ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan mahasiswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar- mengajar ada yang kurang menarik bagi mahasiswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

2. Bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar- mengajar.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Persepsi Mahasiswa terhadap Dosen dengan Motivasi Belajar di Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 3 9

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA AKTIVIS DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa Aktivis Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muha

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGRAM HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 3 17

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 3 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN MAHASISWA, KESIAPAN DOSEN DAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK TEDC BANDUNG.

0 1 43

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN KINERJA DOSEN TEKNOLOGI FARMASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.

0 0 14

Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa AWAL

1 1 13

Hubungan motivasi belajar dan kinerja dosen teknologi farmasi dengan prestasi belajar mahasiswa indarto jurnal

0 0 12

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KINERJA DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 136