Safety Night Safety Induction

memantau aktivitas pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan Siagian, 2003:30. Para Pekerja di pantaunyadiawasi oleh K3LM Supervisor para pekerja dari pihak manajemen waktu yang singkat dapat di atasi sehingga tidak mengganggu produktivitas pekerja dan kecelakaan dapat di hindari.

5.1.3 Safety Night

Safety Night dilakukan pada malam hari dimana safety night di lakukan jam 21.00 malam tapi para bekerja mulai jam 00.00 malam para pekerja harus menunggu bandara tidak aktif sehingga memungkin para pekerja untuk bekerja. Namun para pekerja harus lebih berhati – hati lagi karena bekerja di beda waktu siang dan malam sehingga memerlukan penerangan yang baik apabila pekerja merasa kurang penerangan berhak untuk meminta tambahan penerangan dan selain itu terdapat jalur kabel yang memiliki arus listrik yang dapat menjadi potensi bahaya maka para pekerja harus bekerja berhati hati di malam hari dan selalu menjaga kebersihan bandara dengan tidak membuang sampah sembarangan. Suma’mur2009 menyatakan adapun persyaratan K3 menurut Undang – Undang No. 1 tahun 1970 menyatakan para pekerja berhak memperoleh penerangan dan memelihara kebersihan. Isinya safety night tidak jauh berbeda dengan safety lainnya yaitu hal di bahas tentang prosedur kerja dan tentang K3 di tempat kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prscedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerjaRika Ampuh Hadiguna,2009. Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Safety Induction

Safety Induction di lakukan apabila pada pekerja baru atau pun pekerja lama tidak bekerja sementara namun bekerja lagi dan tamu – tamu yang datang ke area proyek. Biasanya orang – orang tersebut di berikan safety induction sebelum bekerja ataupun memasuki proyek tempat bekerja. Biasanya dalam safety induction berisikan atau perihal pengenalan terhadap lingkungan kerja,peraturan yang wajib dan tidak dilakukan di area proyek bandara. Para pekerja tidak melintas di area lintasan pesawat dan bekerja apabila pesawat turun. Menggunakan kelengkapan alat APD seperti : helm, rompi dan sepatu untuk memasuki wilayah kerja proyek bandara. Salah satu program K3 di perusahaan adalah dengan pengadaan Alat Pelindung Diri. Berdasarkan pasal 14 c UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pengurus atau pengusaha wajib menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap pekerjanya dan orang lain yang memasuki tempat kerja. 5.2 Kendala dalam Penerapan Safety Talk diProyek Perpanjangan Landasan Pesawat Bandara Sultan Syarif Kasim PT. Waskita Karya Pekanbaru. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Proyek Perpanjangan Landasan Pesawat Bandara Sultan Syarif Kasim PT. Waskita Karya Pekanbaru adalah pihak manajemen dan para pekerja. Sebaiknya safety talk itu di hadiri oleh kepala proyek, teknisi, administrasi, keuangan semua menejemen atas itu wajib datang namun dalam kenyataannya dan faktanya di lapangan tidak semua yang hadir bahkan ke absenan dari pihak manajemen proyek. Manajemen adalah suatu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan Universitas Sumatera Utara kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi Bennett N. B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi,1995 Selain itu dari ke absenan dari pekerja itu sendiri terlambat datang bahkan tidak datang sama sekali. Itu yang menjadi kendala dari Penerapan safety talk di di Proyek Perpanjangan Landasan Pesawat Bandara Sultan Syarif Kasim PT. Waskita Karya Pekanbaru. Maka dari itu perlu suatu komitmen dari pihak manajemen dan para pekerja untuk wajib hadir dan tidak terlambat dalam pelaksanaan Safety talk. Program safety talk yang sudah di buat berjalan dengan semestinya dan hal – hal seperti kecelakaan kerja dapat di hindari dengan ada komunikasi safety talk yang dilakukan sebelum bekerja. Dalam Manajemen Proyek Konstruksi, salah satu sasaran utama yang dicapai, adalah menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi kerja, keselamatan kerja, dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan Paulus, 1985 Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur berbahaya. Tim manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan berlangsung harus mendukung dan mengupayakan program – program yang dapat menjamin agar tidak terjadimeminimalkan kecelakaan kerja atau tindakan – tindakan pencegahannya yang mana salah satu prgram tersebuat yaitu safety talk. Elemen – elemen yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program Universitas Sumatera Utara keselamatan dan kesehatan kerja menurut Wulfram I. Ervianto 2002:196, adalah sebagai berikut : 1. Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang mudah dilaksanakan 2. Kebijakan pimpinan tentang keselamatan dan kesehatan kerja 3. Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya kesehatan dan keselamatan dalam bekerja 4. Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung, 5. Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsung 6. Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan 7. Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja 8. Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, 9. Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehatan kerja 10. Pendokumentasiaan yang memadai dan pencatatan kecelakaan kerja secara continue. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN