22
2.2. Masyarakat 2.2.1. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatau jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Menurut Mac Iver dan Page dalam Soekanto masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai
kelompok dan penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan- kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah. Soekanto, 2007.hal.22
Menurut Hassan Shadily 1993.hal.47, masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara
golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non
yang harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang –
orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.
2.2.2. Masyarakat dan Macamnya
Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang
tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota
– anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang
– wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti
tunduk kepada hukum –hukum yang telah ditetapkan negara dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
23
dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu.
Menurut Hassan Shadily 1993.hal.50, cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam:
1. Masyarakat Paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat
tawanan dan sebagainya. 2.
Masyarakat merdeka terbagi dalam : a.
Masyarakat alam nature yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku, golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang
masih sederhana sekali kebudayaanya dalam keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia luar.
b. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau
kepercayaan keagamaan yaitu antara lain kongsi perekonomian, koperasi gereja dan sebagainya.
2.2.3. Asal Masyarakat
Menurut Hassan Shadily 1993.hal.52, bermacam –macam penyelidikan
dijalankan, untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar semua pendapat hanya merupakan kira
–kira dan pandangan saja. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup
seorang diri, hidup dalam gua dipulau sunyi umpamanyas selalu ia akan tertarik
kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena:
1. Hasrat yang berdasar naluri kehendak diluar pengawasan akal untuk
memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,
yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung bersama
–sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari – hari dengan tenaga bersama.
3. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu
mahluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri.
4. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson berpendapat, bahwa manusia ini
hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya, demikian
oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika, yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan
perbedaan dan perbandingan.
2.2.4 Pengembangan Masyarakat