kantor. Yang hijau itu kebanyakan dokumen. Jadi pihak unit itu mencari dokumen, kalau yang biru kebanyakan di lapangan.
E. Tahapan Pekerjaan Berlangsung Terkait Pelaksanaan CSMS Terhadap
Kontraktor Pada Pekerjaan Tanki Timbun 1.
Informan : Asisten HSE 2 Hasil wawancara :
Pertanyaan: Bagaimana proses pada tahapan pekerjaan berlangsung terhadap kontraktor
pada pekerjaan pembangunan tanki timbun di Terminal BBM Medan Group PT. Pertamina?
Jawaban : Kontraktor pada pekerjaan Pembangunan Tanki Timbun melaksanakan
pekerjaannya dalam jangka waktu 12 bulan kalender. Untuk memastikan pekerjaan kontraktor sesuai dengan HSE Plan yang telah disepakati maka pihak
Pertamina melakukan evaluasi dan pemantauan yang dilakukan melalui aktifitas pengawasan dan inspeksi. Pengawasan dilakukan oleh operator K3L
Pertamina setiap hari kerja. Inspeksi dilakukan secara berkala oleh asisten K3L Pertamina yaitu satu bulan sekali selama pekerjaan berlangsung. Inspeksi yang
dilakukan berupa penilaian secara langsung di lapangan saat kontraktor sedang bekerja. Penilaian ini menggunakan Check List Inspeksi HSE Work Practice
dan Check List Inspeksi Program HSE. Penskoran nilai berdasarkan bobot skor maksimal yang sudah ditetapkan, ada yang bernilai skor maksimal 3 ada juga
yang skor maksimal 2. Jika terdapat kesalahan atau penyimpangan kecil maka pihak pertamina langsung memberi nilai nol tanpa memberi teguran secara
langsung, tetapi jika terjadi penyimpangan yang fatal maka dilakukan teguran secara langsung dan diberi sanksi.
2. Informan : Operator HSE
Hasil wawancara : Pertanyaan:
Bagaimana proses pada tahapan pekerjaan berlangsung terhadap kontraktor pada pekerjaan pembangunan tanki timbun di Terminal BBM Medan Group
PT. Pertamina? Jawaban :
Sebelum melakukan pekerjaan, ada dilakukan pemeriksaan karena bekerja di areal terbatas, jadi di depan ada petugas HSE dan security untuk pemeriksaaan
mulai dari Handphone, korek api, dan alat-alat yang dapat menimbulkan api serta benda-benda tajam. Semua barang-barang tersebut, tidak diperbolehkan
dibawa oleh pekerja ke areal pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Sampai sekarang belum ada kontraktor yang membuat kesalahan. Kalau human errornya ada dalam itu, paling tidak menggunakan helm atau tidak
menggunakan rompi dengan masing-masing alasan. Pekerjaan kontraktor sudah baik, tapi masih ada juga yang ngeyel. Ada yang mau repot dan ada yang mau
tidak repot. Jika mereka melakukan kesalahan makan akan diberi sanksi, tapi apabila hanya karena tidak menggunakan hel, maka hanya ditegur saja. Tetapi
kalau sudah 2 atau 3 kali kita beri surat peringatan. Jika ada kedapatan membawa handphone, alat-alat tajam, atau alat-alat api maka akan diberi sanksi
tegas seperti diskors dan tidak boleh memasuki areal pertamina lagi, dan untuk kontraknya juga akan disensor.
Kalau dalam pengawasan di LSM untuk pembuatan tangki air, itu 1 sih yang pastinya safety talk yang gunanya mereka tinjau kembali atau mereka evaluasi
penggunaan APD yang baik dan benar. Udah gitu setelah melakukan safety talk, selanjutnya dalam pekerjaannya melihat izin kerjanya apakah sudah
ditandatangani dengan pihak2 yang berwajib untuk menandatanganinya. Udah gitu, yang ketiga pengawasan di lapangan menggunakan alat. Apabila mereka
melakukan pekerjaan panas, pekerjaan yang menggunakan api. Jadi krg lebih ada percikan api atau adanya alat yang dapat menimbulkan api. Jadi setelah
adanya kerjaan pekerjaan listrik yang dikonfirmasi org LSM maka kami menggunakan jas set. Kalau tidak ada maka hanya pengawasan biasa. Mulai
dari APD, alat yang digunakan, sampai pada tingkah laku dari pekerja itu sendiri. Karena saat ini hanya pada tahap pembangunan lantai, mereka hanya
menggunakan sepatu safety, safety face, dan helm safety.
F.
Tahapan Penilaian Akhir Terkait Pelaksanaan CSMS Terhadap Kontraktor Pada Pekerjaan Tanki Timbun
1.
Informan : Asisten HSE 2 Hasil wawancara :
Pertanyaan: Bagaimana proses pada tahapan evaluasi CSMS terhadap kontraktor pada
pekerjaan pembangunan tanki timbun di Terminal BBM Medan Group PT. Pertamina?
Jawaban : Saat semua pekerjaan telah selesai dievaluasi kembali untk mendapatkan nilai
akhir dari pekerjaan kontraktor, semua acuan dasar pelaporan berdasarkan hasil laporan sementara dan hasil laporan program HSE Plan yang telah dilaksanakan
oleh kontraktor. Laporan program HSE Plan tersebut harus dibuktikan dengan laporan-laporan kegiatannya, diantaranya bukti absensi, laporan notulen rapat,
Universitas Sumatera Utara
laporan jumlah tenaga kerja, laporan jumlah jam kerja kontraktor, angka fatality dan kematian nya harus nol. Dari laporan tersebut akan terlihat pencapaian KPI
yang mereka buat pada saat prakualifikasi. Pelaksanaan evaluasi akhir ini dilaksanakan segera setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Hasil evaluasi akhir
tersebut dituliskan dalam Form Evaluasi Akhir dan harus dikomunikasikan kepada kontraktor serta harus disetujui oleh kedua belah pihak baik Kontraktor
maupun Pertamina. Total maksimum nilai akhir evaluasi tersebut adalah 100. Perhitungan ini digunakan untuk menyimpulkan apakah kinerja HSE kontraktor
selama dalam pelaksanaan pekerjaan di Pertamina tersebut telah memenuhi persyaratan atau tidak memenuhi persyaratan. Hasil evaluasi akhir tersebut akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan perhargaan atau sanksi terhadap kinerja HSE kontraktor setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
2. Informan : Asisten Teknik