47
memalsukan dokumen kependudukan seperti KTP, Kartu Keluarga dan akta kelahiran dengan modus menggunakan scanner sehingga hasil cetakan mirip
aslinya, mereka juga memalsukan stempel serta tanda-tangan catatan sipil. Cara yang pada umumnya digunakan pelaku pemalsu dokumen seperti
KTP, Kartu Keluarga dan akta kelahiran dan dokumen lainnya adalah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Perkembangan kecanggihan program
komputer, bisa disalahgunakan untuk berbuat tindak pidana pemalsuan dokumen resmi. Caranya, tersangka memakai program photoshop dan corel draw untuk
membuat gambar, yang menyerupai gambar di dokumen aslinya. Selanjutnya, gambar tadi dicetak dengan memakai bahan, seperti bahan kertas dokumen
aslinya. Cara lainnya adalah menggunakan scanner, jadi stempel maupun tanda tangan para pejabat terkait cukup di-scanning maka akan sangat sulit
membedakan mana dokumen asli atau palsu. Ciri-ciri KTP, Kartu Keluarga KK dan Akta Kelahiran yang dicetak
pelaku sangat kasar. Selain warnanya terlihat pudar, pada bagian screen yang muncul pada KTP atau dokumen lainnya, tidak sama dengan warna dokumen
aslinya bahkan tanda-tangan pada KTP palsu tebal. Ciri-ciri dokumen asli biasanya, tanda tangannya tipis dengan corak warna bagus, selain itu warna
dokumen seperti KTP, Kartu Keluarga KK dan Akta Kelahiran tidak pudar.
B. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proses Pencetakan Kartu Tanda Penduduk.
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya
Universitas Sumatera Utara
48
berkewajiban untuk mernberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam danatau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas menjamin hak setiap penduduk untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah, mernperoleh status kewarganegaraan, menjamin kebebasan memeluk agama. dan memilih tempat tinggal di wilayah negara
kesatuan Republik Indonesia dan rneninggalkannya, serta berhak kembali. Peristiwa kependudukan, antara lain perubahan alamat, pindah datang untuk
menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan peristiwa penting, antara lain kelahiran, lahir mati,
kematian, perkawinan, dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama dan
peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat
keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian
dan pencatatan sesuai dengan ketentuan undang-undang.
67
Menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
67
Penjelasan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
49
disebutkan bahwa : Pemerintah melalui Menteri berwenang menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara nasional, meliputi:
a. Koordinasi antarinstansi dan antardaerah
b. Penetapan sistem, pedoman, dan standar
c. Fasilitasi dan sosialisasi
d. Pembinaan, pembimbingan, supervisi, pemantauan, evaluasi dan
konsultasi e.
Pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional f.
Menyediakan blangko KTP-el bagi kabupatenkota g.
Menyediakan blangko dokumen kependudukan selain blangko KTP-el melalui Instansi Pelaksana.
h. Pengawasan.
68
Pemerintah provinsi berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh
gubernur dengan kewenangan meliputi: a.
Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan b.
Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
c. pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan. d.
penyajian Data Kependudukan berskala provinsi berasal dari Data Kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh
Kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri.
e. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan.
69
Pemerintah kabupatenkota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang dilakukan oleh
bupatiwalikota dengan kewenangan meliputi: a.
Koordinasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan b.
Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di bidang Administrasi Kependudukan
68
Pasal 5 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
69
Pasal 6 ayat 1 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
50
c. Pengaturan teknis penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan d.
Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang Administrasi
Kependudukan f.
Penugasan kepada desa untuk menyelenggarakan sebagian urusan Administrasi Kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan.
g. Penyajian Data Kependudukan berskala kabupatenkota berasal dari
Data Kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan
dalam negeri.
h. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan.
70
Instansi Pelaksana melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan dengan kewajiban yang meliputi:
a. Mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting.
b. Memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap
Penduduk atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting
c. Mencetak, menerbitkan, dan mendistribusikan Dokumen
Kependudukan. d.
Mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil e.
Menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting.
f. Melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang
disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
71
Kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi Penduduk yang beragama Islam pada tingkat
kecamatan dilakukan oleh pegawai pencatat pada KUAKecamatan. Pelayanan Pencatatan Sipil pada tingkat kecamatan dilakukan oleh UPT Instansi Pelaksana
dengan kewenangan menerbitkan Akta Pencatatan Sipil. Kewajiban sebagaimana
70
Pasal 7 ayat 1 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
71
Pasal 8 ayat 1 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
51
dimaksud pada ayat 1 untuk persyaratan dan tata cara Pencatatan Peristiwa Penting bagi Penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.
72
Pejabat Pencatatan Sipil mempunyai kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data, melakukan pembuktian pencatatan atas nama jabatannya,
mencatat data dalam register akta Pencatatan Sipil, menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, dan membuat catatan pinggir pada akta-akta Pencatatan Sipil.
73
Petugas Registrasi membantu kepala desa atau lurah dan Instansi Pelaksana dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Petugas Registrasi
diangkat dan diberhentikan oleh bupatiwalikota diutamakan dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.
74
C. Faktor Penyebab Terjadinya Pemalsuan Kartu Tanda Penduduk.