Waktu Episiotomi Klasifikasi Episiotomi Robekan Perenium

f. Untuk melancarkan pelahiran jika kelahiran tertunda oleh perineum yang kaku g. Untuk memberikan ruangan yang adekuat untuk pelahiran dengan bantuan

5. Waktu Episiotomi

Saat yang dianggap tepat melakukan episiotomi menurut Manuaba 2007 adalah : a. Saat kepala crowning sekitar 4 - 5 cm b. Saat his dan mengejan sehingga rasa sakit tertutupi c. Saat perineum telah menipis, sehingga mengurangi perdarahan

6. Klasifikasi Episiotomi

Klasifikasi menurut Mansjoer, et. al 2005 macam-macam episiotomi adalah : a. Episiotomi Mediana Insisi medial dibuat pada bidang anatomis dan cukup nyaman. Terdapat lebih sedikit pendarahan, mudah diperbaiki, penyembuhan lebih baik, dan jarang menimbulkan dispareuni. Akan tetapi aksesnya terbatas sehingga insisi ini hanya digunakan oleh individu yang berpengalaman. Episiotomi jenis ini dapat menyebabkan ruptur perineum totalis dan insisi memberikan resiko perluasan ke rectum. Universitas Sumatera Utara b. Episiotomi Mediolateral Merupakan jenis insisi yang mudah dilakukan sehingga paling sering digunakan. Gunting harus dimulai pada titik tengah lipatan kulit tipis di belakang dan diarahkan ke tuberositas iskial ke bantalan iskiorektal. Gambar 1. Episiotomi Medio-lateral c. Episiotomi Lateral Jenis insisi ini memiliki keuntungan insisi medial dan memberikan akselerasi lebih baik daripada insisi mediolateral. Insisi lateral dibuat ke arah bagian anus yang berwarna coklat. Teknik ini paling sering digunakan oleh dokter bedah yang berpengalaman. Sehingga insisi ini tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, pendarahan lebih banyak, dan sukar direparasi.

7. Robekan Perenium

Menurut Manuaba 2007, ada 4 derajat robekan pada perineum, yaitu: Universitas Sumatera Utara Derajat Robekan Jaringan Terkena Keterangan Pertama - Fourchette - Kulit perineum - Mukosa vagina - Mungkin tidak perlu dijahit - Menutup sendiri Kedua - Fascia + muskulus badan perineum - Perlu dijahit Ketiga - Ditambah dengan sfincter ani - Harus dijahit legeartis sehingga tidak menimbulkan inkontinensia Keempat - Ditambah dengan mukosa rektum - Teknik menjahit khusus sehingga tidak menimbulkan fistula

8. Pelaksanaan Episiotomi

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Partograf pada Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktik Mandiri di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 111 93

Hubungan Teknik Menyusui Dengan Produksi Asi Pada Ibu Primipara Yang bersalin di klinik bidan sumiariani jl. Karya kasih Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

9 75 70

Respon Bidan PTT Terhadap Program Jaminan Persalinan di Kabupaten Langkat Tahun 2013

1 94 178

Tindakan Episiotomi Pada Persalinan Normal Pervaginam Pada Primigravida Yang Dilakukan Di Rsu Sundari Medan Tahun 2012

5 84 64

Pengaruh Ketimpangan Gender dalam Keluarga dan Karakteristik Ibu terhadap Anemia dalam Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbio Jaya Kabupaten Kampar

0 30 110

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Partograf pada Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktik Mandiri di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 11

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Partograf pada Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktik Mandiri di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Partograf pada Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Praktik Mandiri di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tindakan - Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN BIDAN DALAM PENCEGAHAN PENULARAN HIVAIDS PADA PERTOLONGAN PERSALINAN PERVAGINAM DI KLINIK BERSALIN DI KOTA KABANJAHE

0 0 16