13 Dimana :
ST max = Maksimum waktu di stasiun STi
= Waktu stasiun di stasiun kerja i f
Keseimbangan Waktu Senggang Balance Delay
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna di
antara stasiun-stasiun kerja. Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut Baroto, 2002: 2.8
Dimana : D = Balance Delay
n = Jumlah stasiun kerja C = Waktu siklus terbesar dalam stasiun kerja
∑ t
i
= Jumlah semua waktu operasi t
i
= Waktu operasi
2.3.2. Metode Peringkat Bobot Posisi Rangked Positional Weight Method.
Metode ini disebut metode peringkat bobot posisi Rangked Positional Weight Method karena metode ini menggunakan pendekatan dengan meugaskan operasi ke dalam stasiun-
stasiun kerja dengan dasar panjang waktu operasi. Proses kerja diurutkan berdasarkan peringkat mulai yang paling besar sampai yang paling kecil. Nilai peringkat didapat dari jumlah waktu
operasi mulai dari awal sampai akhir proses. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : a
Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan aktual adalah kecepatan lintasan yang diinginkan.
b Buat matriks keterdahuluan berdasarkan jaringan kerja produksi.
c Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah waktu siklus tersebut dan
operasi-operasi pengikutnya. d
Urutkan operasi-operasi mulai dari bobot terbesar sampai dengan bobot yang terkecil. e
Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot terbesar sampai dengan bobot terkecil, dengan kriteria total waktu operasi lebih kecil dari kecepatan
lintasan yang ditentukan. f
Hitung efisiensi rata-rata stasiun kerja terbentuk. g
Gunakan prosedur trial dan error untuk mencari pembebanan yang akan menghasilkan efisiensi rata-rata lebih besar dari efisiensi rata-rata pada poin f diatas.
h Ulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang memiliki efisiensi
rata-rata yang lebih tinggi. Jumlah stasiun kerja yang dihasilkan dari metode ini akan menentukan besarnya waktu
menganggur yang dihasilkan dari lintasan tersebut. Hal ini berdampak pada berubahnya tekanan kerja pada operator yang mengakibatkan berkurangnya rasa lelah saat bekerja. Menurut Nugraha
2009, Penurunan waktu menganggur setelah lintasan diperbaiki pada keseimbangan lini dapat digunakan sebagai acuan perbandingan jumlah pemborosan yang terjadi antara kondisi sebelum
14 perbaikan dan setelah perbaikan. Untuk mengetahui jumlah pemborosan dari lintasan produksi
dapat diketahui dengan menggunakan persamaan 2.9. 2.9
Menurut Rindingpadang 2006, sistem perhitungan efisiensi pada lintasan yang digunakan perusahaan adalah berdasarkan output yang dihasilkan dan target produksi per hari
untuk tiap lintasan. Output yang dihasilkan merupakan hasil yang didapat selama jam kerja dan target produksi di dapat dari perhitungan antara jam kerja, waktu proses di lintasan produksi dan
jumlah operator di lintasan tersebut. Maka untuk memperoleh target produksi per hari dapat dilakukan dengan persamaan 2.10.
2.10
15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011, dan kegiatannya meliputi pengamatan gerakan, pengukuran waktu, pengolahan
data yang telah diperoleh, studi pustaka dan analisis hasil perhitungan. Adapun lokasi penelitian ini yaitu di PT. Cosma Cipta Sejahtera, Desa Cangkurawok, Kec. Dramaga, Bogor.
3.2. Peralatan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari : 1. Papan pengamatan
2. Lembar pengamatan 3. Alat tulis
4. Kalkulator 5. Laptop Microsoft Office 2007
6. Stopwatch 7. kamera
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengambilan data di lapangan dan pengolahan data.
3.3.1. Pengambilan Data di Lapangan
Pengambilan data dilakukan di ruang produksi di PT. Cosma Cipta Sejahtera. Data diambil pada saat proses produksi berlangsung dengan mengambil sampel dari beberapa
operator. Operator yang dipilih sebagai obyek, dimintai bantuan untuk menjadi sampel penelitian. Dalam melaksanakan pengambilan data, terlebih dahulu diberikan informasi dan
pemahaman akan maksud dan tujuan studi ini agar tercapai kerjasama yang baik dalam melakukan pengambilan data.
3.3.2. Pengolahan Data
Untuk menganalisis gerak yang dilakukan oleh operator selama proses produksi, terlebih dahulu dilakukan perekaman aktivitas yang dilakukan operator saat melakukan
pekerjaannya. Kemudian dari rekaman tersebut, gerakan-gerakan yang dilakukan dapat dianalisis dengan menggunakan metode Therblig. Sedangkan data waktu yang diperoleh
dihasilkan dalam satuan detik. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan beberapa perhitungan yang sudah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka dapat dilihat pada lampiran 1.
Cara mengolah data pada penelitan ini adalah sebagai berikut : 1. Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya.
2. Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada operatorpekerja. 3. Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan
diukur waktunya. 4. Bagi siklus kegiatan yang berlangsung ke dalam elemen-elemen kegiatan sesuai dengan
aturan yang ada. 5. Lakukan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N pengamatan untuk setiap
sikluselemen kegiatan X
1
, X
2
,…………..,Xn. 6. Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator.