Terdapat perbedaan antara komposisi kerang pisau hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, hal ini dapat dikarenakan perbedaan habitat.
Komposisi kimia ikan dapat bervariasi antar spesies, antar individu dalam satu spesies, dan antar bagian dari satu individu ikan. Variasi tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain umur, laju metabolisme, aktivitas pergerakan, makanan, dan kondisi sebelum dan sesudah musim bertelur Suzuki
1981.
4.3.1 Kadar air
Hasil analisis proksimat untuk uji kadar air daging dan jeroan kerang pisau pada penelitian ini menunjukkan nilai masing-masing sebesar 78,59 dan
75,49. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan kadar air kerang pisau yaitu 82,31 Nurjanah et al. 2008, namun lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kadar air kerang darah Anadara granosa yaitu 74,37 Nurjanah et al. 2005. Kandungan air pada kerang pisau hasil penelitian ini tidak jauh berbeda bila
dibandingkan dengan beberapa jenis kerang lainnya yaitu kandungan air kerang Spisula solidissima sebesar 74,0, Codacia orbicularis 74,8, Panope generosa
78,8 dan Protothaca staminea 79,4 Krzynowek dan Murphy 1987. Perbedaan kadar air dalam suatu spesies dapat terjadi karena perbedaan
habitat, spesies, umur, dan laju metabolisme. Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, terutama vitamin larut air dan mineral. Air
juga berfungsi sebagai katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan Almatsier 2006. Kadar air yang tinggi pada
komoditas hasil perairan menyebabkan mudah mengalami kerusakan highly perishable.
4.3.2 Kadar abu
Hasil analisis kadar abu pada daging dan jeroan kerang pisau masing- masing adalah 1,45 dan 2,61. Nilai kadar abu kerang pisau pada penelitian ini
sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kadar abu kerang pisau adalah sebesar 2,63
Nurjanah et al. 2008. Kandungan abu kerang pisau hasil penelitian ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan kerang darah Anadara granosa yaitu sebesar
2,24 Nurjanah et al. 2005.
Tinggi rendahnya kadar abu dapat disebabkan oleh perbedaan hábitat dan lingkungan hidup yang berbeda. Setiap lingkungan perairan dapat menyediakan
asupan mineral yang berbeda-beda bagi organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Masing-masing individu organisme juga memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam meregulasi dan mengabsorbsi komponen anorganik, sehingga hal ini nantinya akan memberikan pengaruh pada nilai kadar abu dalam masing-
masing bahan Rusyadi 2006.
4.3.3 Kadar protein