27 dilakukan  pada  penelitian  pendahuluan  meliputi  pengamatan  rendemen  pati,
derajat  putih,  dan  densitas  kamba.  Sedangkan  pengamatan  yang  dilakukan pada  penelitian  utama  meliputi  laju  respirasi,  susut  bobot,  warna,  dan
organoleptik.
1. Rendemen
Rendemen pati ubi jalar dihitung berdasarkan perbandingan bobot kering  pati  yang  diperoleh  terhadap  bobot  umbi  segar  tanpa  kulit
bobot bersih. Perhitungan rendemen menggunakan rumus :
100 x
b a
pati Rendemen
= Keterangan :
a = Bobot kering pati ubi jalar
b = Bobot umbi ubi  jalar bersih
2. Derajat Putih
Derajat  putih  diukur  menggunakan  alat
Whitenessmeter
.  Pada  alat ini dibandingkan derajat putih contoh dengan derajat putih standar MgO
yang bernilai 100. Skala terkecil dari
Whitenessmeter
adalah 0  sama dengan warna hitam dan skala terbesar adalah 100  sama dengan warna
putih  standar  MgO.  Pembacaan  derajat  putih  contoh  dapat  dilihat langsung pada skala yang terdapat pada
Whitenessmeter
. Derajat putih dari contoh yang diukur mempunyai nilai 0-100 .
3. Densitas Kamba Afdi, 1989
Densitas  kamba  merupakan  salah  satu  sifat  fisik  bahan  pangan yang  berupa  tepung  atau  biji-bijian  yang  dinyatakan  dalam  gml.  Sampel
dituang ke dalam gelas ukur 100 ml. Penuangan dilakukan dari ketinggian 10  cm.  Kemudian  diratakan  dengan  penggaris.  Selanjutnya  gelas  ukur
yang berisi pati ditimbang. Densitas kamba dihitung dengan cara membagi sampel  dengan  volume  ruang  yang  ditempati  seperti  yang  terdapat  pada
rumus di bawah ini.
28 Densitas kamba =
ukur gelas
volume ukur
gelas berat
- pati
ukur gelas
berat +
Nilai  densitas  kamba  penting  dalam  hal  konsumsi  suatu  produk pangan.  Densitas  kamba  suatu  bahan  mempengaruhi  jumlah  bahan  yang
bisa  dikonsumsi  dan  biaya  produksinya  Peleg,  1983.  Nilai  densitas kamba  berbanding  terbalik  dengan  kekambaan.  Semakin  kecil  nilai
densitas  kamba  maka  kekambaan  produk  tersebut  semakin  besar
bulky
. Artinya  untuk  satuan  berat  yang  sama,  produk  yang  memiliki  densitas
kamba lebih kecil akan memerlukan tempat yang lebih besar.
4. Laju Respirasi
Laju respirasi diukur dengan menggunakan sistem tertutup, dengan menempatkan  buah  apel  potong  segar
fresh-cut  apple
±  250  gram  ke dalam  toples  dan  ditutup  rapat  supaya  tidak  ada  udara  yang  masuk  ke
dalam sistem. Pada  saat  pengukuran,  dua  buah  selang  yang  terhubung  dengan
Gas  Analyzer
dimasukkan  ke  dalam  toples  yang  akan  diukur  laju respirasinya. Pengukuran gas CO
2
dilakukan secara bertahap, mulai dari 4, 8,  12,  sampai  24  jam  sekali  setiap  harinya  hingga  tujuh  hari  atau  hingga
produk rusak. Menurut Saltveit _______, persamaan laju respirasi gas CO
2
dan O
2
adalah sebagai berikut :
dt dx
x W
V R
= Keterangan :
R = Laju respirasi mlkg jam
V = Volume bebas dalam
respiration chamber
liter W
= berat bahan kg dt
dx = perubahan konsentrasi gas CO
2
terhadap waktu jam
29
5. Susut Bobot