sebesar 155.7 mmbulan dengan curah hujan sebesar 456 mmbulan sedangkan yang terkecil terjadi pada bulan Maret sebesar 31.75 mmbulan dengan curah
hujan 44 mmbulan. Debit aliran yang terjadi berdasarkan rata rata bulanan sebesar 84.68 mmbulan dan rata rata debit aliran harian sebesar 2,69 mmhari.
Hubungan curah hujan dan besarnya debit aliran pada Gambar 10 memperlihatkan fluktuasi debit aliran dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang
terjadi. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan ketika curah hujan naik maka debit aliran akan mengikuti kenaikannya, sedangkan ketika curah hujan turun
maka debit aliran juga cenderung turun.
5.3 Analisis Hidrograf
Analisis hidrograf dapat menjelaskan respon debit harian dengan curah hujan melalui hubungan curah hujan dan debit aliran, besarnya respon tersebut
dapat menunjukkan nilai koefisien limpasan c yang merupakan perbandingan nisbah antara besarnya limpasan terhadap besar curah hujan yang terjadi. Nilai
perbandingan tersebut diantara 0 – 1. Data yang digunakan sebagai contoh adalah debit aliran pada tanggal 18
Januari, 6 Februari, dan 3 Maret 2011. Hasil dari hidrograf pada tanggal 18 Januari menunjukkan bahwa debit puncak terjadi pada menit ke 225 atau pada jam
11.00 WIB sebesar 1.577 m
3
s dengan curah hujan 4 mm, disini terlihat debit aliran lambat merespon namun debit puncak dipengaruhi oleh curah hujan 45
menit sebelumnya yakni sebesar 12 mm. Hal ini mungkin disebabkan tanah pada saat hujan tinggi masih mampu menyerap air dengan baik Gambar 11. Contoh
perhitungan hidrograf dapat dilihat pada Lampiran 10.
Ganbar 11 Hidrograf Satuan Tanggal 18 Januari 2011 di Sub sub DAS Cikadu. Pada tanggal 6 Februari 2011, debit puncak terjadi pada menit ke 120
yakni pada jam 12.45 WIB dengan debit aliran sebesar 2.961 m
3
s hal ini disebabakan pada hari itu memiliki curah hujan tertinggi sebesar 21 mm, kejadian
ini menunjukkan bahwa debit aliran pada tanggal tersebut memiliki respon yang cepat terhadap hujan, seperti terlihat pada Gambar 11 dan perhitungan pada Tabel
8. Sedangkan debit puncak yang terjadi pada hidrograf tanggal 3 Maret 2011 terjadi pada menit ke 165 pada jam 17.00 WIB sebesar 2.916 m3s yang tidak
disertai hujan, hal ini terjadi ketika hujan turun di daerah hulu daerah tangkapan air SPAS dan tidak tertangkap oleh alat penakar hujan, namun tetap
mempengaruhi debit aliran di SPAS Gambar 12.
Gambar 12 Hidrograf satuan tanggal 6 Februari 2011 di Sub sub DAS Cikadu.
-1 3
7 11
15 19
23 27
0.4 0.8
1.2 1.6
2 2.4
2.8
7:15 7:45
8:30 8:45
9:45 10:15
11:00 11:45
12:30 C
u rah
h u
jan m
m
m 3
d e
ti k
waktu jam
Curah Hujan Debit Q
Base Flow
10 20
30 40
50 2
4 6
10:45:00 12:15:00
13:30:00 15:15:00
C u
rah h
u jan
m m
m 3
d e
ti k
waktu jam
Curah Hujan debit Q
Base Flow
Gambar 13 Hidrograf Satuan tanggal 3 maret 2011 di Sub sub DAS Cikadu. Hidrograf satuan juga digunakan sebagai acuan untuk menentukkan nilai
koefisien yakni besarnya limpasan yang terjadi dari seluruh total kejadian
hujan di Sub sub DAS Cikadu, dengan cara membandingkan tebal debit aliran mm dengan tebal curah hujan mm. Nilai ini akan dijadikan inisiasi pada proses
optimasi - Analisis hidrograf dibuat sebanyak tiga kejadian hujan,
berdasarkan hasil analisis hidrograf satuan rata rata besarnya koefisien limpasan sebesar 0.37 37. Nilai ini menunjukkan bahwa sebanyak 37 dari total hujan
yang masuk ke DTA akan menjadi atau limpasan langsung.
Tabel 8 Perhitungan hidrograf di Sub sub DAS Cikadu Tanggal
CH mm
Q m3s
BF m3s
DRO m3s
VDRO m3
Tebal DROmm
1182011 33
5.17 1.206
3.964 74919.6
7.593 2062011
49 8.382
1.505 6.877
111407.400 11.292
3032011 5
12.51524 7.03
5.485 69125.979
7.006
5.4 Aplikasi