Hasil Pengolahan Data Citra

sampai dengan terbesar dari backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m untuk polarisasi HH dan polarisasi HV disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Nilai backscatter pada citra resolusi 6,25 m. Backscatter Minimum Maksimum Rata-rata HH -5,36939 -8,15207 -6,2163 HV -10,0946 -12,9661 -11,8526 Pada Tabel 13 menjelasan bahwa nilai backscatter polarisasi HH lebih tinggi -4.63844 dibandingkan dengan nilai backscatter polarisasi HV-12.573. Demikian pula citraALOS PALSAR resolusi 50 m yang nilai backscatter polarisasi HH lebih tinggi dibandingkan dengan nilai backscatter polarisasi HV Tabel 14. Tabel 14 Nilai backscatter pada citra resolusi 50 m. Backscatter Minimum Maksimum Rata-rata HH -4,63844 -7,62521 -5,79713 HV -12,5737 -15,8381 -14,4837 Dengan kata lain nilia backscatter baik pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m maupun citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m mempunyai pola yang sama dimana polarisasi HH lebih tinggi dibandingkan dengan polarisasi HV. Menurut Purwadhi 2001 kekasaran permukaan menyebabkan perbedaan pemantulan pulsa RADAR. Tanaman Eucalyptus grandis pada usia tua cenderung memiliki tingkat kekasaran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman umur satu tahun. 3.2.2 Hasil Klastering Pada studi ini jumlah klaster awal yang dibuat adalah 20 klaster, baik untuk citra resolusi 50 m maupun untuk citra resolusi 6,25 m, secara spesifik jarak antara klaster dihitung menggunakan jarak Euclidean dan digambarkan dengan metode lingkage disajikan pada Gambar 17. a b Gambar 17 Hasil Dendogram citra resolusi 6.25m : a 20 klaster dan b 5 klaster Pada Gambar 17 terlihat bahwa jumlah klaster awal pada dendogram adalah 20 klaster dan berdasarkan hasil separabilitas diketahui bawah beberapa pasangan mempunyai nilai separabilitas yang sangat rendah. Lebih lanjut dilakukan proses penggabungan klaster dan diperoleh 5 klaster Gambar 17b. Hasil penggabungan tersebut diperoleh nilai separabilitas yang cukup baik Tabel16 dan nilai backscatter yang dianalisis menggunakan jarak Euclidean disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Matrik jarak Euclidean citra Alos Palsar resolusi 6,25 m. C1 C2 C3 C4 C5 C1 4,5245 78,0672 9,3691 2,5426 C2 77,4704 4,9168 4,7541 C3 76,1845 76,0761 C4 8,9061 C5 Berdasarkan hasil klasifikasi yang dilakukan pada citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m, dari lima kelas yang terbentuk, plot contoh di lapangan tersebar pada kelas dua C2, empat C4dan lima C5 yang merupakan hutan tanaman Eucalyptus grandis, sedangkan kelas satu C1 adalah tanaman pertanian dan C3 badan air. Tabel 16 Matrik separabilitas citra Alos Palsar resolusi 6,25 m. Class C1 C2 C3 C4 C5 C1 0 1853,946 2000 1999,954 1999,927 C2 0 1969,154 1999,907 1891,363 C3 0 2000 1997,906 C4 0 1966,534 C5 0 Tabel 16 menjelaskan bahwa nilai separabilitas yang dimiliki lebih besar dari 1600 sehingga 5 kelas pada Citra ALOS ALSAR resolusi 6.25 m layak dipisahkan menjadi beberapa kelas. a b Gambar 18 Hasil Dendogram citra resolusi 50 m : a 20 klaster dan b 4 klaster Pada Gambar 18 terlihat bahwa jumlah klaster awal pada dendogram adalah 20 klaster dan berdasarkan hasil separabilitas diketahui bawah beberapa pasangan mempunyai nilai separabilitas yang sangat rendah. Lebih lanjut dilakukan proses penggabungan klaster dan diperoleh 4 klaster Gambar 18b. Hasil penggabungan tersebut diperoleh nilai separabilitas yang cukup baik Tabel 18 dan nilai backscatter yang dianalisis menggunakan jarak Euclidean disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Matrik jarak Euclidean citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. C1 C2 C3 C4 C1 2,0899 11,3654 4,5822 C2 9,2755 2,4923 C3 6,7832 C4 Berdasarkan hasil klasifikasi yang dilakukan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, dari empat kelas yang terbentuk, plot contoh di lapangan tersebar pada dua kelas hutan tanaman Eucalyptus grandis yaitu, kelas tiga C3 dan empat C4, sedangkan pada kelas satu C1 adalah tanah terbuka dan pada kelas dua C2 adalah badan air. Tabel 18 Matrik separabilitas citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Class C1 C2 C3 C4 C1 0 1760,637 1986,659 1906,500 C2 0 1813,189 1998,287 C3 0 1997,892 C4 0 Berdasarkan Tabel 18 dapat dijelaskan bahwa C3 dan C4 dapat dipisahkan dengan sangat baik nilai separabilitasnya sebesar 1997 termasuk kategori “good” .

3.4 Analisis Korelasi

Analisis korelasi antara peubah ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi r, nilai tersebut bukan menggambarkan hubungan sebab akibat antara peubah tetapi lebih menggambarkan keterkaitan linier antara peubah yang berpengaruh terhadap nilai backscatter. Korelasi antara peubah dimensi tanaman Eucalyptus grandis disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Korelasi antara peubah tegakan Eucalyptus grandis. Peubah Dbh LAI H Vol n Dtjk Ltjk K Lbds bio Diameter Pohon 1 LAI -.252 1 Tinggi Total .972 -.249 1 Volume Pohon .921 -.264 .965 1 Jumlah Pohon .255 -.146 .208 .239 1 Diameter Tajuk .812 -.121 .771 .648 .192 1 Luas Tajuk .822 -.120 .781 .659 .198 .999 1 Kerapatan .242 -.145 .196 .230 .998 .176 .182 1 LBDS .971 -.242 .982 .949 .316 .799 .808 .303 1 Biomaasa .940 -.247 .974 .982 .213 .703 .714 .202 .965 Keterangan : Signifika r 0,7 pada Tinggkat kepercayaan 95 Dbh= diameter batang, h=tinggi, Vol= volume, n= jumlah pohon, D_tjk= diameter tajuk L_tjk= luas tajuk, K= kerapatan dan LBDS= Luas bidang dasar dan Bio= biomassa Dari Tabel 19 diketahui bahwa peubah diameter pohon, memiliki hubungan erat dengan tinggi pohon, volume pohon, diameter tajuk, luas tajuk, luas bidang dasar dan biomassa. Sementara leaf area indeks, jumlah pohon dan kerapatan pohon tidak memiliki hubungan yang erat dengan diameter rata-rata. Hal yang sama juga terjadi pada peubah tinggi pohon yang tidak memiliki hubungan korelasi dengan peubah leaf area indeks, jumlah pohon dan kerapatan. Sedangkan untuk volume pohon hanya memiliki hubungan dengan, luas bidang dasar dan biomassa. Selanjutnya untuk diameter tajuk memiliki hubungan erat dengan luas tajuk, luas bidang