3.8 Pengaruh Konsumsi, Status Gizi, dan Aktivitas Sehari-hari dengan Prestasi Belajar Murid Akselerasi SD Islam PB Sudirman Jakarta

spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata antara uang saku dengan umur siswa r=0.197; p=0.134. Sebaran uang saku siswa dapat dilihat pada tabel 12. Khomsan 2002 menyarankan kepada orangtua untuk membekali anak dengan uang saku bila berangkat ke sekolah, karena jajan bagi anak sekolah merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas sekolah yang tinggi terutama bagi anak yang tidak sarapan pagi. Fasilitas Belajar Orang tua bertugas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan intelektual atau pendidikan anak Opit 1996. Fasilitas belajar merupakan salah satu kebutuhan dalam pendidikan untuk menunjang keberhasilan anak dalam belajar. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan menyediakan fasilitas belajar seperti: alat tulis, buku pelajaran, dan sarana belajar Nio 1985 dalam Rukoyah 2003. Dari tabel 13 dapat dilihat kategori kepunyaan fasilitas belajar siswa seperti meja belajar, laptopkomputer, akses internet, peralatan tulis, dan mengikuti leskursus. Berdasarkan data pada tabel 13, diketahui bahwa proporsi terbesar kepunyaan fasilitas belajar pada kedua kelompok adalah kepunyaan peralatan tulis pribadi 96.6. Berdasarkan hasil uji beda independent sample t-test, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kedua kelompok mengenai fasilitas belajar yang dimiliki p0.05. Tabel 13 Sebaran siswa berdasarkan fasilitas belajar yang dimilki Akselerasi Reguler Total No Kategori n n n 1 Memiliki Meja Belajar 15 78.9 36 90 51 86.4 2 Memiliki Laptopkomputer 18 94.7 36 90 54 91.5 3 Memiliki akses internet 15 78.9 30 75 45 76.3 4 Memiliki peralatan tulis pribadi 18 94.7 39 97.5 57 96.6 5 Mengikuti leskursus 9 47.4 11 27.5 20 33.9 Rata-rata total kepunyaan 4

78.95 3.8

76 Uji beda p=0.613 Menurut Hamalik 1980 dalam Maftukhah 2007, syarat-syarat belajar yang perlu diperhatikan agar dapat belajar dengan baik yaitu faktor jasmani, rohani yang sehat, lingkungan yang tenang, tempat belajar yang nyaman, tersedia cukup bahan dan alat-alat yang diperlukan. Syarat-syarat belajar yang terpenuhi akan dapat memotivasi anak untuk belajar sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dari 5 macam fasilitas yang ditanyakan, rata-rata siswa kedua kelompok telah memiliki 4 fasilitas tersebut. Hal ini menandakan bahwa syarat belajar untuk dapat belajar dengan baik telah terpenuhi. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan fasilitas belajar anak r=0.270; p=0.038. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi pendidikan seorang ibu, maka fasilitas belajar yang dimiliki anak semakin baik. Menurut Nasution dan Nasution 1986, tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi usaha meningkatkan prestasi belajar anak. Usaha meningkatkan prestasi belajar anak dapat dilakukan dengan membimbing anak dalam belajar dan menyediakan fasilitas belajar alat tulis, buku-buku pelajaran, dan tempat untuk belajar Nio 1985 dalam Hanum 1993. Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Kecukupan gizi yang dianjurkan adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus terpenuhi dari makanan Karyadi Muhilal 1996. Kecukupan konsumsi makanan dapat ditentukan dengan menganalisis kandungan zat gizinya kemudian dibandingkan dengan standar Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan untuk mencapai suatu tingkat gizi dan kesehatan yang optimal Suhardjo 1989. Konsumsi pangan siswa diukur dengan menggunakan metode recall 2x24 jam pada hari sekolah dan hari libur. Recall pada hari sekolah diasumsikan dapat mewakili konsumsi pangan sehari-hari ketika sekolah, sedangkan recall pada hari libur diasumsikan dapat mewakili konsumsi pangan sehari-hari siswa ketika dirumah. Tabel 14 menunjukkan rata-rata konsumsi, kecukupan, dan tingkat konsumsi siswa pada dua kelompok. Energi dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik Almatsier 2005. Berdasarkan data pada tabel 14, dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi energi siswa akselerasi adalah 1841 Kal, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 91.56. Pada siswa reguler, rata-rata konsumsi energi adalah 1762 Kal dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 88.93. Hasil uji beda independent sample t-test menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan nyata p0.05 antara tingkat kecukupan energi siswa akselerasi dan reguler. Protein memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk sel-sel dan jaringan tubuh. Protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan serta menggantikan sel-sel yang mati Sediaoetama 2006. Secara keseluruhan, rata-rata konsumsi protein siswa adalah 48 gram dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 98.12. pada siswa akselerasi, rata-rata konsumsi protein adalah 49.17 gram, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 99.64, sedangkan pada siswa reguler, rata-rata konsumsi protein adalah 47.08 gram dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 97.79. Hasil uji beda menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata p0.05 antara tingkat kecukupan protein siswa akselerasi dan reguler. Tabel 14 Sebaran rata-rata konsumsi, kecukupan, dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi siswa Variabel Akselerasi Reguler Total Uji beda p Energi Konsumsi 1841 1762 1787 Kecukupan 2119 2047 2075 Tk konsumsi 91.56 88.93 89.45 0.712 Protein Konsumsi 49.17 47.08 48 Kecukupan 52.56 50 51 Tk konsumsi 99.64 97.79 98.12 0.844 Fe Konsumsi 10.16 11.62 11.15 Kecukupan 12.58 16.78 15.65 Tk konsumsi 84.83 74.77 77.31 0.191 Vitamin A Konsumsi 1036.97 765.07 852.63 Kecukupan 531.58 599.17 578.80 Tk konsumsi 195.60 129.50 150.16 0.003 Vitamin C Konsumsi 29.85 26.87 27.83 Kecukupan 46.58 49.93 48.97 Tk konsumsi 63.87 54.18 57.07 0.607 Besi sangat penting bagi sel darah merah untuk memelihara seluruh sel tubuh, agar ia dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan aktif. Menurut As-sayyid 2006, Kekurangan zat besi kekurangan darah dapat mengakibatkan idiot, malas, dan lemah, serta kehilangan semangat, sulit menyerap informasi, terganggu pertumbuhan, dan mudah terserang penyakit. Dari tabel 14 diketahui bahwa rata-rata konsumsi zat besi siswa adalah 11.15 gram, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 77.31. Pada siswa akselerasi, rata-rata konsumsi zat besi siswa adalah 10.16 gram dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 84.83. Pada siswa reguler, rata-rata tingkat konsumsi zat besi siswa adalah 11.62 gram, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 74.77. Hasil uji beda independent sample t-test menunjukkan bahwa tingkat kecukupan konsumsi zat besi siswa kedua kelompok tidak berbeda nyata p0.05. Vitaimin A sangat dibutuhkan tubuh untuk membangun dan memelihara jaringan agar tetap baik dan sehat, agar masing-masing jaringan itu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, khususnya mata, kulit, tulang, jaringan pernapasan dan pencernaan, serta fungsi kekebalan imunitas tubuh. Selain itu, vitamin A juga sangat penting untuk menjaga vitalitas tubuh disetiap fase yang dilaluinya. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan lemah penglihatan pada malam hari rabun ayam As-Sayyid 2006. Lemah penglihatan ini diduga dapat mengganggu anak dalam beraktivitas di malam hari, mengganggu anak dalam kegiatan belajar sehari-hari yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar anak. Secara keseluruhan, rata-rata konsumsi vitamin A siswa akselerasi lebih tinggi dibandingkan siswa reguler tabel 14. Rata-rata konsumsi vitamin A siswa akselerasi adalah 1036.97 Re, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 195.6, sedangkan rata-rata konsumsi vitamin A siswa reguler adalah 765.07 Re, dengan tingkat kecukupan konsumsi vitamin A sebesar 129.5. Konsumsi vitamin A yang tinggi pada siswa akselerasi diduga dapat meningkatkan sistem imunitas siswa, sehingga siswa dapat terhindar dari penyakit. Hal tersebut diduga akan berkaitan dengan prestasi siswa, karena siswa dengan keadaan tubuh yang sehat dapat menerima pelajaran di sekolah dengan baik. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tingkat kecukupan konsumsi vitamin A siswa kedua kelompok berbeda nyata p0.05. Dari tabel 14 diketahui bahwa rata-rata konsumsi vitamin C siswa akselerasi adalah 29.85 gram dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 63.87. Pada siswa reguler, rata-rata tingkat konsumsi vitamin C siswa adalah 26.87 gram, dengan tingkat kecukupan konsumsi sebesar 54.18. Rendahnya konsumsi vitamin C siswa disebabkan oleh konsumsi sayuran dan buah-buahan yang rendah. Menurut As-sayyid 2006, sumber vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Tabel 15 Sebaran siswa berdasarkan klasifikasi tingkat kecukupan energi Akselerasi Reguler Total Klasifikasi tingkat kecukupan energy n n n Defisit Tingkat Berat 3 15.79 9 22.5 12 20.34 Defisit Tingkat Sedang 2 10.53 8 20 10 16.95 Defisit Tingkat Ringan 3 15.79 5 12.5 8 13.56 Normal 10 52.63 15 37.5 25 42.37 Berlebih 1 5.26 3 7.5 4 6.78 Total 19 100 40 100 59 100 Rata-rata ± SD 91.56 ± 22.91

88.93 ± 24.74 89.45 ± 23.59