sedang. Ikan-ikan dari kelompok ini memiliki kesukaan yang sama pada ketiga kondisi habitat. Dengan demikian kelompok ini cenderung bersifat dinamis sehingga
mampu berasosiasi dan melakukan perpindahan antar habitat untuk mencari makan, berlindung ataupun memijah. Kelompok spesies ini terdiri dari tingkat trofik yang
berbeda, mulai dari konsumen 1 hingga top predator. Kelompok 1 berisikan ikan- ikan pemakan lamun Siganus canaliculatus, Siganus virgatus dan, pemakan ikan
Tylosurus gavialoides, Taeniura lymma, Sphyraena obtusata, Lethrinidae, pemakan
perifiton, fitoplankton
Hypoatherina temminckii,
Acreichthys tomentosus, pemakan krustase, gastropod, dan invertebrata lain Halichoeres,
Apogon, Upeneus tragula Habitat lamun sehat dihindari oleh kelompok spesies 2, 3, dan 4 yang bukan
penghuni tetap lamun. Kelompok 2, 3 dan 4 berisikan spesies yang berpindah dari dan menuju habitat lamun dengan kerapatan yang tidak rumbun. Pergerakan
ditujukan untuk mencari makan ataupun berlindung. Pencarian makan dilakukan pada habitat kurang sehat dan miskin karena kondisi penutupan lamun yang tinggi
bagi sebagian spesies menyulitkan untuk mencari makan. Padang lamun yang beragam dengan kerapatan tinggi mereduksi aktivitas meliang dari udang-udangan
dan makrofauna lain seperti Amblygobius stethopthalmus. Kelompok spesies 4, 5, dan 6 lebih menghindari habitat dengan kondisi
penutupan lamun yang minim. Kelompok ini lebih menyukai lamun dengan penutupan yang tinggi atau sedang, dengan kedalaman air yang lebih dalam, dan
substrat yang lebih halus. Beberapa anggota dari kelompok ini adalah pemakan ikan- ikan serta crustacea berukuran kecil yang banyak hidup pada stasiun dengan kondisi
lamun yang lebih baik. Anggota lainnya bersifat herbivor seperti Scarus ghobban yang memakan daun lamun menyukai habitat dengan kerapatan yang tinggi. Habitat
lamun kurang sehat cenderung dihindari oleh kelompok spesies yang memiliki ketertarikan hanya pada lamun sehat kelompok 6 ataupun lamun miskin saja
kelompok 2.
4.4.4. Analisis biplot
Analisa dilanjutkan dengan menggunakan analisis biplot untuk mengetahui posisi relatif dari spesies ikan. Posisi ikan dalam stasiun dan waktu tertentu
menunjukan bentuk asosiasi antara ikan dengan padang lamun. Ikan cenderung
berada dan bergerak dalam suatu habitat untuk memenuhi kebutuhan makan ataupun kebutuhan perlindungan dari predasi. Hasil analisa tersaji dalam Gambar 20-21.
Gambar 20. Hasil analisis biplot ikan siang hari
Berdasarkan hasil statistika, ikan-ikan yang berasosiasi dengan habitat sehat di siang hari adalah Hypoatherina temminckii, Stethojulis balteata, Halichoeres
scapularis, Lethrinus obseletus, Scarus ghobban, Taeniura lymma, Cheilodipterus quinquelineatus, Halichoeres chloropterus, Acreichthys tomentosus, Lethrinus
lentjan, Apogon kallopterus, Siganus canaliculatus, dan Apogon cyanosoma. Ikan yang berasosiasi dengan habitat ini adalah ikan golongan herbivora, planktivora, dan
karnivora kecil. Scarus ghobban dan Siganus canaliculatus memilih berasosiasi dengan habitat
sehat karena kedua spesies ini adalah pemakan lamun. Spesies nomor 7, yakni Hypoatherina temminckii berasosiasi cukup kuat di stasiun sehat karena kerapatan
lamun yang tinggi menyediakan nutrien yang melimpah bagi plankton yang menjadi makanan H. temminckii. Karnivora dengan bukaan mulut yang kecil memanfaatkan
habitat sehat yang kaya akan invertebrata dan ikan kecil untuk makan. Karnivor besar yang ditemukan di stasiun ini adalah Taeniura lymma. Karnivora berukuran
besar jarang berasosiasi dengan habitat lamun sehat karena ukuran makanan yang terlalu kecil dan juga penutupan lamun yang terlalu tinggi akan menyulitkan untuk
aktivitas makan. Beberapa ikan yang berasosiasi dengan habitat sehat di siang hari adalah ikan karang seperti Scarus ghobban.
Ikan-ikan yang berasosiasi kuat dengan habitat lamun kurang sehat adalah Gerres oyena nomor 10, Apogon fuscus, Apogon crassipiens, Apogon
margaritiphorus, dan Scolopsis lineatus nomor 25. Ikan ini merupakan ikan karnivora yang pada siang hari memanfaatkan padang lamun kurang sehat untuk
memudahkan mencari makan dan berlindung dari predator yang tingkatan trofiknya lebih tinggi.
Ikan-ikan lainnya cenderung tidak berasosiasi dengan kuat pada ketiga stasiun. Kondisi ini diakibatkan karena ketidakhadiran spesies di siang hari dan juga
disebabkan perbedaan jumlah yang signifikan antar spesies. Ikan-ikan yang tidak berasosiasi kuat merupakan ikan-ikan yang mampu beruaya masuk dan keluar
padang lamun. Wilayah ruaya ikan mencakup ekosistem lain seperti terumbu karang dan perairan yang lebih dangkal di sekitar stasiun pengamatan. Asosiasi ikan dengan
habitat di malam hari tersaji dalam Gambar 21.
Gambar 21. Hasil analisis biplot ikan di malam hari
Menurut analisis biplot, ikan yang senang berasosiasi dengan habitat kurang sehat di malam hari adalah spesies nomor 7, yakni Hypoatherina temminckii dan
spesies nomor 14, yakni Halichoeres argus. Asosiasi kedua biota dengan lamun kurang sehat didasari kebutuhan makan dan juga perlindungan dari predator di
malam. Habitat sehat berisikan Apogon fuscus, Apogon cyanosoma, Gerres oyena,
Scolopsis lineatus, Lethrinus lentjan, Chaerodon anchorago, Lethrinus harak, Taeniura lymma, Siganus virgatus, Apogon cyanosoma, Apogon margaritiphorus,
Scolopsis lineatus, Lethrinus lentjan dan Cheilodipterus quinquelineatus. Ikan-ikan ini merupakan ikan karnivora dan omnivora yang berukuran kecil hingga besar.
Pada malam hari ikan karnivora kecil berasosiasi dengan habitat sehat karena makanannya yang berupa invertebrata kecil aktif bergerak di malam hari. Habitat
sehat menyediakan perlindungan dari predasi ikan karnivora besar yang naik ke perairan dangkal di malam hari.
Asosiasi dengan habitat miskin di malam hari diisi spesies nomor 8, 32, dan 20, masing-masing merupakan Tylosurus gavialoides, Sphyraena obtusata, dan
Lethrinus obseletus sebagai karnivora besar. Ikan berukuran besar dengan bukaan mulut yang lebar memerlukan makanan yang lebih besar yang dapat ditemukan pada
lamun miskin. Apogon crassipiens dan Apogon kallopterus sebagai karnivora kecil memilih lamun dengan penutupan yang sangat minim untuk memudahkan
mendapatkan mangsa di malam hari . Asosiasi ikan dengan habitatnya dipengaruhi kondisi habitat dan kepentingan ikan-ikan yang berasoisasi di dalamnya. Tingkat
trofik yang banyak ditemukan dalam padang lamun yang diamati selama siang dan malam hari adalah karnivora, dengan food item ikan, crustaceae, gastropoda, dan
benthic mollusk.
4.4.5. Analisis ragam klasifikasi dua arah two way anova