Pengertian Bell’s palsy Etilogi

e. Ramus servikalis muncul dari pinggir bawah glandula dan berjalan ke depan di leher bagian bawah mandibular untuk mempersarafi muskulus platysma. Saraf ini dapat menyilang pinggir bawah mandibular untuk mempersarafi muskulus depressor anguli oris.

2.3 Bell’s palsy

2.3.1 Pengertian Bell’s palsy

Bell’s palsy merupakan bentuk kelumpuhan wajah yang paling umum terjadi yang disebabkan oleh inflamasi pada saraf fasialis. Adanya inflamasi menyebabkan saraf membengkak dan mencegah saraf melewati sinyal antara otak dan otot-otot wajah. 13 Bell’s palsy didefinisikan sebagai paralisis nervus fasialis perifer yang bersifat unilateral dengan penyebab yang tidak diketahui idiopatik, akut dan tidak disertai kelainan neurologi lainnya. 13

2.3.2 Etilogi

Penyebab Bell’s palsy masih tidak jelas atau masih menjadi perdebatan. Pada masa lalu, paparan dingin secara terus menerus dianggap sebagai satu-satunya penyebab Bell’s palsy. Secara luas teori yang diyakini sebagai etiologi penyebab Bell’s palsy adalah infeksi virus, iskemik saraf, reaksi autoimun, trauma dan kongenital. 5,6,7 Inflamasi saraf fasialis pada ganglion genikulatum dapat menyebabkan kompresi, iskemi, dan demielinasi axon serta terganggunya pasokan darah pada saraf dianggap dapat menyebabkan Bell’s palsy. 5 Pada 1972 Mc Cormick pertama kali mengemukakan bahwa Herpes Simplex Virus HSV bertanggung jawab dalam menyebabkan kelumpuhan fasial idiopatik. Teori ini berdasarkan suatu analogi bahwa HSV ditemukan di vesikel-vesikel, kemudian menetap dan bersifat laten di ganglion genikulatum. Sejak saat itu, sering dilakukan autopsy pada pasien Bell’s palsy dan hasilnya mengarah kepada terdapatnya HSV di ganglion genikulatum pada pasien Bell’s palsy. Diduga HSV berjalan melalui akson sensoris dan menetap di sel ganglion. Sehingga pada saat terjadi stress, virus akan mengalami reaktivasi dan merusak selubung mielin. 6,7 Paralisis wajah yang dibawa sejak lahir atau terjadi secara kongenital sangat jarang ditemukan. Penyebab utamanya adalah trauma pada saat kelahiran misalnya pada riwayat persalinan yang sulit. 6 Beberapa literatur juga melaporkan tindakan kedokteran gigi dapat menyebabkan Bell’s palsy. Tindakan kedokteran gigi yang diduga menyebabkan Bell’s palsy, yaitu: 5,14,15 a. Komplikasi sesudah penyuntikan anestesi lokal pada pencabutan gigi, dimana terjadi paralisis nervus fasialis perifer Bell’s palsy yang umumnya bersifat sementara. Paralisis dapat terjadi secara segera ataupun lambat, berdasarkan waktu penyuntikan hingga onset dari gejala. Paralisis yang terjadi secara segera muncul dalam hitungan menit setelah penyuntikan dan akan sembuh dalam waktu 3 jam ataupun kurang. Paralisis dapat muncul akibat anestesi pada cabang nervus fasialis yang diakibatkan anatomi saraf yang abnormal seperti kelainan kongenital seperti gagalnya kelenjar parotis untuk menutupimembalut nervus fasialis dan cabangnya sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terpapar bahan anastesi lokal secara langsung. Paralisis yang terjadi secara lambat terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah dari penyuntikan anestesi. Terdapat tiga hipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana paralisis dapat terjadi, pertama bahan anestesi lokal ataupun sisanya merangsang plexus simpatis yang berhubungan dengan arteri karotis eksterna gambar 3. Dari arteri karotis eksterna, serabut dari plexus tersebut berlanjut ke arteri stylomastoid hingga masuk ke kelenjar parotis. Ransangan dari cabang stylomastoid simpatis menyebabkan reflesks spasme yang terlambat dari vasa nervorum nervus fasialis yang mengakibatkan iskemik neuritis dan oedema sekunder. Hipotesis kedua mengemukakan bahwa tindakan mekanis dari jarum pada penyuntikan dapat menyebabkan stimulasi dari plexus simpatis yang berhubungan dengan arteri karotis eksterna. Dan hipotesis terakhir adalah reaktivasi virus yang bersifat laten akibat trauma yang terjadi pada saat prosedur. Gambar 3 . Arah yang memungkinkan untuk bahan anatesi lokal masuk ke glandula parotis Hipotesis kedua adalah tindakan mekanis dari jarum penyuntikan anestesi dapat menimbulkan rangsanan pada plexus simpatis yang berhubungan dengan arteri karotis eksterna. Dan hipotesis terakhir adalah reaktivasi dari virus yang laten akibat dari trauma prosedur anestesi lokal. b. Adanya sumber infeksi di daerah mulut seperti radang parotis. c. Trauma pada saat operasi sendi temporo mandibular, terjadi trauma pada bagian kondilus mandibular akan menyebabkan gangguan pleksus saraf fasialis pada bagian atas. d. Trauma ketika dilakukan penyingkiran tumor glandula parotis yang dikarenakan dari terputusnya nervus fasialis dimana terjadi gangguan pada pleksus saraf fasialis bagian bawah. e. Fraktur pada ramus mandibular yang dapat mengakibatkan putusnya saraf fasialis.

2.3.3 Gambaran Klinis

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Tentang Penjahitan Luka Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode 8-31 Oktober 2014

4 91 78

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

2 108 70

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 6 66

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 12

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 1 20

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 2

Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU pada penanganan trauma maksilofasial periode November – Desember 2015

0 0 11

Tingkat Pengetahuan Tentang Penjahitan Luka Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode 8-31 Oktober 2014

0 0 15

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Trigeminal Neuralgia Di Departemen Bedah Mulut Fkg Usu Periode Januari 2015-Februari 2015

0 0 14