xviii atas dasar monosodium glutamat. Federation of American Societies for
Experimental Biology FASEB pada tahun 1992 telah mengeluarkan suatu resolusi yang mendukung keamanan MSG untuk dikonsumsi sebagai
penyedap makanan Bakrie, 2005. Di Indonesia makanan dan minuman selalu diteliti dan diawasi oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia berdasar pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.235MENKESPERVI79 yang
menetapkan bahwa MSGVetsin boleh dipakai secukupnya Bakrie, 2005.
B. Sanitasi Industri
Menurut Labensky
1994 dalam
Purnawijayanti 2001
mendefinisikan sanitasi sebagai penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit
yang disebabkan oleh makanan.
1. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai
perpindahan penyakit. Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip
yang akan
membantu dalam
memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik bagi manusia
Jenie, 1989. Sanitasi berhubungan dengan semua segmen lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia, yaitu yang terkait dengan faktor- faktor fisik, kimia dan biologik. Faktor biologis dari lingkungan inilah
yang berkaitan erat dengan sanitasi, karena organisme hidup akan bereaksi terhadap keadaan fisik dan lingkungan yang berbeda, demikian pula
terhadap organisme hidup lainnya termasuk manusia Jenie, 1989.
2. Sanitasi Bangunan
Tempat kerja yang baik, bersih dan berventilasi serta penerangan yang baik dapat memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pekerja, yang
akan menanggapinya dengan kebiasaan yang baik dan bersih. Kamar kecil
xix harus dibangun agak jauh dari tempat pengolahan bahan pangan dan harus
dilengkapi dengan alat pencuci tangan dengan sabun desinfektan Jenie, 1989.
Lantai dari pabrik harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, dan harus dikeringkan dengan baik. Dinding dan permukaan
meja-meja harus dari bahan yang halus dan mudah dibersihkan dan disanitasi Buckle et. al., 1987. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan
tepat, mudah dibersihkan, sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap sulit dibersihkan. Dinding dan langit-langit yang kasar dapat
membawa bakteri seperti Staphylococcus aureus Jenie, 1989. Menurut Winarno dan Surono 2002 yang paling ideal untuk
mencegah kontaminasi adalah ruangan yang mempunyai airbelt atau pintu ganda, sehingga ruangan tidak berkontak langsung dengan lingkungan
luar. Ruangan sebaiknya mempunyai tekanan positif, sehingga aliran udara hanya dari dalam ruangan ke luar ruangan, dan tidak pernah sebaliknya.
Menurut Winarno dan Surono 2002 sanitasi ruang produksi meliputi:
a. Ruang kerja harus cukup luas agar semua proses dapat berjalan dengan
baik. b.
Rancang bangun harus sedemikian rupa, sehingga memudahkan dalam pembersihan dan pengawasan higiene produk.
c. Bangunan dan peralatan harus dirancang untuk mencegah masuknya
tikus dan kontaminasi lainnya seperti asap, debu dan sebagainya. d.
Bangunan dan peralatan harus dirancang agar diperoleh higiene yang baik, dengan cara mengatur aliran proses dari saat bahan tiba sampai
produk akhir.
3. Sanitasi Pekerja