dengan segala bentuk eksplorasinya tidak boleh keluar dari batasan-batasan fotografi itu sendiri.
Dalam fotografi yang bermakna seni untuk melihat, menuntut sikap pemotret untuk selalu mengasah teknik-teknik dasar fotografi itu sendiri. Elemen dasar tersebut berupa
bentuk, tekstur, garis serta pola yang sangat memengaruhi imaji yang akan diabadikan. Bila elemen tersebut dikombinasikan dengan unsur komposisi, bingkai, sudut bidik serta
pencahayaan yang tepat, tentunya akan menghasilkan foto yang lebih bermakna. Hasil karya seni memang relatif, bagaimana cara orang memandang, dari sudut mana. Para pembuat foto
tentunya ingin orang lain menikmati dan menghargai hasil bidikannya.
I.5.4 Citra Fotografi
Ada cita rasa tertentu bila kita mengamati hasil sebuah potret. Pertama, ia membangunkan memori masa lalu kita. Kedua, kita dapat menelusuri angle atau sudut
pandang si juru foto, karena sudut pandang peristiwa atau momen tertentu tentu berbeda bagi siapa saja, termasuk sudut pandang para fotografer ini. Pertimbangan ini tidak lepas dari cara
seseorang memahami peristiwa, terutama dalam pameran ini adalah pada segi pertimbangan jurnalistik. Sebagai berita visual, fotografi juga konon mampu mewakili ribuan kata.
Disinilah arti penting fotografi sebagai citra yang berpengaruh. Kekhasan bidang fotografi terletak pada alat bantu utamanya yaitu kamera berikut
prosesnya. Sejak ditemukannya, camera obscura memang diharapkan untuk merekam realitas secara persis. Cikal kelahirannya antara lain dilatari keinginan pelukis untuk membuat
gambar yang realis. Susan Sontag dalam In Plato’s Cave mengatakan bahwa fotografi seperti halnya lukisan, gambar dan tulisan adalah interpretasi dunia. Dulu kamera disambut baik oleh
karena ketepatanya merekam realitas secara statis, namun pada perkembangan wacana, nampak ada debatan tentang realitas yang diabadikan. Kata kuncinya adalah fotografi bukan
lagi mimetik atau tiruan dari realitas tapi hasil karya foto seperti yang dikatakan Susan
Universitas Sumatera Utara
Sontag adalah bentuk interpretasi dunia. Dilain hal, secara unik pameran ini memang hasil kreasi insan jurnalistik, berbeda dengan fotografi seni, yang tentunya ada pertimbangan segi
estetik untuk mencapai kualitas karya yang personal.
I.5.5 Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. Teori AIDDA dalam Effendy 2003: 204 merupakan akronim dari :
A : Attention Perhatian I : Interest Minat
D : Disire HasratKeinginan D : Decision Keputusan
A : Action Tindakan
Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak komunikasi dalam menerima pesan komunikasi.
Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa hendaknya dimulai dengan
membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya.
Jeffkins, 1997: 120. Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya.
Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya source attractiveness yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan
komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatiaan khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang
negatif.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini komunikatornya adalah foto di media cetak, dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat yang menikmati foto hasil seni fotografer di media cetak ini.
Sebuah gambar di media cetak harus mampu membangkitkan perhatian pembacanya, dalam hal ini media cetak harus mampu membangkitkan perhatian pembaca sehingga akan muncul
minat dalam diri khalayak untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang foto tersebut. Selanjutnya minat akan melahirkan rasa inginhasrat untuk melakukan seperti yang disampaikan oleh foto
tersebut. Berdasarkan teori AIDDA, penelitian ini hanya sampai pada tahap Desire
hasratkeinginan, tidak sampai pada tahap Decision Keputusan dan tahap Action tindakan, karena hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah minat untuk belajar fotografi.
I.5.6 Minat