Media dan Media Massa

5. Hiburan Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Adapun efek komunikasi massa oleh Lavidge dan Steiner, 1961 terdiri atas enam langkah yang dikelompokkan dalam tiga dimensi atau kategori-kategori berikut: kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu, afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu dan konatif berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu Saverin, 2007: 16.

II.3 Media dan Media Massa

Tidak ada dalam teori media yang telah menyajikan dilema dan perdebatan yang pelik dalam kajian komunikasi massa selain studi khalayak media atau khalayak audience. Para pembuat teori media berada pada posisi yang saling berjauhan mengenai konsensus tentang bagaimana untuk mengkonseptualkan khalayak dan pengaruh khalayak. Ada dua pandangan berhadapan tentang sifat khalayak telah melibatkan dua dialektika yang berhubungan. Media massa adalah perpanjangan alat indera. Dengan media massa, orang memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Dunia ini terlalu luas untuk kita masuki semuanya. Media massa datang menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik. Televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indera kita. Apa yang kita lihat, tergantung ke arah mana pengelola siaran televisi mengarahkan kameranya. Hasan Syukur Paradigma Televisi Era Globalisasi, http: www. Pikiran - rakyat. comcetak0902 140801.htm Universitas Sumatera Utara Pertama adalah adanya pertentangan antara dua gagasan yang menyatakan bahwa khalayak adalah publik massa dan di sisi yang lain, gagasan yang menyatakan bahwa khalayak adalah komunitas kecil. Kedua adalah pertentangan antara gagasan yang menyatakan khalayak adalah pasif dan gagasan yang meyakini bahwa khalayak adalah aktif. Perdebatan di atas kemudian terlihat dengan jelas mewarnai teori-teori di bawah ini. Ada lima jenis media masa yang dikenal sebagai The big five of mass media yaitu televisi, film, radio, majalah dan koran dengan fungsi komunikasi yang saling melengkapi yaitu social function dan Individual Function. Surat kabar atau biasa disebut juga koran merupakan salah satu kekuatan sosial dan ekonomi yang cukup penting dalam masyarakat. Koran dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS. Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor http:id.wikipedia.orgwikiKoran . Universitas Sumatera Utara Fungsi utama dari surat kabar adalah menyiarkan informasi. Khalayak berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai peristiwa atau hal yang terjadi di bumi kita ini. Pada umumnya informasi ini berbentuk berita yang mencakup peristiwa yang terjadi, apa yang dilakukan orang, apa gagasan atau pikiran orang, apa yang dikatakan orang, dan sebagainya Effendi, 1992: 54. Di negara-negara Barat, pers disebut sebagai kekuatan yang keempat, setelah kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah dibeli oleh pihak yang berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai artikelen, yaitu undang- undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan tulisan-tulisan yang menaburkan kebencian terhadap pemerintah http:id.wikipedia.orgwikiKoran .

II.4 Fotografi