commit to user
24 d. External Failure Cost biaya kegagalan eksternal
Merupakan biaya yang terjadi karena produk tidak sesuai dengan persyaratan –persyaratan yang diketahui setelah produk
tersebut dikirimkan kepada konsumen. Contoh : biaya penarikan kembali dan biaya garansi.
G. Metode Pengendalian Kualitas
`Untuk memproleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan
menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Douglas C. Mongomery 2001:26 teknik dalam melaksanakan pengendalian kualitas terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Inspection pemeriksaan Untuk menjamin produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya, maka diperlukan adanya pemeriksaan, kecuali apabila keadaan produk stabil dan
mempunyai rata-rata variabilitas yang rendah. Ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan
sebaiknya inspeksi menurut T. Hani Handoko 2000:429 yaitu : a. Inspeksi
setelah operasi-operasi
yang cenderung
memproduksi barang-barang yang tidak sesuai. b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya.
commit to user
25 c. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk
salah mungkin menghentikan atau memacetkan kerja mesin-mesin.
d. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan ulang.
e. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutupi kerusakan- kerusakan.
f. Pada mesin-mesin semi otomatis atau otomatis,inspeksi dilakukan pada unit pertama dan terakhir,tetapi hanya
kadang-kadang bagi unit-unit diantaranya. g. Inspeksi komponen akhir.
h. Inspeksi sebelum penggudangan. i. Inspeksi dan pengujian produk jadi.
Perusahaan harus memeriksa produk hasil produksinya dan memastikan bahwa tidak ada produk yang dikirim tanpa melalui proses
inspeksi, paling tidak pada sampel. Karena dalam hal ini pelanggan juga merupakan inspector. Apabila kualitas tersebut buruk, maka
mereka memberitahukan kepada pihak lain bahwa produk yang dihasilkan perusahaan kita berkualitas buruk.
2. Statistical Quality Control SQC Pengendalian kualitas secara statistik SQC merupakan
teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengawasi, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki
commit to user
26 produk dan prosesnya menggunakan metode-metode statistik.
Pengendalian kualitas secara statistik Statistical Quality Control SQC sering disebut juga pengendalian proses secara proses
statistik Statistical Process Control SPC. Ada beberapa pengertian Statistical Quality Control SQC
Statistical Process Control SPC yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :
a. Menurut Render Heizer 2001:286 yang dimaksud dengan Statistical Process Control SPC adalah sebuah teknik
statistik yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi
sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. b. Menurut Sofjan Assauri 2004:219 Statistical Quality Control
SQC adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi,
pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Statistical Process Control SPC adalah salah satu alat pengendali
kualitas yang menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan, menganalisis serta menginterpretasikan data untuk digunakan dalam
kegiatan pengendalian kualitas ditinjau dari kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
commit to user
27 Manfaat Statistical Quality Control menurut Wahyu D. Ariani
2004:64 ada beberapa manfaat pengendalian proses statistik yang dikutip berdasarkan pendapat dari Grig 1998, Cartwright dan Hogg
1996, Roes dan Dorr 1997 sebagai berikut : a. Pengurangan pemborosan
b. Perbaikan pengendalian dalam proses c. Peningkatan efisiensi
d. Peningkatan kesadaran karyawan e. Peningkatan jaminan kualitas pelanggan
f. Perbaikan analisis dan monitoring proses g. Meningkatkan pemahaman terhadap proses
h. Meningkatkan keterlibatan karyawan i. Pengurangan keluhan pelanggan
j. Peningkatan pemberdayaan personil lini k. Perbaikan komunikasi
l. Pengurangan waktu penyampaian jasa atau pelayanan.
H. Instrumen Manajemen Kualitas