KESIMPULAN DAN SARAN 98 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN.

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Alternatif Pemberian Skor Pemecahan Masalah 14 Tabel 2.2. Model Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write TTW 26 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Awal 50 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 50 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 51 Tabel 3.4. Validitas Butir Soal Tes awal 52 Tabel 3.5. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Tabel 3.6. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 52 Tabel 3.7. Kelas Interval 58 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal 60 Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 63 Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 64 Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I Memahami Masalah 65 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I Merencanakan Pemecahan Masalah 65 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I Melaksanakan Pemecahan Masalah 66 Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I Memeriksa Kembali 67 Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 68 Tabel 4.9. Kajian Hasil Refleksi pada Siklus I 72 Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 80 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 81 Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II Memahami Masalah 82 Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II Merencanakan Pemecahan Masalah 83 Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II Melaksanakan Pemecahan Masalah 83 Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II Memeriksa Kembali 84 Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 85 Tabel 4.17. Kajian Hasil Refleksi pada Siklus II 86 Tabel 4.18. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 91 Tabel 4.19. Peningkatan Nilai Siswa dari Siklus I ke Siklus II 96 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Hasil Kerja Siswa 4 Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 48 Gambar 4.1. Kesulitan Siswa pada Langkah Memahami Masalah 70 Gambar 4.2. Kesulitan Siswa pada Langkah Merencanakan Pemecahan Masalah 70 Gambar 4.3. Kesulitan Siswa pada Langkah Menyelesaikan Pemecahan Masalah 71 Gambar 4.4. Kesulitan Siswa pada Langkah Memeriksa Kembali 72 DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika I 67 Grafik 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 68 Grafik 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II 84 Grafik 4.4. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 85 Grafik 4.5. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah 92 Grafik 4.6. Rata-rata Kemampuan Langkah-langkah Pemecahan masalah 93 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman 2009 : 253 mengemukakan : ”Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.” Sedangkan Paling dalam Abdurrahman 2009 : 252 mengemukakan bahwa : ”Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan mengunakan hubungan-hubungan.” Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika. Namun ternyata prestasi belajar matematika siswa masih jauh dari harapan. Dari hasil TIMMS 2007 1 2 http:litbang.kemdikbud.go.id, skor siswa-siswa SMP kelas VIII di bidang matematika berada di bawah rata-rata internasional urutan ke-36 dari 49 negara peserta. Posisi itu jauh di bawah Malaysia yang berada di urutan ke- 20 atau bahkan Singapura yang berjaya di urutan ke-3. Selain itu menurut catatan UNDP http:hdr.undp.orgenstatistics, pada tahun 2011 HDI Human Development Index Indonesia menempati peringkat 124, bandingkan dengan Singapura ke-26, Brunei ke-33, Malaysia ke-61, Srilangka ke-97, Thailand ke-103. Kenyataan yang kurang memuaskan di atas, salah satunya disebabkan karena kemampuan pemecahan matematika siswa masih rendah. Kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret sehingga dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah serupa. Dalam hal kemampuan pemecahan masalah Bruner dalam Trianto, 2009 : 91 mengatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Arends dalam Trianto, 2009 : 90 mengatakan bahwa dalam mengajar guru menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Pembelajaran dilakukan secara mekanistik dengan penekanan pada latihan mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur, menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Bila siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran matematika dalam aspek pemecahan masalah matematika masih rendah. Trianto 2009 : 5 menyebutkan di lain pihak secara empiris berdasarkan analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pola pengajaran terlalu banyak

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMAN HARAPAN MEDAN.

2 10 19

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS X-AK 1 SMK-BM PAB 3 MEDAN ESTATE.

1 3 27

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP.

0 2 34

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE).

0 1 42