Pengertian Kajian Pengertian Interior Ruang Pertemuan Elemen Desain Interior

commit to user penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor. KM. 3 HK. 001 MPK. 02 tenang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

2. Kajian Interior Ruang Pertemuan

a. Pengertian Kajian

Pengertian kajian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:491 adalah studi, telaah, pemeriksaan, penelitian, penyelidikan ilmiah.

b. Pengertian Interior

Interior atau ruang dalam mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Semua kehidupan dan kegiatan manusia berkaitan dengan suatu obyek yang nyata dengan penglihatan maupun pendengaran, penciuman, ataupun rasa yang akan selalu menimbulkan kesan ruang. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena manusia bergerak dan berada di dalamnya. Maka titik tolak dari perancangan ruang harus selalu didasarkan pada manusia. Pembentukan ruang ditentukan oleh adanya massa dan bentuk yang disusun dengan menentukan ukuran-ukuran kebutuhan kegiatan manusia maupun menyangkut persepsi manusia terhadap lingkungannya. Pengertian interior dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:438 adalah bagian dalam ruang, tatanan perabot di ruang dalam gedung.

c. Ruang Pertemuan

Sedangkan mengenai ruang pertemuan, Fred Lawson 1981:7 berpendapat bahwa, “meeting room is defined as an assembly some common object or for the change of ideas, news and formation or common interest”. Pendapat tersebut mengandung suatu pengertian bahwa, ruang pertemuan didefinisikan sebagai tempat untuk menampung kegiatan bertemu yang membicarakan masalah umum atau informasi tentang sesuatu yang menarik. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kajian interior ruang pertemuan adalah studi atau commit to user penyelidikan tentang bagian dalam ruangan yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan pertemuan yang mengacu pada lingkungan yang sehat bagi orang yang melakukan kegiatan di dalamnya dan ditangani secara profesional.

d. Elemen Desain Interior

Ruang pertemuan mempunyai unsur pembentuk ruang dimana unsur tersebut pada dasarnya adalah yang membentuk adanya ruang fisik sebagai wadah kegiatan manusia, yang terdiri dari lantai, dinding dan langit-langit. Ketiga unsur tersebut mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjang fungsi atau kegiatan yang berlangsung di dalam ruang. 1 Lantai Lantai berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, sebagai akustik. Sebagai isolasi atau perlindungan terhadap panas, dingin dan juga sebagai pemikul beban di atasnya. Hal ini seperti apa yang dijelaskan oleh Y. B. Mangun Wijaya 1980:329 : “Lantai berfungsi selaku dinding atau penutup ruangan bagian bawah. Oleh karena itu, dilihat dari pertimbangan-pertimbangan akustik misalnya atau isolasi perlindungan terhadap panas dan dingin luar, lantai dapat digarap menurut hukum-hukum yang biasa berlaku untuk dinding…Tetapi lantai masih mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda- benda seperti perabot rumah, manusia dengan segala aktivitasnya. Dan karena itu harus mampu dan kuat memikul beban mati maupun hidup, lalu lintas manusia serta hal-hal lain yang menumpanginya”. Dari pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa lantai harus memenuhi persyaratan secara teknik dan secara ekonomi yaitu lantai harus kuat, memberikan isolasi yang baik terhadap hawa dingin dan hawa panas, dan konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga setelah berumur panjang tidak kehilangan kekuatan. commit to user Gambar 1. Lantai Sumber : Ilustrasi Desain Interior. Francis D.K. 2006 : 15 Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai. Berdasarkan karakteristiknya lantai dibagi menjadi empat, yaitu : a. Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi. Gambar 2. Macam-macam lantai lunak atau permadani Sumber : Francis D. K. 2006 : 175 b. Lantai semi keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl, aspal, dan cor. c. Lantai keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai sebagai bahan lantai. d. Lantai kayu parquet, terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan lantai yang terbuat dari kayu. commit to user Pemilihan lantai untuk ruang pertemuan, tidak memakai lantai yang bermotif sebab akan menimbulkan kesan ramai, hal ini senada dengan pendapat Pamudji J. Suptandar 1999:132 menyatakan bahwa : “pada ruang rapat yang memerlukan konsentrasi hendaknya jangan digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna karena dapat mengganggu”. Sedang lantai yang dipergunakan biasanya memakai lantai dengan lapisan penutup floor covering dapat berupa karpet dan permadani, karpet dan perekat, keramik, batuan, batu bata dan material lainnya. 2 Elemen Vertikal a Dinding Dinding dalam sebuah bangunan sebagai salah satu unsur pembentuk ruang, dinding mempunyai beberapa fungsi pokok, yaitu : sebagai pemikul beban di atasnya, sebagai penutup atau pembatas ruangan, baik visual maupun akustik, menghadapi alam luar dan ruangan dalam. Seperti yang dikemukaan oleh Y. B. Mangun Wijaya 1980:339 : “Dinding-dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban fungsi : 1. fungsi pemikul beban di atasnya. 2. fungsi penutup atau pembatas ruangan, baik mengenai visual maupun akustik. 3. menghadapi alam luar dan ruangan dalam, radiasi sinar cahaya dan sinar kalor dari matahari. 4. pengatur derajat kelembaban di ruang. 5. radiasi sumber bunyi perlindungan arus angin”. Beberapa jenis bahan-bahan yang berfungsi sebagai dinding atau bahan-bahan pokok dinding : 1 Batu : batu kali, batu bata, batako, dan sebagainya. 2 Kayu : papan, tripleks, bambu, hardboard, dan sebagainya. 3 Metal : alumunium, tembaga, kuningan, plat baja, dan sebagainya. 4 Gelas : kaca, dsb. 5 Plastik : fiber glass, folding door, dsb. Sedangkan beberapa jenis bahan-bahan yang berfungsi sebagai penutup dinding adalah sebagai berikut : 1 Batu : bermacam-macam batu alam, asbes, coreltex, dan marmer. 2 Cat : bermacam-macam cat tembok, chemistone. commit to user 3 Fiberglass : flexiglass, paraglass. 4 Gelas : cermin, kaca kaca bening, kaca rayben, kaca es, dsb. 5 Kain : batik, sutra. Dinding yang difungsikan sebagai ruang pertemuan selain harus memenuhi persyaratan teknis juga harus memenuhi persyaratan akustik. Pencapaian persyaratan akustik ini diharapkan akan dapat memperlancar kegiatan pertemuan yang ada di dalamnya. Dalam pencapaian akustik ini, Leslie L. Doelloe yang diterjemahkan Lea Prasetyo 1990:56 berpendapat bahwa : “sumber bunyi harus dikelilingi oleh material absorbsi yang baik perforetet aqioustic sebagai pengendali akustik”. Dari pendapat di atas mengandung pengertian bahwa, bahan penyerap pengendali suara dapat ditempatkan pada permukaan ceiling dan dinding yang berfungsi untuk mengendalikan kebisingan suara. Bahan yang digunakan dapat berupa wall paper dan material sejenisnya. Gambar 3. Dinding Sumber : Ilustrasi Desain Interior. Francis D.K. 2006 : 176

b Pintu

Pada setiap bangunan ada suatu bagian dari bangunan tersebut yang berfungsi sebagai penghubung antar ruang satu dengan ruang yang lain. Penghubung itu dikenal dengan istilah pintu. Pintu terdiri dari ibu pintu atau kusen dan daun pintu yang dihubungkan dengan engsel atau pelipat serta commit to user dilengkapi pengunci maupun grendel. Rangka pintu atau kusen dapat dibuat dari aluminium atau kayu. Rangka aluminium banyak dipakai untuk bangunan umum atau bangunan komersil, karena bentuknya indah dan memberi kesan mewah. Selain itu sangat tepat juga dipakai pada bangunan bertingkat banyak, karena ringan dan tahan api. Ukuran lubang pintu biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau jenis dari bangunan. Beberapa ukuran yang banyak dipakai adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jenis bangunan Ukuran lubang pintu lebar x tinggi Jumlah daun pintu Rumah tinggal 80 cm x 200 cm 1 daun Bangunan umum sekolah 90 cm x 200 cm 1 daun Toko, bioskop, dan lain-lain 120 cm x 200 cm 2 daun Pintu utama pada bangunan umum 160 cm x 200 cm 2 daun Pintu kamar mandi 70 cm x 200 cm 1 daun Sumber : Konstruksi Bangunan Gedung. Ir. Ign Benny P. M.Sc 1995:72 c Jendela Jendela berfungsi sebagai jalannya sirkulasi udara dan sebagai jalan masuknya sinar matahari agar ruangan tetap sehat. Rangka jendela tidak jauh berbeda dengan rangka pintu, hanya di sini selain ambang atas, terdapat juga ambang bawah, jadi tiang diapit atas bawah oleh ambang. Di dalam suatu bangunan, sebaiknya bentuk pintu dan jendelanya adalah sama, walaupun mungkin ukuran lebarnya tidak sama, hal ini dimaksudkan agar bangunan tampak harmonis. Jendela dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu jendela mati dan jendela berventilasi. Jendela mati tidak akan pernah dapat dibuka, sedangkan jendela berventilasi dapat dibuka dan dapat ditutup. Penanganan jendela interior bervariasi tergantung bagaimana penanganan-penanganan tersebut dapat mengurangi cahaya, ventilasi, dan pandangan yang diberikan oleh jendela dan bagaimana cahaya, ventilasi, dan pandangan tersebut mempengaruhi bentuk dan penampilan jendelanya. Adapun penanganan jendela sebagai berikut : commit to user 1 Tirai Tirai adalah cara penanganan jendela yang paling ekonomis, yang terbuat dari tekstil, vinil atau bambu. Tirai bergerak dari atas ke bawah untuk menutup sebagian atau seluruh lubang jendela. Bahan tirai bisa transparan atau opak. Tirai mengurangi cahaya sekaligus menambah privasi. Bambu memberi tekstur yang menyenangkan dan membatasi cahaya maupun pandangan. Tirai dapat digulung atau dikumpulkan di satu sisi ketika dibuka. 2 Penghalang Pandangan Penghalang horisontal dari strip-strip tipis berukuran agak lebar. Strip- strip tersebut dapat terbuat dari kayu atau metal. Jarak dan pengaturan masing-masing strip mengendalikan cahaya dan aliran udara, strip tipis menghalangi pemandangan lebih sedikit daripada strip lebar. Penghalang pandangan horisontal sulit untuk dibersihkan. Penghalang vertikal mempunyai strip-strip dari bahan sejenis kain yang opak atau transparan dengan engsel putar pada bagian puncak dan dasarnya. 3 Tirai Panjang Tirai panjang merujuk pada semua bahan tekstil yang tergantung lurus dalam lipatan bebas. Tirai panjang biasanya menggunakan bahan tekstil yang tebal, biasanya diikat atau digantung seperti permadani, seringkali dilengkapi dengan penutup pada bagian atasnya. Tirai yang dapat ditarik yang terbuat dari kain yang opak atau transparan dipasang pada rel melintang di atasnya. Tirai tersebut harus penuh dan tergantung lurus, mulai dari langit-langit atau sedikit di atas kusen dan berhenti sedikit di bawah kusen atau dekat lantai. 4 Gorden Gorden kaca adalah material yang tipis, halus, ringan, dan digantung menempel pada kaca jendela atau pintu kaca. Kehalusannya melunakkan dan membaurkan cahaya, menyaring pandangan dan memberikan privasi siang hari. Dapat digantung di dalam kusen jendela atau bagian luarnya commit to user untuk menyatukan sekelompok jendela. Gorden pada rangka daun jendela seperti juga gorden kaca, tetapi digantung atau dibentang melintang pada rangka daun jendela.

3. Ceiling Langit-langit