Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab low back pain. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S5, menderita stress paling berat dan perubahan
degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan
nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut Brunner and Suddarth, 2005.
2.2.4 Penatalaksanaan
Oleh karena penyebab LBP sangat beraneka ragam maka tatalaksananya juga bervariasi. Namun dikenal dua tahapan terapi LBP, yaitu: konservatif dan operatif
Harsono, 2009. 1.
Terapi Konservatif Cara konservatif meliputi bed rest rehat baring, medikamentosa dan fisioterapi.
a Bed Rest
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau peer. Tempat
tidur harus dari papan yang lurus dan ditutup dengan lembar busa tipis. Tirah baring ini sangat bermanfaat untuk nyeri punggung mekanik akut, fraktur, dan
HNP. Pada HNP sikap terbaring paling banyak ialah dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul atau lutut. Lama
tirah baring bergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita.
b Mendikamentosa
Ada dua jenis obat dalam tatalaksana LBP ini, ialah obat yang bersifat simptomatik dan yang bersifat kausal. Obat-obat simptomatik antara lain:
salisilat, paracetamol, kortikosteroid, anti-inflamasi non steroid AINS, antidepresan, diazepam, dan klordiasepoksid. Obat-obatan kausal misalnya
antituberkulosis, antibiotika untuk spondilitis piogenik, nukleolisis misalnya khimopapain, kolagenase untuk HNP.
c Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam misalnya pada HNP, trauma mekanik akut, serta traksi
pelvis untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis. 1
Terapi Panas Terapi menggunakan kantong dingin-kantong panas. Dengan menaruh
sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih
terasa gunakan heating pad kantong hangat. 2
Elektro Stimulus 3
Akupuntur 4
Traction, helaan atau tarikan pada badan punggung untuk kontraksi otot 5
Ultra Sound 6
Radiofrequency Lesioning, dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf, seperti :
a Spinal Endoscopy, dengan memasukkan endoskopi pada kanalis
spinalis untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar. b
Percutaneous Electrical Nerve Stimulation PENS. c
Elektro Thermal Disc Decompression.
d Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation TENS, menggunakan
alat dengan tegangan kecil. 7
Alat Bantu a.
Back corsets. Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk
mengatasi Low Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.
b. Tongkat jalan.
2. Terapi komplementer
Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Namun terapi
komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Saat ini banyak terapi komplementer yang dilakukan
untuk mengatasi keluhan nyeri pada pasien low back pain seperti akupunktur, reiki, massage, terapi bekam, herbal dan hipnoterapi. Terapi komplementer dapat
bekerja dengan efek analgetik langsung seperti akupunkutur, bekam, akupresur, massage, menghasilkan efek anti inflamasi seperti obat-obatan herbal, atau
distraksi seperti terapi musik yang dapat mempengaruhi persepsi nyeri, menimbulkan relaksasi, meningkatkan kualitas tidur serta mengurangi tingkat
kecemasan Barrie, 2010.
3. Terapi Operatif
Pada dasarnya terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif selama 3-4 minggu tidak memberikan hasil yang nyata atau terhadap kasus fraktur
yang langsung mengakibatkan defisit neurologis, ini memerlukan tindakan segera cito. Defisit neurologis yang dapat diketahui adalah gangguan fungsi otonom
dan paraplegia. Pada kasus HNP, tindakan operatif perlu dikerjakan apabila terapi konservatif tidak memberi hasil atau kambuh berulang-ulang, atau telah terjadi
defisit neurologik Harsono, 2009.
2.3 Terapi Slow Stroke Back Massage 2.3.1 Definisi