Populasi dan Sampel Penelitian Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

47 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu selain itu hasil penelitian survey juga dapat dijadikan generalisasi untuk populasi yang besar. Dijelaskan lebih lanjut oleh Fraenkel dan Norman 2007:399 mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan penelitian survey ini. Pertama, mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah mengetahui masalah apa yang akan dijadikan fokus dalam penelitian maka langkah selanjutnya yaitu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian. Langkah selanjutnya dalam penelitian survey yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Norman 2007:403 yaitu menyiapkan instrumen penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu seluruh peserta didik SMA Negeri Program IPS kelas XI di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau, berikut dipaparkan dalam tabel jumlah populasi di bawah ini: Tabel . 3.1 Jumlah Populasi Peserta didik SMAN di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau No Nama Sekolah Jumlah Peserta didik Seluruhnya Jumlah Peserta didik Program IPS 1 SMA N 1 Bintan 756 120 2 SMA N 2 Bintan 411 108 3 SMA N 3 Bintan 368 64 4 SMA N 4 Bintan 224 80 5 SMA N 5 Bintan 466 94 Total 2225 466 48 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari jumlah populasi di atas kemudian dipilih subjek yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling. Banyak cara yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah subjek yang dijadikan sampel, namun karena populasi di atas berasal dari populasi yang bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan cara khusus dalam penentuan jumlah sampel. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiyono 2009:88 bahwa “jika populasi bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan teknik khusus dalam penentuan jumlah sampel”. Berdasarkan hal tersebut maka dari seluruh jumlah peserta didik yang mengambil Program IPS 466 peserta didik ditetapkan 117 peserta didik 25 untuk dijadikan sampel yang kemudian dianggap dapat mewakili keadaan atau kondisi populasi.

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Lingkungan Sosial X, namun dari satu variabel bebas tersebut dibagi menjadi tiga sub-variabel, diantaranya Lingkungan Keluarga X1, Lingkungan Sekolah X2, dan Lingkungan Masyarakat X3 dimana masing-masing sub-variabel diasumsikan memberikan kontribusi positif terhadap sikap nasionalisme peserta didik Y yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun definisi konseptual dari Lingkungan Keluarga X1 yang dipaparkan oleh Tirtarahardja 2005 dalam Hartoto 2008:1 bahwa “lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal dan kodrati, dimana orangtua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik”. 49 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dengan demikian, pola asuh atau cara didik orangtua dalam sebuah keluarga akan sangat mempengaruhi sikap anak di masa yang akan datang. Definisi konseptual Lingkungan Sekolah X2 yang diungkapkan oleh Dewantara Hartoto, 2008:1 bahwa “lingkungan sekolah merupakan tripusat pendidikan selain lingkungan keluarga dan masyarakat”. Berbeda dengan lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan penting dalam pembentukan sikap peserta didik, namun bukan berarti guru menjadi satu- satunya faktor penentu dalam pembentukan sikap peserta didik. Kondisi fisik sekolah dan hubungan peserta didik dengan anggota sekolah lainnya juga turut memberikan kontribusi. Sama halnya dengan Lingkungan Sekolah, Lingkungan Masyarakat X3 juga merupakan tripusat pendidikan yang dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap peserta didik. Frederick dalam Sundari 2008:46 menyatakan bahwa “pengaruh lingkungan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat, dan kebudayaan tersebutlah yang menanamkan garis pengaruh sikap individu terhadap berbagai masalah”. Dengan demikian, norma yang berlaku dalam masyarakat, sikap para anggota masyarakat dalam menyikapi suatu masalah, hubungan antar anggota masyarakat akan sangat memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap seseorang yang tergabung dalam komunitas masyarakat tersebut. Sikap Nasionalisme Y di era seperti sekarang ini tidak lagi diartikan sebagai cinta tanah air yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk membela tanah air hingga tetes darah penghabisan, melainkan bagaimana membuat negara 50 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ini bebas dari kebodohan, korupsi, dan hal-hal kekinian lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja 2011:3 bahwa “generasi muda yang tidak pernah mengalami penderitaan masa penjajahan lebih peduli terhadap masalah- masalah kekinian seperti ledakan penduduk, kerusakan lingkungan, bencana alam, dan pemanasan global”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Wiriaatmadja 2011:6 mendefinisikan nasionalisme sebagai “sense of belonging terhadap tanah air, merasakan diri sebagai bagian dari tanah air, peduli terhadap masa depan negerinya, membangun solida ritas, dan kesadaran kolektif bermasyarakat bangsa”. Untuk memudahkan penelitian dan agar variabel penelitian dapat lebih operasional, maka dikemukakan beserta indikator-indikator dari masing-masing variabel penelitian tersebut. Berikut disajikan dalam bentuk matriks: Tabel 3.2 Variabel Penelitian VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR Variabel Independent Lingkungan Sosial X Lingkungan Keluarga X 1  Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari  Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak  Hubungan orang tua dengan anak  Hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya  Penanaman nilai-nilaiadab tata krama etika dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota masyarakat lainnya 51 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lanjutan... Lingkungan Sekolah X 2  Metode yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar  Pemberian pendidikan kebangsaan  Sportif  Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya  Sikap peserta didik terhadap guru etika  Gaya hidup teman-teman sekolah  Hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya  Penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi Lingkungan Masyarakat X 3  Empati  Toleransi  Menghormati perbedaan  Menghargai sesama dalam kesederajatan  Kemampuan berinteraksi sosial  Peduli terhadap lingkungan 52 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lanjutan... Variabel Dependent Sikap Nasionalisme Y  Peduli terhadap nasib bangsa  Mempertahankan identitas atau jati diri sebagai bangsa timur  Menerima kemajemukan  Memiliki rasa bangga terhadap bangsa sense of pride  Memiliki rasa keterpautan dan rasa memiliki sense of belonging  Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan sense of solidarity  Memiliki kesadaran kebangsaan sense of identity  Menghargai orang lain terutama para pahlawan  Jujur  Cerdas  Bertanggung jawab  Mandiri  Percaya diri  Produktif tidak konsumtif  Kreatif  Bermental positif  Peduli terhadap orang lain  Memiliki motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu  Peduli atau ramah terhadap lingkungan  Memiliki disiplin dan komitmen yang tinggi terhadap kewajiban  Menciptakan hubungan sosial yang serasi  Mampu mengambangkan aspirasi dan menampilkan diri Diadopsi dari Baron dan Donn Byrne 2005; Darmawan dan Momon Sudarma 2011; Maryani 2010; dan Wiriaatmadja 2011 53 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X1 Lingkungan Keluarga X2 Lingkungan Sekolah X3 Lingkungan Masyarakat Y Sikap Nasionalisme Bagan 3.1 Hubungan Antarvariabel D. Hubungan Antarvariabel Bertolak pada definisi operasional dari masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan hubungan antarvariabel guna memperjelas subtansi penelitian seperti tergambar dalam bagan di bawah ini: berdasarkan bagan hubungan antar variabel tersebut, terlihat keterkaitan antar variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu : 1. Variabel X1 memiliki hubungan dengan variabel Y 2. Variabel X2 memiliki hubungan dengan variabel Y 3. Variabel X3 memiliki hubungan dengan variabel Y 4. Variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel Y 54 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab masalah dan membuktikan hipotesis yang diambil oleh peneliti, dibutuhkan instrumen sebagai alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu questionnaire. Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Kuesionerangket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran skala sikap model Likert empat poin untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap nasionalisme peserta didik. Adapun langkah-langkah penyusunan kuesioner tersebut yaitu: a tahap persiapan; diantaranya menyusun kisi-kisi; merumuskan pernyataan dan pertanyaan; melakukan uji coba; menguji tingkat validitas dan reliabilitas soal yang ada, kemudian melakukan revisi terhadap pernyataan dan pertanyaan yang tidak valid dan reliabel. Tahap selanjutnya yaitu b menyebarkan angket kepada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian, dan yang terakhir c mengolah dan menganalisis data, yang kemudian disusun dalam bentuk laporan. 55 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Lingkungan Keluarga Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan keluarga terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori 4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah. Berikut disusun dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Keluarga Variabel Indikator No Item Lingkungan Keluarga X 1  Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari 1,5  Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak 2, 6, 9, 10, 12  Hubungan orang tua dengan anak 3, 4, 7, 8  Hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya 11, 15  Penanaman nilai-nilaiadab tata krama etika dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota masyarakat lainnya 13, 14 56 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Lingkungan Sekolah Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 25 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori 4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah. Berikut disusun dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Sekolah Variabel Indikator No Item Lingkungan Sekolah X 2  Metode yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar 1,2,3  Pemberian pendidikan kebangsaan 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 16, 18, 21  Sportif 8  Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya 4, 12, 17, 24  Sikap peserta didik terhadap guru etika 20, 23  Gaya hidup teman-teman sekolah 15  Hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya 11  Penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi 19, 22, 25 57 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Lingkungan Masyarakat Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan masyarakat terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori 4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah. Berikut disusun dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Masyarakat Variabel Indikator No Item Lingkungan Masyarakat X 3  Empati 8  Toleransi 4, 6  Menghormati perbedaan 1, 3, 9  Menghargai sesama dalam kesederajatan 2, 11  Kemampuan berinteraksi sosial 5, 7, 12, 13, 14, 15  Peduli terhadap lingkungan 10 4. Sikap Nasionalisme Peserta didik Instrumen untuk mengukur sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 45 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori 4 untuk kategori Sangat Setuju; 3 kategori Setuju; 2 kategori Tidak Setuju; 1 Sangat Tidak Setuju. Berikut disusun dalam tabel di bawah ini: 58 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme Variabel Indikator No Item Sikap Nasionalisme Y  Peduli terhadap nasib bangsa 11, 25, 32  Mempertahankan identitas atau jati diri sebagai bangsa timur 3, 10  Menerima kemajemukan 15, 16, 27, 36  Memiliki rasa bangga terhadap bangsa sense of pride 5, 8, 30  Memiliki rasa keterpautan dan rasa memiliki sense of belonging 9, 21, 31  Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan sense of solidarity 35, 37, 39, 44, 45  Memiliki kesadaran kebangsaan sense of identity 13, 22, 23  Menghargai orang lain terutama para pahlawan 33  Jujur 6  Cerdas 26  Bertanggung jawab 7  Mandiri 17, 45  Percaya diri 29  Produktif tidak konsumtif 42  Kreatif 12, 18, 42  Bermental positif 14, 20, 34, 40, 45  Peduli terhadap orang lain 19  Memiliki motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu 4  Peduli atau ramah terhadap lingkungan 1, 2, 24  Memiliki disiplin dan komitmen yang tinggi terhadap kewajiban 38  Menciptakan hubungan sosial yang serasi 41  Mampu mengambangkan aspirasi dan menampilkan diri 43 59 Rinda Wati, 2012 Kontribusi Lingkungan Sosial Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Terhadap Pembentukan Sikap Nasionalisme Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data