c. Bersedia untuk ikut menjadi subjek penelitian dengan mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan informed consent.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah setiap pasien yang tekanan darahnya tidak dapat diukur.
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel yang
diambil sama dengan populasi. Hal tersebut dikarenakan jumlah populasi yang berjumlah kurang dari 100 sehingga seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian berupa jenis data sekunder yaitu data pasien dengan diagnosa psoriasis vulgaris di RSUP Haji Adam Malik yang
diperoleh melalui rekam medis dan data primer, yaitu melalui wawancara mengenai identitas pasien dan juga pengukuran tekanan darah yang dilakukan
secara langsung. Menurut Canadian Hypertension Education Program 2013, persiapan
sebelum dilakukannya pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut : 1.
Idealnya, beritahukan pasien untuk tidak merokok atau meminum minuman yang mengandung kafein ± 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.
2. Pemilihan cuff yang sesuai :
a. Lebar bladder cuff harus ± 40 dari lingkar lengan atas ± 12-14 cm
ukuran rata – rata dewasa. b.
Panjang bladder harus ± 80 dari lingkar lengan atas. 3.
Pastikan kamar periksa tenang dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
4. Perintahkan pasien untuk duduk istirahat selama 5 menit di kursi. Lengan
diletakkan sejajar dengan jantung. Selama pemeriksaan, pasien diharapkan untuk tidak berbicara dan posisi kaki tidak dalam keadaan bersilangan.
5. Pastikan lengan yang akan diperiksa tidak ditutupi oleh pakaian. Pastikan juga
tidak ada fistula arteri-vena untuk dialisa, skar bekas luka pemotongan arteri brakial, tanda – tanda limfedema.
6. Palpasi arteri brakial untuk memastikan pulsasinya baik.
7. Posisikan lengan sehingga arteri brakial pada fossa antekubiti berada sejajar
dengan jantung. 8.
Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja yang lebih tinggi sedikit dari pinggang pasien. Jika berdiri, untuk mempertahankan posisi lengan setinggi
pertengahan dada penderita. Selain itu, langkah – langkah untuk mengukur tekanan darah juga
dijabarkan sebagai berikut : 1.
Lilitkan bagian bladder cuff di medial lengan atas, tepat di atas arteri brakialis, bagian bawah cuff berada 2,5 cm proksimal fossa antekubiti, sejajar dengan
letak jantung. Pastikan lilitan cuff tidak terlalu ketat ataupun terlalu longgar. Posisikan lengan
pasien sehingga sedikit flexi pada sendi siku. 2.
Sebelum memompa cuff, buka kunci sphygmomanometer terlebih dahulu kemudian kunci katub pompa jangan terlalu kuat. Hadapkan
sphygmomanometer ke arah pemeriksa. 3.
Untuk menetapkan tingginya tekanan cuff, pertama-tama perkirakan tekanan sistolik dengan cara palpasi pada arteri radialis. Rasakan pulsasi arteri radialis
dengan jari kedua dan ketiga tangan kiri, secara cepat pompa cuff hingga menggembung sampai pulsasi arteri radialis menghilang. Baca tekanan yang
dihasilkan pada sphygmomanometer, kemudian tambahkan 30 mmHg. Jumlah tekanan tersebut merupakan target untuk menetapkan tingginya tekanan cuff
pada saat pemeriksaan, sehingga dapat mencegah ketidaknyamanan yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin terjadi akibat tingginya tekanan cuff yang sebenarnya tidak diperlukan.
Hal ini juga mencegah error yang kadang-kadang disebabkan oleh ausculatory gap merupakan silent interval yang muncul antara tekanan sistolik dan
diastolik. 4.
Kempiskan cuff dengan cepat dan sempurna, dan tunggu selama 15 – 30 detik. 5.
Pemeriksa memasang stetoskop. Kemudian letakkan bell stetoskop diatas arteri brakialis pastikan seluruh pinggir bagian bell stetoskop tersebut menempel
pada lengan, sehingga suara Korotkoff dapat didengar dengan jelas. Karena suara Korotkoff tidak begitu kuat, maka sebaiknya didengar dengan
bell stetoskop. 6.
Pompa cuff sampai level yang telah ditetapkan tadi, kemudian kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik. Perhatikan dimana
terdengar suara pertama kali dan ini merupakan tekanan sistolik. 7.
Lanjutkan menurunkan tekanan secara perlahan sampai suara menghilang sempurna dan ini merupakan tekanan diastolik. Turunkan tekanan sampai
angka 0. 8.
Catat kedua tekanan tersebut. Tunggu selama 2 menit, ulangi pemeriksaan. Rata – ratakan hasil yang didapat. Jika 2 pembacaan tersebut berbeda sebesar 5
mmHg atau lebih, pemeriksaan diulang. 9.
Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan pada kedua lengan. Normalnya, didapati perbedaan sebesar 5 mmHg, kadang – kadang bisa sampai
10 mmHg. Pemeriksaan yang berikutnya sebaiknya dilakukan pada lengan yang memiliki tekanan yang lebih tinggi.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data