Co = 1,5 LTI + 5 2.7
1 - IFR Dimana, Co = Waktu siklus optimum detik
LTI = Total lost time selama satu cycle time detik IFR = Perbandingan arus persimpangan
Perbandingan antara arus Q dengan saturation flow S Nilai waktu siklus ini dibatasi dengan batasan minimum 25 detik dan batas
maksimum sebesar 120 detik. Waktu hijau untuk masing-masing fase ditentukan dengan rumus:
gi =
IFR Si
Qi
Co – LTI 2.8
Dimana: Qi = Arus pada arah i smp Si = Arus jenuh pada arah i smp
II.4.6. Tundaan
Tundaan delay
dapat didefenisikan sebagai ketidaknyamanan pengendara, borosnya konsumsi bahan bakar dan kehilangan waktu perjalanan.
Dalam mengevaluasi tingkat pelayanan suatu persimpangan bersinyal perlu diketahui waktu tunda henti rata-rata sebagai bahan pertimbangan yang paling
efektif. Waktu tunda henti stoppped-time delay adalah waktu yang digunakan oleh sebuah kendaraan untuk berhenti dalam suatu antrian pada saat menunggu
untuk memasuki sebuah persimpangan. Sedangkan waktu tunda henti rata-rata average stopped-time delay
, dinyatakan dalam detikkendaraan adalah jumlah waktu tunda henti yang dialami oleh semua kendaraan pada sebuah jalan atau
kelompok lajur selama satu periode waktu yang ditentukan, dibagi dengan volume
Universitas Sumatera Utara
total kendaraan yang memasuki persimpangan pada jalan untuk kelompok lajur dalam waktu yang sama.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan tundaan rata-rata yang dialami kendaraan pada persimpangan. Berikut ini adalah persamaan yang
digunakan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, untuk menentukan tundaan rata-rata setiap pendekat akibat pengaruh timbal balik
dengan gerakan-gerakan lainnya pada simpang sebagai berikut:
DT = c x A + NQ
1
x 3600 2.9
C dimana:
DT = Tundaan lalulintas rata-rata detiksmp C = Waktu siklus detik
A = 0,5 x 1 – GR
2
1 – GR x DS GR = Rasio hijau gc
DS = Derajat kejenuhan NQ
1
= Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya smp C = Kapasitas smpjam
Universitas Sumatera Utara
II.4.7. Antrian
Antrian suatu kendaraan adalah gangguan yang terjadi secara berkala akibat adanya sinyal atau lampu lalulintas pada persimpangan. Atau dengan kata
lain, antrian merupakan banyaknya kendaraan yang menunggu pada suatu persimpangan.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan panjang antrian rata-rata N yang terjadi pada suatu cabang persimpangan adalah:
NQ = NQ
1
+ NQ
2
2.12 Untuk DS 0,5
NQ
1
=
xCx 25
.
−
+ −
+ −
C DS
x DS
DS 5
. 8
1 1
2
2.13
Untuk DS 0,5 ; NQ
1
= 0 NQ
2
= c x
GRxDS GR
− −
1 1
x
3600 Q
2.14 dimana:
NQ
1
= Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya smp NQ
2
= Jumlah smp yang datang selama fase merah smp DS
= Derajat kejenuhan GR
= Rasio hijau C
= Kapasitas smpjam c
= Waktu siklus det Dalam memperkirakan antrian yang terjadi dimodelkan dalam segmen-
segmen waktu yang pendek dan pada saat kondisi arus lalulintas, kapasitas dan
Universitas Sumatera Utara
persinyalan dalam keadaan konstan. Teori dasar yang dipergunakan dalam menganalisa bergantung pada waktu time dependent queueing.
Setelah indikasi hijau menyala, terjadilah suatu gaya gerak permulaan dari posisi dalam antrian yang patut untuk diperhitungkan. Headway pertama dimulai
dengan menghitung waktu dari permulaan waktu hijau sampai kebagian belakang dari kendaraan pertama yang melewati garis kerb. Begitulah seterusnya untuk
perhitungan headway ketiga, keempat, kelima, sampai antrian berakhir. Saat lampu hijau menyala, seorang pengendara akan melihat sinyal hijau
tersebut dan menjalankan kendaraannya serta mengadakan suatu percepatan melintasi garis kerb. Untuk kendaraan kedua, percepatan yang dialaminya lebih
besar dari percepatan kendaraan pertama. Hal ini disebabkan adanya pertambahan ruang bagi si pengendara untuk dapat lebih cepat mencapai kecepatan yang
diinginkannya sampai melintasi garis kerb akibat kendaraan pertama telah lebih dahulu bergerak. Pada kendaraan ketiga, keempat, hingga ke n selanjutnya
headway yang terjadi akan semakin kecil akibat reaksi awal yang semakin
berkurang dan percepatan yang konstan dan pada kendaraan ke n, headway yang terjadi relatif konstan pula.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAN PENGAMBILAN DATA
III.1. Pengambilan data
Metode Pengumpulan data persimpangan dilakukan dengan pengamatan langsung. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk
mengetahui gambaran terbaru dan teraktual dari kondisi persimpangan.
III.1.1. Lokasi
Sebagaimana dengan tujuan tugas akhir ini, yaitu menganalisa model antrian pada persimpangan yang berlampu, maka untuk pemilihan
lokasi persimpangan yang dipilih adalah persimpangan yang mengalami kemacetan, antrian yang panjang pada saat jam sibuk peak hour. Jam
sibuk yang dimaksud adalah jam pada periode dimana arus lalulintas yang mengalir cukup tinggi sehingga mengakibatkan arus lalulintas jenuh pada
persimpangan sehingga apabila kendaraan yang melintasi persimpangan tersebut mengalami lampu merah tidak hanya sekali.
Pengamatan lalulintas tidak hanya menghitung volume arus lalulintas aktual, melainkan juga perhitungan arus lalulintas pada kondisi
jenuh pada saat kendaraan melintasi persimpangan. Keadaan tersebut mengharuskan perhitungan arus lalulintas yang layak sesuai dengan
kebutuhan persimpangan. Peninjauan arus lalulintas pada kondisi jenuh bertujuan untuk
melihat gambaran jumlah kendaraan tiap jam tiap lajur jika waktu hijau
Universitas Sumatera Utara