Implementasi manajemen pembiayaan di Madrasah Aliyah (MA) Pembaharuan Karang Bahagia - Bekasi

(1)

Oleh :

Ahmad Faizal Fahmi Nim : 107018202612

PROGRAM STUDI MANAJEMAN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(2)

Skripsi

Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi

Manajemen Pendidikan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Ahmad Faizal Fahmi

NIM: 107018202612

Di Bawah Bimbingan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(3)

Induk Mahasiswa 107018202612, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Selasa 13 Mei 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 13 Mei 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Sidang(Prodi Manajemen Pendidikan)

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd ... ... NIP. 19661009 199303 1 004

Penguji I

Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd …………. ………..

NIP. 19730602 200501 1 002

Penguji II

Yusar Sagara, Msi.Ak …………. ………..

NIP.-

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D


(4)

Pembaharuan” yang disusun oleh Ahmad Faizal Fahmi NIM: 107018202612

Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 April 2014

Jakarta, 20 April 2014

Dosen Pembimbing


(5)

Tempat/Tgl. Lahir : Bekasi, 01 Mei 1989

NIM : 107018202612

Program Studi/Jurusan : KI-Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah

Aliyah (MA) Pembaharuan

Dosen Pembimbing : Dr. Sita Ratnaningsih M. Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 09 Februari 2014 Ahmad Faizal Fahmi


(6)

i

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan mengetahui Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah (MA) Pembaharuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriftif kualitatif, dengan mengambil kepala sekolah, komite sekolah, Tata Usaha, dan 2 orang guru sebagai sampel penelitian. Mengamati permasalahan yang terjadi di Madrasah Aliyah Pembaharuan, yang terkait dengan pembiayaan pendidikan. serta mengadakan wawancara/tanya jawab untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan pihak-pihak yang kompeten dengan bidang sarana dan prasarana yang kemudian dicatat dan hasilnya dicatat, kemudian diolah dengan hasil olah pikir yang logis baru kemudian disajikan dalam bentuk tulisan baku.

Hasil penelitian yang diperoleh di Madrasah Aliyah Pembaharuan menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan sudah berjalan, akan tetapi belum tercapai secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan jawaban yang diperoleh dari 1 Tata Usaha dan 2 orang guru melalui pertanyaan yang diajukan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada masyarakat khususnya pihak Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia sebagai penambah wawasan pengetahuan dalam hal Implementasi Manajemen Pembiayaan di lembaga pendidikan atau sekolah, sebagai bahan asupan tentang arti pentingnya Manajemen Pembiayaan Pendidikan bagi sekolah, sehingga segala hal yang telah direncanakan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tujuan pendidikan yang berkualitas dapat tercapai.


(7)

ii

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tiada henti-hentinya memberikan berbagai nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kasih serta sayang-Nya kepada kita dari segala ke-Mahaan-Nya. Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah berjasa membawa kita ke jalan yang selalu di Ridhoi oleh Allah SWT.

Selama proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang saya hadapi dan alami, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun biaya yang tidak sedikit, dan beberapa hal lainnya. Akan tetapi dengan keinginan yang tulus dan kerja keras, kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari M.Pd Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan

3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, yang telah banyak memberikan asupan pengetahuan baik secara teori ataupun praktik.

4. Para staf dan para dosen jurusan KI-Manajemen Pendidikan yang telah memberikan banyak kebaikan untuk penulis selama penulis melaksanakan study di jurusan KI-Manajemen Pendidikan.

5. Dr. Sita Ratnaningsih M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan segenap waktu, memberikan arahan dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Tabiyah dan Keguruan serta perpustakaan lainnya di Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku penulis butuhkan.


(8)

iii

Nizham Kamil, Ratu Salsabila Rahmah, dan Sulki Hanif yang tak henti-hentinya memberikan segala hal yang penulis butuhkan. Dan untuk yang telah berada di pangkuan Allah S.W.T, Abang. Badruddin; Terima kasih

Untuk Do’a yang telah berikan.

8. Keluarga besar Almujahidin, Terima Kasih yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi yang penulis buat.

9. keluarga besar SMK Karya Pembaharuan, Terima Kasih yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi yang penulis buat. 10. Sahabat INVESTER Andi suhermansyah, Abdul Rifki Ramadhan, Dede

Sulaiman, Trian, Susanto, Zulni, Aji, Rafli, dan Abdi, Bule, dan Ariel terima kasih atas perhatian, kasih sayang yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi tersendiri kepada penulis selama penulis menempuh studi di fakultas tarbiyah.

11. Keluarga besar Abang Awi, Terima Kasih yang selalu memberikan motivasi yang tiada hentinya dalam proses pembuatan skripsi yang dibuat penulis.

12. Keluarga besar H. Hasan khususnya Cing Hj. Ipah dan Ita Falina Hafsari, Terima Kasih telah memberikan banyak bantuan baik dalam segi hal motivasi dan pengetahuan dalam proses pembuatan skripsi yang dibuat penulis.

13. Sahabatku angkatan 2007 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya kelas A Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan: Ade Gunawan, Faqih Mufti, Mediya Sutira, Hadromi, Topan Marta Siamtar, Eva Hariyanto, Musthofa Kamal, Syaceded F, Hari Muswen, Ade Aprianto, Maulana Hasanudin, Apri Purnomo, M. Lutfi, M. Irfan, Yayah Fazriyah, Aufa, Suci, Shinta, Yoyoh, Dede Eva, Mpok Dinah, Lindah, Fatma, Atiya, Afriyanti, Siva, Izzeh, Dinillah, Nurul, Khodizah, Richa, Evie, Lillah, dan teman-teman yang lainnya. Terima kasih banyak


(9)

iv

Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia. Terima kasih yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang telah kalian berikan mendapat balasan yang terindah dari Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita. Amin.

Cikarang, 20 April 2014 Penulis

Ahmad Faizal Fahmi NIM: 107018202612


(10)

v

JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB. I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Manfaat ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan ... 10

1. Pengertian Manajemen ... 10

2. Pengertian Pembiayaan Pendidikan ... 14

B. Perencanaan ... 18

C. Pelaksanaan ... 26

D. Pengawasan ... 37

E. Komponen dan Sumber Biaya Pendidikan ... 42

F. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ... 45

a. Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ... 45

b. Madrasah Penerima Program BOS Madrasah Aliyah (MA) ... 47

c. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 48

d. Organisasi Pelaksana ... 48

e. Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Madrasah Aliyah (MA) ... 50

f. Mekanisme Penyaluran dan pengambilan (BOS) Madrasah Aliyah (MA) ... 51

G. Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan ... 55

H. Kerangka Berfikir ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

A. Tujuan Penelitian ... 58

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 58

C. Metode Penelitian ... 59

D. Teknik Pengumpulan Data ... 59

E. Sumber Data ... 61

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 61


(11)

vi

4. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 69

5. Tugas Struktur Organisasi Madrasah ... 70

6. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 71

B. Analisa dan Intersprestasi Data ... 74

C. Temuan Penelitian ... 74

D. Ulasan Jawaban Hasil Wawancara Penelitian ... 89

1) Perencanaan anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 89

2) Pelaksanaan anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 94

3) Pengawasan anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 102

4) Sumber Pembiayaan di Madrasah Aliyah Pembaharuan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Buku Pos ... 30

Tabel 2.2 Contoh Faktur Pembayaran ... 30

Tabel 2.3 Contoh Buku Kas ... 31

Tabel 2.4 Contoh Buku Kas Pembayarann Uang Sekolah ... 33

Tabel 2.5 Contoh Buku Kas Piutang ... 34

Tabel 2.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 62

Tabel 2.7 Sarana dan Prasarana ... 68

Tabel 2.8 Keadaan Guru ... 72

Tabel 2.9 Keadaan Siswa ... 73

Tabel 2.10 Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Madrasah Aliyah Pembaharuan Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 96

Tabel 2.11 Data Penelitian Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah ... 115

Tabel 2.12 Data Penelitian Hasil Wawancara Dengan Komite Sekolah .. 119

Tabel 2.12 Data Penelitian Hasil Wawancara Dengan Tata Usaha ... 123

Tabel 2.13 Data Penelitian Hasil Wawancara Dengan GuruI ... 127


(12)

vii

Gambar 2.4 Pendapatan Sekolah ... 88 Gambar 2.5 Alur Pengendalian Pendidik dan Tenaga Kependidikan .... 91 Gambar 2.6 Keterlibatan Peyusunan Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Sekolah (RAPBS) ... 93 Gambar 2.7 Kegiatan Pengawasan Pembukuan Sekolah ... 103


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mencapai tujuan nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945 pada pasal 31 ayat 1 s/d 3 dinyatakan bahwa: (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Menyadari betapa

pentingnya pendidikan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan nasional, maka wajib bagi pemerintah untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia.

Akan tetapi dalam kenyataanya, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa persoalan yang sangat krusial yang harus segera dibenahi baik


(14)

oleh pemerintah, pengelola madrasah dan oleh masyarakat agar mutu pendidikan di Indonesia mampu menjawab amanah yang terdapat dalam undang-undang.

Menurut Handayani bahwa persoalan pendidikan di Indonesia antara lain adalah: 1) kurangnya tenaga guru yang profesional, 2) kinerja dan kesejahteraan guru yang belum optimal, 3) proses pembelajaran yang konvensional, 4) keterbatasan anggaran pendidikan, 5) rendahnya mutu SDM pengelola pendidikan, 6) mutu lulusan dan life skill yang dihasilkan tidak sesuai kebutuhan, dan 7) pendidikan yang belum berbasis masyarakat dan lingkungan.1

Dalam pencapaian pendidikan yang berkualitas, Pendidikan mempunyai standar acuan agar tercapainya pendidikan yang diharapkan. Acuan ini di jadikan standar pada sebuah lembaga pendidikan agar tujuan pendidikan yang berkualitas dapat tercapai. Diantara standar yang menjadi acuan ialah :

Standar Kompotensi Lulusan. Standar kompetensi lulusan berfungsi sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Proses penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dalam hal kognitif, afektif, psikomotorik.

Standar Isi. Merupakan cakupan sekumpulan pencapaiaan tujuan yang telah ditentukan. Meliputi, kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Standar Proses. ialah proses pembelajaran yang dilakukan pada satuan pendidikan. Artinya segala kegiatan yang akan berlangsung di dalam kelas, biasa disebut sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Baik dalam perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaiaan pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran. Hal semua itu harus di susun serapih mungkin, agar proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung didalam kelas dapat berjalan dengan baik.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Seorang pendidik yang terdapat disuatu instansi pendidikan harus mempunyai kompetensi yang baik.

1

Handayani, http://ayok. wordpress. com/2007/06/18/problematika-sistem-pendidikan- indonesia- gagasan-based- syariaeducation/ Ahad, 6 Januari 2007


(15)

pengembangan kompetensi bisa berupa pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah ataupun dari pemerintah daerah. Hal ini bertujuan agar pendidik dan tenaga pendidik berkompetensi dalam bidangnya, mudah dalam mengatasi segala problematika yang dihadapi dalam pekerjaan diruang lingkup lembaga pendidikan.

Standar Sarana dan Prasarana. Karakteristik institusi pendidikan yang berkualitas ialah dengan memiliki sarana dan prasana yang baik. Mencakup ruang belajar, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, dalam keadaan baik. Artinya semua berfungsi seutuhnya.

Standar Pengelolaan Pendidikan. Standar pengelolaan ialah standard Nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kabupaten / kota, Provinsi, atau Nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Standar Pembiayaan Pendidikan. Pembiayaan pendidikan meliputi pada tiga hal (a) biaya satuan pendidikan (b) biaya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan (c) biaya pribadi peserta didik.

Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Pemerintah memiliki delapan standar untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas, Salah satunya yaitu melalui standar pembiayaan pendidikan. Dalam pencapaian tujuan pendidikan standar pembiayaan memiliki peran yang sangat penting, yang masuk dalam kategori delapan standar pendidikan pemerintah.

Dapat dikatakan tanpa adanya biaya kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara maksimal. Terlebih pada proses pendidikan disekolah. Biaya yang berasal dari pemerintah pusat, daerah, ataupun orang tua harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Artinya segala biaya yang ada harus dipergunakan secara tepat, sesuai dengan tingkat kebutuhan dalam mewujudkan proses pendidikan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan tanpa


(16)

didukung dengan biaya yang memadai, maka proses pendidikan disekolah tidak akan berjalan sesuai harapan. Pendidikan yang diharapkan hanya sebuah impian jika tidak didukung dengan biaya yang memadai.

Pada perkembangan era globalisasi sekarang ini yang terjadi adalah kenaikan biaya pendidikan dimana saja, terlebih dampak dari kenaikan BBM. Akan tetapi tidak diseimbangkan dengan kenaikan anggaran yang diberikan oleh pemerintah. Dampaknya minat orang tua yang tidak berkeinginan melanjutkan pendidikan anak. Akibatnya banyak anak yang putus sekolah.

Pemerintah menanggapi serius tentang pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas. Dengan bukti ditetapkannya aggaran dari APBN sebesar 20%. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah telah berupaya untuk memajukan pembangunan dalam bidang pendidikan. Akan tetapi anggaran yang ada tersebut belum mencukupi segala keperluan yang dibutuhkan dalam menunjang proses pendidikan pada semua sekolah yang berada di Indonesia.

Anggaran untuk menunjang pendidikan bukan hanya berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun biaya berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), akan tetapi biaya dapat bersumber dari masyarakat. Dalam hal ini biaya yang didapatkan sekolah melalui peserta didik (orang tua siswa).

Biaya yang diterima tidak hanya sebatas pada pemerintah saja akan tetapi ada campur tangan masyarakat dalam hal donatur anggaran pendidikan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam hal anggaran pembiayaan pendidikan merupakan keseriusan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu. Untuk mencapai kemajuan yang akan mengantarkan pada tujuan pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya.

PP no 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan pada pasal 2 bahwa (1) pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2) masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi (a) penyelenggaraan (b) peserta didik, orang tua atau wali peserta didik; dan (c) pihak lain selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.


(17)

Pandangan diatas menjelaskan bahwa setiap warga Negara Indonesia membutuhkan pendidikan, terkhusus dalam sektor pembiayaan pendidikan. Akan tetapi pada kenyataannya baru sebagian lembaga pendidikan yang dalam hal ini yaitu sekolah masih belum mendapatkan pemeraataan pendidikan dari pemerintah, terkhusus dalam pembiayaan pendidikan.

Pada undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pandangan diatas menjelaskan bahwa setiap warga Negara Indonesia membutuhkan pendidikan, terkhusus dalam sektor pembiayaan pendidikan. Akan tetapi pada kenyataannya baru sebagian lembaga pendidikan yang dalam hal ini yaitu sekolah masih belum mendapatkan pemeraataan pendidikan dari pemerintah, terkhusus dalam pembiayaan pendidikan.

Harapan untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu harus diseimbangkan dengan biaya yang mencukupi. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya ataupun sarana prasarana harus didukung dengan biaya yang tidak sedikit. Artinya kompetensi sumber daya manusia dan biaya sangat erat kaitannya dalam menunjang proses pendidikan, dalam ketercapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.

Dilain hal, tanpa adanya sumber daya manusia yang berkompeten dalam mengelola biaya juga dapat berpengaruh dalam ketercapaian tujuan pendidikan. Banyaknya biaya yang dikeluarkan tanpa adanya kemampuan dalam mengelola/manajemen biaya, maka yang terjadi adalah pengelolaan keuangan yang tidak tepat sasaran dan pemborosan semata.

Pembiayaan pendidikan harus mengacu pada prinsip transparansi. Kejelasan mengenai hal yang menyangkut tentang pembiayaan harus dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara jelas. Tidak hanya sebatas pada proses pelaksanaan kegiatannya saja, akan tetapi perlu adanya penyajian laporan yang jelas untuk nantinya dipertanggungjawabkan. Segala hal yang menyangkut


(18)

tentang pendapatan dan pengeluaran anggaran biaya dapat dijelaskan secara mendetail lewat laporan yang dibuat. Kalaupun memang dikeluarkan untuk pelaksanaan sebuah program, harus jelas program yang mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang bermutu.

Prinsip transparansi dalam pembiayaan pendidikan perlu dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Terkhusus pada Madrasah Aliyah Pembaharuan. Hal ini dimaksudkan untuk tersalurnya anggaran yang diterima pada program untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau tidak. Jika memang tidak, maka harus segera ditindak lanjuti untuk mencari alternatif jalan keluar yang baik. Dengan adanya asas transfaransi biaya pada pembiayaan pendidikan dapat mengantisipasi segala anggapan yang negative dari berbagai pihak.

Pengeluaran dan pemasukan harus dijelaskan dalam pembukuan dan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas. Adanya anggapan yang negatif dari berbagai pihak dikarenakan tidak ada tranfaransi dalam pertanggungjawaban segala anggaran yang telah digunakan. Pengelolaan pembiayaan dilakukan dengan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan, misalnya ditanggulangi dengan kepala tata usaha. Segala bentuk pengeluaran yang dilakukan harus mempunyai dampak kemajuan dalam bidang pendidikan. Baik dalam bentuk pengeluaran berupa uang maupun barang mempunyai dampak signifikan dalam pembangunan bidang pendidikan.

Dalam hal menarik, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi biaya yang ada, dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dibuktikan dengan bukti fisik yang berbentuk laporan keuangan yang jelas, dalam kurun jangka waktu yang telah ditentukan.

Segala pengeluaran yang dilakukan dalam biaya pendidikan dimuat dalam Rancangan Anggaran Pembiayaan Sekolah (RAPBS). Segala pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan baik berupa uang maupun barang harus jelas runtutannya tertulis dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).


(19)

Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Implementasi Manajemen Pembiayaan Di Madrasah Aliyah (MA) Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi ”


(20)

B. Indentifikasi Masalah

Melihat pelaksanaan pengelolaan pembiayaan yang terdapat di Madrasah Aliyah Pembaharuan tersebut, dalam hal ini dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut :

1. Gambaran mengenai sumber dana dalam menunjang proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi. 2. Belum adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah

pusat ataupun pemerintah daerah di Madrasah Aliyah Pembaharuan. 3. Kurang transfaran pembiayaan pendidikan.

4. Belum efektif pembukuan di Sekolah

5. Belum efektif strategi pengelolaan penyusunan RAPBS yang terdapat di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis perlu membatasi masalah yang diteliti yaitu :

1. Mekanisme manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

2. Mekanisme pengajuan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

3. Gambaran mengenai sumber dana pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.


(21)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana mekanisme pengelolaan manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi? 2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi?

3. Bagaimana gambaran mengenai sumber dana pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk :

1. Mengetahui Gambaran mengenai sumber dana pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

2. Mekanisme pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

3. Mengetahui mekanisme pengelolaan manajemen pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Pembaharuan Karang Bahagia Bekasi.

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini yaitu :

1. Menambah wawasan pengetahuan penulis terkait tentang manajemen pembiayaan pendidikan.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebuah masukan oleh kepala sekolah untuk dapat mengajukan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebuah masukan oleh kepala sekolah terkhusus pada bendahara sekolah dalam meningkatkan tujuan pendidikan yang bermutu lewat manajemen pembiayaan disekolah.


(22)

10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan 1. Pengertian Manajemen

Definisi manajemen berasal dari bahasa inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata managemen yang berarti pengelolaan.2 Beberapa pakar pendidikan mempunyai definisi yang berbeda terkait tentang pengertian dari mamajemen. Diantaranya yaitu :

Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.3

2M. Sobry Sutikno “Manajemen Pendidikan” (Lombok: Holistica, 2012) h.

3


(23)

Longnecker & Pringle merumuskan manajemen sebagai proses memperoleh dan menggabungkan sumber-sumber manusia, finansial dan fisik untuk mencapai tujuan pokok organisasi menghasilkan produk atau jasa/layanan yang diinginkan oleh sekelompok masyarakat.4

Buford dan Bedeian manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan material secara efisien.5

Handoko menjelaskan manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.6

Ricky W Griffin manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara efektif dan efisien.7

Million Brown mengatakan, “Management mean the affective use of people, money, equipment, material, and method to accomplish a specific objective (manajemen adalah alat atau cara untuk menggunakan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode secara afektif untuk mencapai tujuan).8

4

Marno dan Triyo Supriyatno “Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam” (Bandung: PT Refika Aditama, 2008) Cet. 1, h. 1

5Syaiful Sagala “Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, strategi memenangkan

persainan mut” (Jakarta: PT Nimas Multima, 2004) Cet. 1, h. 15

6

Sobry, Op. Cit., h. 4

7Irham Fahmi “Manajemen, Teori Kasus danSolusi” (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 2 8 Didin kurniadin dan imam machali “Manajemen Pendidikan” (jogjakarta: Ar

-ruzz Media, 2012) h. 25


(24)

Suhardan manajemen merupakan usaha yang sistematis dalam mengatur dan meggerakkan orang-orang yang ada didalam organisasi agar mereka bekerja sepenuh kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya.9 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan proses dalam mengantur manusia, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode secara afektif untuk mencapai tujuan tertentu melalui fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dan konsekuen. Hal ini menjelaskan bahwa manajemen dapat berjalan melalui orang lain, uang, perlengkapan, barang, dan metode, secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa manajemen ialah suatu proses mengatur orang lain mulai dari merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi yang dilakukan secara berkala agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Menurut pendekatan manajemen, pembiayaan pendidikan merupakan sebuah pondasi dasar dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu standar pendidikan yang di buat oleh pemerintah, sebagai prasyarat mencapai pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini pembiayaan pendidikan memiliki komponen dalam kaitannya yaitu biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya rutin sekolah.

Pembiayaan pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian manajemen pendidikan. Akan tetapi pembiayaan pendidikan

9Barnawi dan M. Arifin “Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah” (Jogjakarta: Ar

-ruzz Media, 2012) h. 14


(25)

mempunyai kajian tersendiri dalam kaitannya, dan mempunyai fungsi dalam prosesnya. Fungsi pembiayaan pendidikan yaitu bagaimana memperoleh biaya dan bagaimana mempergunakan biaya tersebut.

Manajemen pembiayaan pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya biaya, Begitu juga minimnya biaya yang terdapat dalam lembaga pendidikan dapat mempengaruhi ketercapaian tujuan yang telah ditentukan. Biaya merupakan sebuah ruh dalam setiap kegiatan yang ada. Tanpa ada biaya segala kegiatan yang telah direncanakan sebaik mungkin tidak akan dapat berjalan.

Suatu biaya penting keberadaannya dalam organisasi, terlebih pada dunia pendidikan. Akan tetapi bukan dari seberapa besar biaya yang akan dipergunakan atau yang dikeluarkan melainkan biaya tersebut direncanakan untuk apa, dan bagaimana cara pelaksanaan penggunaan anggaran tersebut. Artinya segala hal yang akan dilakukan harus sesuai dengan segala literatur yang telah diencanakan sejak awal. Apabila mendapati segala yang terjadi dalam proses berjalannya maka harus segera di musyawarahkan dan secepatnya mencari alternatif jalan keluar yang baik.

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang terdapat pada sistem pendidikan. Tanpa adanya biaya yang mendukung pada proses pelaksanaan pendidikan, pendidikan yang bermutu hanya dalam angan-angan semata. Segala hal yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pendidikan yang berjalan disekolah berkaitan dengan biaya.

Dari uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan merupakan proses mendapatkan dan mengatur pengeluaran berupa uang, barang, atau jasa melalui sumber daya manusia lewat fungsi manajemen yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi, sehingga tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan.


(26)

2. Pengertian Pembiayaan Pendidikan

Keberadaan biaya dalam suatu organisasi merupakan sektor yang begitu penting keberadaannya, dalam hal menunjang segala kegiatan atau program yang akan dilaksanakan. Terkhusus dalam dunia pendidikan, biaya merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pelaksanaan kegiatan pendidikan yang berjalan disekolah. Baik dalam kategori mikro ataupun makro. Sebaik apapun program yang telah direncanakan disekolah tanpa adanya biaya tidak akan dapat berjalan. Hanya terbengkalainya kegiatan yang telah direncanakan dengan sematang mungkin, karena tidak didukung dengan biaya yang memadai. Karena biaya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menunjang proses berjalannya suatu kegiatan. Segala hal yang berkaitan dengan proses kegiatan yang akan dilaksanakan tidak terlepas dari biaya.

Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) mendefinisikan bahwa biaya adalah nilai barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan atau pendapatan. 10

Blocher dkk mengartikan biaya sebagai penggunaan sumber daya yang mempunyai kosekuensi keuangan. 11

Agus Irianto (2011) mendefinisikan Biaya pendidikan sebagai salah satu komponen instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (disekolah). Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang dapat dihargai dengan uang).12

Dari beberapa pengertian biaya diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa biaya adalah seluruh anggaran yang dikeluarkan dalam bentuk barang atau uang untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

10Mulyono “

Konsep Pembiayaan Pendidikan” (Jogjakarta, Ar-ruzz media, 2010), Cet. 1, h. 89

11

Ibid., hal. 90

12 Agus Irianto ”Pendidikan Sebagai Investasi dalam Pembangunan suatu Bangsa”


(27)

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang bermutu dapat diukur dari cara kerja yang dilakukan. Salah satu faktor penentu tercapai tujuan pendidikan yang bermutu yaitu melalui pendidik dan tenaga pendidik yang berkompetensi pada bidangnya. Guru merupakan ujung tombak pada proses pelaksanaan pendidikan. Penghasilan yang diperoleh oleh pendidik dan tenaga pendidik dapat mempengaruhi konsentrasi dalam melaksanakan proses kegiatan pendidikan yang berjalan disekolah.

Penghasilan guru yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup akan menghilangkan beban pemikiran rumah tangga dalam melaksanakan tanggungjawab pekerjaan disekolah. Sebaliknya, minimnya penghasilan yang diperoleh guru dalam memenuhi kebutuhan hidup pokok sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang berjalan disekolah, terlebih berpengaruh dalam konsentrasi pekerjaannya sebagai seorang pendidik. Karena memang terfokus pada kebutuhan rumah tangga yang harus dicukupi kebutuhannya.

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.13

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 14

Dari definisi pendidikan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan, pendidikan ialah usaha/proses mewujudkan suasana pembelajaran yang

13

Kurniadin dan Machali Op. Cit., h. 113

14 Sarbini & Neneng Lina “Perencanaan Pendidikan” (Bandung: Pustaka Setia, 2011),


(28)

sistematis agar peserta didik dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan baik oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pengertian biaya dan pendidikan diatas yang kemudian disatukan dan didapat sebuah kesimpulan bahwa Pembiayaan Pendidikan merupakan seluruh anggaran yang dikeluarkan dalam bentuk barang atau uang yang diberikan oleh pemerintah, orang tua murid, ataupun masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu mewujudkan suasana pembelajaran yang sistematis agar peserta didik dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan baik oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Anggaran pembiayaan pendidikan terdiri dari dua sisi yang satu sama lainnya saling berhubungan, yaitu sisi anggaran penerimaan dan sisi anggaran pengeluaran. Anggaran penerimaan yaitu pendapatan yang diterima setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Misalnya seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan pada pihak sekolah dari pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Anggaran pengeluaran ialah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan disekolah.

Sekolah memberikan pelayanan secara maksimal dengan cara memanfaat segala sumber bantuan yang ada, baik berupa uang ataupun barang yang telah diterima. Dipergunakan sesuai dengan kebutuhan disekolah, dalam pelaksanaan program untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Dalam hal konsep pembiayaan pendidikan tidak hanya sebatas seberapa besar pengeluaran yang akan dikeluarkan, akan tetapi segala hal yang dikeluarkan harus sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai terjadi pemborosan dalam hal pengeluaran biaya yang dikeluarkan/belanjakan. Karena pada dasarnya konsep pembiayaan yang baik ialah penggunaan biaya secara minim, akan tetapi mencapai hasil yang maksimal.


(29)

Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

Biaya Langsung (direct cost) ialah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan. Terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya transfortasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.

Biaya Tidak Langsung (indirect cost) ialah pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah. Berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Misalnya, biaya hidup siswa, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan dan harga kesempatan.

Dedi Supriadi mendefinisikan Biaya pendidikan sebagai salah satu komponen instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (disekolah). Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang dapat dihargai dengan uang).

Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa biaya dapat dikelompokkan menjadi dua macam. Pertama, biaya langsung penunjang proses pelaksanaan pendidikan yang berjalan disekolah. Contohnya seperti proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah. Hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas yaitu buku panduan pembelajaran. Untuk menyampaikan materi ajar dengan mudah maka dibutuhkan buku panduan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Buku panduan ini dapat di miliki jika sudah melunasi administarsi disekolah. Kedua, biaya tidak langsung yang tidak sengaja dikeluarkan akan tetapi menunjang proses pelaksanaan pendidikan yang berjalan disekolah. Contohnya ialah fotocopy, pembuatan makalah dalam pelaksanaan belajar mengajar yang dilakukan didalam kelas.


(30)

B. Perencanaan

Tahap pertama dalam fungsi manajemen adalah tahap perencanaan. Perencanaan ialah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak akan dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu secara efektif dan efisien mungkin (Roger A. Kauffman, 1972).15

Pengertian perencanaan menurut Burhanuddin, Dkk adalah suatu kegiatan yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode-metode, pelaksanaan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan, pencapaian tujuan.16

Garth N. Jone mendefinisikan perencanaan sebagai berikut ‘planning is

the process, of selecting and developing the best course of action to accomplish an objective’ (perencanaan adalah proses pemilihan dan pengembangan dari pada tindakan yang paling baik/menguntungkan untuk mencapai tujuan).17

B. Suryosubroto perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber, yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu.18

Gorton mengatakan bahwa perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan dimasa datang. Definisisi ini mngisyaratkan bahwa pembuat keputusan merupakan bagian dari perencanaan, namun proses perencanaan dapat juga terfikir setelah tujuan dan keputusan diambil.19

15

Nanang Fattah “Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2006), Cet. 8. h. 49-50

16

Sobry, Op. Cit., h. 21

17

Sarbini & Lina, Op. Cit., h. 16

18

B. Suryosubroto, “Manajemen Pendidikan di Sekolah” (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 2 h. 22

19


(31)

Fakry yang mendefinisikan perencanaan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.20

Dari defini diatas dapat diambil sebuah kesimpulan perencanaan ialah proses pengumpulan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya perencanaan dapat dikatakan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan juga dapat dikatakan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Depdiknas (2000) manajemen keuangan merupakan tindakan pengurursan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah, mulai dari perencanaan, pembukuan pembelanjaan, pengawasan, hingga pertanggungjawaban keuangan sekolah.21

Dapat dikatakan bahwa fungsi dari manajemen keuangan salah satunya yaitu menyangkut tentang merencanakan uang yang akan dialokasikan untuk hal apa, dalam hal ini bertujuan untuk memajukan mutu pendidikan kedepannya.

Mengenai konteks perencanaan pembiayaan pendidikan, pemahaman berbagai aspek pembiayaan pendidikan sangatlah penting. Pemahaman tersebut dimaksud merentang dari hal-hal sifatnya mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional) antara lain meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasiannya. Efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan, dan akuntabilitas hasilnya yang di ukur dari perubahan-perubahan

20

Kurniadin dan Machali Op. Cit., h. 139

21

Jamal Ma’mur Asmani “Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional” (jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 178


(32)

kuantitatif dan kualitatif yang terjadi pada semua tataran, khususnya ditingkat sekolah.22

Perencanaan tidak hanya sebatas pada memikirkan dan menetapkan, akan tetapi seberapa hasil dari proses kegiatan program yang telah dijalankan disekolah. Program yang telah dilaksanakan telah mencapai sasaran atau tidak. Jika memang telah mencapai sasaran maka perencanaan berjalan dengan baik. Dan jika perencanaan tidak dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan maka perencanaan tidak dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pada dasarnya anggaran adalah alat dalam suatu perencanaan pembiayaan pendidikan. Anggaran dalam pembiayaan pendidikan harus mempunyai prinsip dasar yang jelas dalam perencanaan pembiayaan pendidikan.

Prinsip dalam perencanaan anggaran menurut nanang Fattah yaitu sebagai berikut :

1) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi.

2) Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.

3) Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.

4) Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah. 23

Dari prinsip di atas dapat dikatakan bahwa penyusunan anggaran melibatkan beberapa sumber daya manusia dalam perencanaannya. Dilain hal, dukungan akuntasi/pembukuan sangat diperlukan sekali dalam penyusunan anggaran. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi segala pengeluaran ataupun pemasukan biaya yang disajikan dalam bentuk laporan tertulis.

Dalam membuat suatu perencanaan, orang menghadapi berbagai hambatan. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah :

22

Dedi Supriadi, “Satuan Biaya Pendidikan” (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010) Cet, 5 h. 7

23 Nanang Fattah, “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan” (Bandung : PT Remaja


(33)

1. Kesulitan dalam meramalkan. 2. Kesulitan dalam pembiayaan.

3. Kesulitan dalam memperoleh data dan informasi. 4. Kurang jelasnya tujuan.24

Jika suatu saat ditemukan permasalahan diatas dalam merencanakan suatu program atau kegiatan harus segera dicari alternatif jalan keluarnya. Dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama mencari jalan penyelesaian atau jalan keluar masalah yang baik.

Manajemen pembiayaan pendidikan tidak terlepas dari penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Landasan dasar dalam pembuatan RAPBS meliputi sumber pendapatan dan pengeluaran.

Pada suatu lembaga pendidikan hal yang harus dilakukan dalam mengelola pembiayaan di sekolah adalah dengan membuat perencanaan anggaran atau biasa disebut sebagai Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPBS). Kepala sekolah dan seluruh bawahan bersama-sama menyusun RAPBS. Hal ini dilakukan untuk memastikan pendapatan dan pengeluaran yang akan dijalankan selama satu tahun, sehingga suatu kegiatan yang direncanakan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan keuangan sekolah atau anggaran belanja sekolah menurut Morphet sebagai berikut :

1. Mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.

2. Melakukan perbaikan terhadap peraturan dan input lain yang relevan dengan merancang pengembangan sistem secara efektif.

3. Melakukan pengawaasan dan penilaian terhadap proses dan hasil secara terus-menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.25

Pihak sekolah harus mempunyai rencana dari mana biaya yang akan diperoleh untuk menjalankan proses pelaksanaan kegiatan pendidikan yang

24

Sobry, Opcit, h. 32

25


(34)

berjalan disekolah. Selain itu, segala hal yang menyangkut tentang pengembangan kualitas sumber daya manusia baik dalam kategori formal ataupun non formal yang berjalan disekolah harus mencari donatur untuk mendukung terlaksananya program yang akan dijalankan diekolah. Dukungan dalam bentuk moril ataupun materil. Agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Setelah pendapatan biaya telah diperoleh dari berbagai pihak selanjutnya merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan/program yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Hal ini untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan untuk menciptakan kehidupan sekolah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti, mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan, dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, dan efisien.26

Hal yang menyangkut dengan pembiayaan di Sekolah harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal merencanakan, melaksanakan, atau mengawasi segala kegiatan pembiayaan. Menetapkan tujuan yang akan dicapai, kemudian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yang kemudian diawasi segala kegiatan berjalan. Baik pada awal kegiatan ataupun pada akhir kegiatan yang telah dilakukan.

Tercapainya tujuan pendidikan disekolah dapat membawa dampak pada kemaslahatan bersama, baik pemerintah ataupun masyarakat. Karena terciptanya sumber daya manusia yaitu peserta didik yang memiliki kualitas sumber daya untuk menghadapi kemajuan zaman seperti sekarang ini. Baik dalam segi hal akademik pada peserta didik, ataupun non akademisi. pengembangan kualitas peserta didik ditentukan dengan kegiatan/program yang berjalan disekolah, yang tentunya kegiatan tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya peserta didik baik dalam segi hal akademisi ataupun non akademis.

26


(35)

Keberadaan sebuah perencanaan dalam proses manajemen pembiayaan disekolah sangatlah penting keberadaannya. Dengan adanya perencanaan pada pembiayaan pendidikan maka seluruh pengeluaran ataupun pemasukan yang berupa sumber daya (input) baik dalam bentuk uang ataupun barang dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini bertujuan agar dana yang akan dikeluarkan sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain itu, menghindari adanya pemborosan dalam pengeluaran biaya terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk mencapai tjuan pendidikan yang diharapkan, yaitu pendidikan yang bermutu.

Perencanaan pada suatu proggram/kegiatan merupaka pola dasar. Penentuan sasaran yang akan dicapai dimulai dengan perencanaan yang dilakukan. Selanjutnya perencanaan juga menjadi acuan pelaksanaan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan yang akan dilakukan direncanakan dengan matang. Menentukan apa saja yang akan dilakukan nantinya pada proses pelaksanaan yang akan dijalankan. Semua kegiatan yang hendak dilakukan dimulai dengan perencanaan yang matang.

Dapat dikatakan bahwa adanya perencanaan dalam sebuah pembiayaan sangatlah penting keberadaannya. Dengan adanya perencanaan pada pembiayaan maka seluruh pengeluaran ataupun masukan yang berupa sumber daya (input) baik berupa barang atau uang dapat dikeluarkan sesuai dengan kebutuhannya.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa hal yang terpenting dalam penyusunan anggaran yaitu bagaimana memanfaatkan dana yang ada secara efisien. Mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala prioritas.

Hal ini bertujuan agar dana yang dikeluarkan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan. Tidak adanya pemborosan dalam pengeluaran anggaran terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Menghindari adanya pengeluaran biaya yang berlebihan. Ditunjukkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Selain perencanaan berfungsi sebagai pola dasar pada sebuah kegiatan manajemen pembiayaan pendidikan, perencanaan juga dapat dikatakan sebagai petunjuk dalam pengambilan keputusan tentang cara mencapai tujuan. Artinya perencanaan pendidikan tidak terhenti pada saaat tersusunnya dan disetujuinya


(36)

rencana itu oleh pengambil keputusan, akan tetapi erat hubungannya dengan saat implementasinya.

Dari uraian diatas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa perencanaan pembiayaan pendidikan/Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yaitu proses pengumpulan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang telah ditentukan terkait dengan pendapatan biaya dan pengeluaran yang akan dilakukan.

C. Pelaksanaan/Pengelolaan

Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan merupakan pusat informasi keuangan yang akan disusun dalam bentuk laporan. Undang-undang

nomor 28 tahun 2007 mendefinisikan pembukuan sebagai berikut “ Proses Mencatat Data dan Informasi Keuangan”.27

Dari defenisi diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembukuan ialah proses mencatat yang berkaitan dengan informasi data keuangan baik dari biaya yang telah diperoleh atupun biaya yang telah digunakan disajikan dengan bentuk laporan tertulis.

Pelaksanaan pembiayaan pendidikan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yaitu penerimaan dan pengeluaran.

Penerimaan yang berkaitan dengan dana yang telah diperoleh harus dibukukan secara jelas, sesuai dengan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepkati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.

27 Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama RI “Peningkatan

Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah” (Jakarta: Maret 2011), h. 187


(37)

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas. 28

Segala biaya yang telah diperoleh dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat harus digunakan secara efektif dan efisien. artinya, segala pengeluaran yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan proses pendidikan yang terdapat disekolah yang dalam hal ini sesuai dengan perencanaan pembiayaan pendidikan yang telah dibuat sejak awal.

Dalam SKB Mendikbud dan Menkeu No. 0585/K/1997 dan No. 590/kmk.03/03/1987, tanggal 24-9-1987 tentang peraturan SPP dan DPP meliputi, pelaksanaan pelajaaran, pengadaan prasaran/sarana, pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan ujian, dan pengiriman/penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas supervise, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, dan pendataan.29

Ada beberapa komponen yang perlu di biayai dengan menggunakan uang dari dana belajar. Komponen-komponen tersebut meliputi :

a. Honorarium untuk pemimpin atau penanggungjawab edukatif b. Honorarium untuk sumber belajar

c. Honorarium untuk pemimpin umum lembaga diklusemas d. Honorarium untuk pinata usaha dan pembantu-pembantunya e. Biaya perlengkapan dan peralatan

f. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana g. Biaya sewa atau kontrak

h. Dana untuk mengembangkan usaha lembaga diklusemas i. Biaya-biaya lain untuk pengembangan dan biaya tak terduga

Dari pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hal pengalokasian anggaran diantaranya yaitu melalui proses belajar mengajar yang

28

E Mulyasa, “ Menjadi Kepala Sekolah Profesional” (Bandung : Pr Remaja Rosdakarya, 2009) Cet. 10 h. 201-203

29


(38)

terdapat disekolah. Salah satu penentu tercapainya tujuan sekolah yaitu lewat proses Kegiatan Belajar Mengajar atau biasa yang disebut KBM di dalam kelas.

Karena KBM yang terdapat didalam kelas terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Penyaluran pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik terjadi pada proses KBM. Dengan kata lain proses KBM yang terjadi di dalam kelas sangat mempengaruhi ketercapaian tujuan sekolah yang diharapkan.

Harus adanya dukungan dalam fasilitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar didalam kelas, terkhusus dalam segi hal sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang proses tersebut. Dari mulai perlengkapan media pembelajaran sampai pada metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Dalam hal ini, tentunya biaya sangat dibutuhkan sekali keberadaannya dalam pengalokasian untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat didalam kelas, untuk menunjang proses belajar mengajar yang berjalan efektif dan efisien.

Segala pengeluaran dalam pembiayaan pendidikan terkhusus sekolah tidak hanya terbatas pada kegiatan yang formal saja seperti kegiatan belajar mengajar (KBM), akan tetapi ada beberapa kegiatan informal yang harus dibiayai dalam pelaksanaannya. Hal ini diperuntukan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu peserta didik.

Peningkatan kualitas peserta didik tidak hanya terbatas pada kegiatan yang memang sudah ada di sekolah atau didalam sekolah, akan tetapi perkembangan bakat siswa dapat dikembangkan lewat kegiatan diluar sekolah atau ekstra kurikuler. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit nominalnya, akan tetapi butuh dukungan dari berbagai pihak khususnya pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi dari sumber daya manusia yang berkompeten, dukungan baik moril maupun materil.

Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan maka dibuatnya laporan untuk nantinya dipertanggungjawabkan. Laporan mulai dari biaya yang terkecil sampai yang terbesar dalam nominalnya. Harus disajikan sejelas mungkin dalam bentuk pembukuannya. Agar tidak adanya kekeliruan dalam hal pengeluaran yang telah dilakukan.


(39)

Prosedur pembukuan penerimaan keuangan sekolah memadukan antara aturan pemerintah pusat dan sekolah. Artinya ada beberapa kebijakan pemerintah yang tidak bisa di rubah oleh pihak sekolah dalam hal pengalokasian anggaran. Dalam hal ini pihak sekolah hanya beritindak sebagai pelaksana pengguna.

Dilain hal dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah, sekolah memiliki kewenangan dan keleluasan untuk mengelola dana dalam mencapai efektifitas pencapaian tujuan sekolah.

Pembukuan mencakup dua hal, yaitu : pengurus yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Jenis pengurus kedua disebut juga dengan pengurus bendaharawan.

Hal yang menyangkut dengan pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.

Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.

Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan.

Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat di nilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. 30

Kepala sekolah bertugas sebagai pejabat otorisator dan dilimpahi dengan tugas ordonator. Kepala sekolah sebagai administrator harus diwujudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan keuangan, dan mengembangkan proposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang terkait.

30E Mulyasa, “ Manajemen Berbasis Sekolah” (Bandung : PT Rosdakarya, 2007) Cet, 11


(40)

Di lain hal, fungsi kepala sekolah dapat dikatakan sebagai manajerial yang berwenang dalam segi hal penggunaan dana yang telah diperoleh, yang kemudian menunjuk satu bendaharawan untuk mebuat laporan anggaran untuk nantinya dipertanggungjawabkan.

Dapat dikatakan, manajemen pembiayaan disekolah dibebankan kepada kepala sekolah. Karena memang kepala sekolah berperan sebagai pemberi wewenang sekaligus penanggungjawab penuh terhadap anggaran yang telah diterima ataupun yang telah dikeluarkan. Untuk operasional, manajemen pembiayaan di sekolah biasa dikelola oleh bendaharawan yang melakukan pembukuan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pada suatu sekolah yang mempunyai keterlibatan terkait tentang pembiayaan pendidikan yaitu dua hal. Bendahara berfungsi sebagai penanggunjawab segala penggunaan anggaran yang dikeluarkan yang dilanjutkan dengan membuat pembukuan sesuai dengan standar, yang kemudian untuk di laporkan dan dipertanggungjawabkan segala biaya yang telah dikeluarkan. Baik dalam bentuk barang atupun jasa yang dinominalkan. Kepala sekolah sebagai pemberi wewenang dalam penggunaan anggaran. Segala pengeluaran yang akan dilakukan harus mempunyai wewenang dari pimpinan dalam hal ini ialah kepala sekolah. Karena memang kepala sekolahmemiliki hak sebagai pemberi wewenang yang kaitannya dalam pembiayaan pendidikan disekolah.

Bendaharawan harus mengetahui apa saja yang terkait tentang pembukuan dalam hal penggunaan biaya. Hal ini perlu dilakukan agar adanya kejelasan biaya yang telah dikeluarkan, baik dalam kategori yang nominalnya kecil atau yang nominalnya besar. Disalurkan dalam hal apa saja biaya yang telah digunakan. Dilain hal untuk menyusun laporan sejelas mungkin agar nantinya laporan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Mulyono (2010) mengelompokan hal yang harus dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan pembukuan antara lain yaitu :


(41)

1. Buku Pos

Buku Pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian.

Tabel 2.1 Contoh Buku Pos

Pos : Pemeliharaan Laboratorium IPA Anggaran : 8.250.000,00

Tanggal Pembelian Jumlah Sisa (Rp)

26-02-2009 Mikroskop 3.000.000,00 5.250.000,00

05-03-2009 Alat Pengukur Suhu 100.000,00 5.190.000,00

10-04-2009 Gelas Ukur 550.000,00 2.500.000,00

Dst.

2. Faktur

Faktur dapat diartikan berupa atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan.

Tabel 2.2

Contoh Faktur Pembayaran

Nama Sekolah : ... FAKTUR PEMBAYARAN Dibayar kepada

Catatan : faktur ini harus dibuat rangkap dua

TANGGAL JENIS

BARANG URAIAN JUMLAH

26-02-2009 Alat bermain dan Olahraga

Pembelian 3 buah bola sesuai kuitansi terlampir


(42)

Pembayaran dengan Cek ... Tunai ... Jumlah dalam huruf ... Jumlah tersebut diketahui dan disahkan oleh :

Tanggal ... Tanda tangan ...

KEPALA SEKOLAH Dibayar oleh :

Tanggal ... Tertanda ...

Tanda tangan juru bayar ... Tanggal ...

3. Buku Kas

Buku Kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama.

Untuk lebih jelasnya, vontoh buku kas dapat di lihat pada table dibawah ini :

Tabel 2.3 Contoh Buku Kas Tanggal No.

Bukti Uraian Debet Kredit Saldo

26-02-2009 Diambil dana

BOS dari Bank 5.000.000,00 - 5.000.000,00

27-02-2009 Dibayar ke

toko bangunan - 2.500.000,00 2.500.000,00

28-02-2009

Dibayar Ke Toko Abadi Biaya Keperluan Kantor

- 2.500.000,00 2.500.000,00

Jumlah Saldo 0


(43)

4. Lembar Cek

Lembar Cek merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah.

Gambar 2.1 Contoh Lembar Cek

5. Jurnal

Kepala Sekolah sebagai pengawas keuangan harus membuka buku jurnal yang mana seluruh transaksi keuangan setiap hari dicatat.

6. Buku Besar

Buku Besar mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang saat itu, dan neraca saldonya.

7. Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah

Buku Kas Pembayaran berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah, dan sisa tunggakan, atau kelebihan pembayaran sebelumnya.


(44)

Tabel 2.4

Contoh Buku Kas Pembayarann Uang Sekolah Tahun Ajaran 2013-2014

Keterangan

Komputer : 90.000,00

Lks : 160.000,00

Infaq : 450.000,00 + Total : 700.000,00

No Nama

Siswa Tgl Kom Lks Infaq Ket

1 Adam 05 Juli 90.000,00 160.000,00 450.000,00 L

2 Anjani 19 Juli 80.000,00 - - -

3 Andi 20 Juli - 160.000,00 - -

4 Santo 23 Juli - - 450.000,00 -

5 Abdi 27 Juli 50.000,00 100.000,00 400.000,00 -

Sumber : data diolah dari sekolah Madrasah Aliyah Pembaharuan

Tabel diatas menjelaskan tetntang catatan pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, dan jumlah yang masuk. Semua keuangan yang masuk dari siswa pada bendahara didata melalui tabel yang tertera diatas. Dengan adanya catatan diatas hal ini bertujuan agar segala pemasukan yang diperoleh dari siswa dapat di data secara jelas.

8. Buku Kas Piutang

Buku ini berisi daftar atau catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang terutang, tanggal pelunasan, dan sisa hutang yang belum dilunasi. Contoh Buku Kas Piutang seperti tabel di bawah ini :


(45)

Tabel 2.5

Contoh Buku Kas Piutang Tahun Ajaran 2013-2014 No Nama

Siswa Tgl Smt I Smt II Ket

1 Adam 05 Juli - - L

2 Anjani - 620.000,00 - -

3 Andi - 540.000,00 - -

4 Santo - 250.000,00 - -

5 Abdi - 150.000,00 - -

Sumber : data diolah dari sekolah Madrasah Aliyah Pembaharuan No Nama

Siswa Tgl

Tunggakan

Ket

Kom Lks Infaq

1 Anjani 10.000,00 160.000,00 450.000,00

2 Andi 90.000,00 L 450.000,00

3 Santo 90.000,00 160.000,00 L

4 Abdi 40.000,00 60.000,00 50.000,00

Sumber : data diolah dari sekolah Madrasah Aliyah Pembaharuan

Tabel diatas menjelaskan tentang catatan piutang atau tunggakan siswa yang belum melunasi sisa pembayaran uang sekolah. Sisa tunggakan pembayaran uang sekolah diperoleh dari buku kas pemasukan sekolah, yang kemudian dilanjutkan dengan pengelompokkan siswa yang masih memiliki tunggakan atau kekurangan dalam pembayaran uang sekolah.

9. Neraca Percobaan

Tujuan utama diadakannya neraca percobaan ialah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan secara tepat.

Laporan yang akan dipertanggungjawabkan nantinya tidak hanya sebatas pada laporan yang disajikan dalam bentuk pengeluaran saja, akan tetapi perlu adanya laporan yang berbentuk pemasukan dan pengeluaran yang dibuat secara tertulis dan jelas. Tujuannya agar hal yang berkaitan dengan pemasukan seimbang dengan pengeluaran yang dilakukan. Segala


(46)

biaya yang telah diterima secara jelas dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya. Dapat dialokasikan baik dalam hal bentuk kegiatan, atau jasa yang tujuannya untuk meningkatkan tujuan pendidikan yang lebih baik lagi.

Dalam pelaksanaan pembiayaan disekolah lebih memfokuskan pada proses pembukuan. Karena segala laporan yang berkaitan dengan pembiayaan harus dibuktikan dengan laporan fisik yang jelas, yaitu berupa laporan berbentuk hasil perebelanjaan atau pernyataan yang sah. Contohnya yaitu berupa kuitansi dan lain sebagainya. Dari berupa pengeluaran yang kecil sampai yang besar nominalnya harus terdapat bukti fisiknya. Tanpa adanya bukti fisik yang jelas maka pengeluaran biaya harus dipertanyakan. Laporan yang disajikan yang kemudian harus dipertanggungjawabkan keberadaannya.

Pembukuan yang dilakukan harus sesuai prosedur yang ada. Segala kekurangan laporan yang jelas dipertanggungjawabkan keberadaannya oleh kepala sekolah, Karena kepala sekolah sebagai pemegang tanggungjawab yang terkait dengan pembiayaan disekolah. Dilain hal, bendahara bertugas terkait dengan pembukuan yang akan dipertanggungjawabkan nantinya. Mulai dari dana yang diterima sampai pada pelaksanaan anggaran yang dilakukan kepada hal apa saja.

Laporan yang disajikan tidak hanya sebatas pengeluaran yang dilakukan, akan tetapi segala biaya yang telah diperoleh harus diperjelas dalam pembukuan yang disajikan, baik dana yang diperoleh dari pemerintah ataupun masyarakat.


(47)

D. Pengawasan

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa

tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.31

Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi.

Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan program atau pekerjaan/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Kegiatan pengawasan pada dasarnya untuk membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.32

Dari beberapa pengertian di atas jika dikaitkan dengan proses pembiayaan pendidikan disekolah, pengawasan ialah proses mengawasi atau memantau segala kegiatan, untuk memastikan rencana tujuan awal dapat tercapai. Dengan melakukan pengawasan pihak sekolah mampu mengetahui sejauh mana proses pengelolaan pembiayaan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan efisien. Apakah anggaran yang telah direncanakan pada tahap awalnya mampu dialokasikan dan dimanfaatkan dengan baik.

Konsep dasar tentang pengawasan anggaran memiliki tujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya, dan pada tahap tingkat penggunaannya. Dengan adanya pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana yang ada. Disisi lain menghindari adanya pemborosan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, segala biaya yang dipergunakan harus mempunyai dampak yang signifikan dalam perkembangan sumber daya manusianya.

Dalam kebijakan umum pengawasan departemen pendidikan dan kebudayaan (Rekernas, 1999), dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus berorientasi pada hal-hal berikut :

a. Sistem pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan yang menyangkut aspek penilaian kehematan, efisiensi, efektivitasyang mencakup seluruh aktivitas program bidang organisasi.

31

Fahmi, Opcit,. h. 84

32


(48)

b. Hasil temuan pengawasan harus ditindak lanjuti dengan koordinasi antara aparat pengawas dengan aparat penegak hukum serta instansi terkait turut menyamakan persepsi.

c. Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang strategis dan bisa memperhatikan aspek manajemen.

d. Kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyeleksian masalah dengan konsepsional dan menyeluruh.

e. Kegiatan pengawasan hendaknya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi teknis, sikap, dedikasi, dan integritas pribadi yang baik.

f. Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan data atau informasi yang sangat tinggi.

g. Tepat waktu, artinya data yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat untuk melakukan perbaikan.

h. Objektif dan komprehensif

i. Tidak mengakibatkan pemborosan atau in-efisiensi.

j. Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana atau keputusan yang telah dibuat.

k. Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.33

Dengan adanya sistem pengawasan yang dikeluarkan oleh departemen pendidikan nasional dan kebudayaan maka dapat memudahkan kepada pihak sekolah untuk melakukan kegiatan pengawasan, karena sistem tersebut dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam melakukan pengawasan.

Adanya kebijakan pemerintah tentang standarisasi pengawasan memudahkan pihak sekolah dalam memantau pembiayaan pada suatu sekolah. Akan tetapi komitmen yang menentukan dapat berjalan baik atau tidaknya pengawasan yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.

Pengawasan keuangan sekolah harus dilakukan melalui aliran masuk dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara. Hal itu dilakukan mulai dari proses keputusan pengeluaran pos anggaran, perbelanjaan, perhitungan, dan penyimpanan barang oleh petugas yang ditunjuk. 34

Dari pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan terkait dengan pengawasan pembiayaan pendidikan, bahwa segala bentuk kegiatan yang terkait dengan pembiayaan pendidikan disekolah harus diawasi sepenuhnya, melalui

33Fatah, “Ekonomi...”, Opcit

,. h. 65-66

34


(49)

aliran masuk dan keluarnya anggaran yang dilakukan. Mulai dari anggaran yang dialokasikan pada bentuk kegiatan ataupun berbentuk barang dan jasa.

Segala bentuk kegiatan yang terdapat pada proses pendidikan yang berjalan disekolah terkhusus kegiatan pembiayaan pendidikan yang dalam hal ini adalah pembukuan harus diawasi secara mendetail. Hal ini dilakukan untuk memastikan berjalan secara efektif dan efisien.

Kepala sekolah sebagai atasan langsung bertanggungjawab penuh atas pengendalian, sedangkan pengawasan dari pihak berwenang, melalui pemeriksaan yang dilaksanakan oleh instansi vertical, seperti petugas dari Dinas Pendidikan dan Bawasda.35

Hal diatas menjelaskan bahwa setiap sekolah memiliki Tim pengawas yang ditugaskan oleh pemerintah daerah, untuk mengawasi sekolah yang ditunjuk. Pengawas yang ditunjuk oleh kepala kantor untuk melaksanakan tugas mengawasi pada sekolah yang ditetapkan. Selain itu, komite sekolah mengawasi pula segala proses kegiatan yang berjalan disekolah.

Menurut T Hani Handoko ada tiga tipe dasar pengawasan, yaitu : pengawasan pendahuluan, pengawasan yang dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan kegiatan, dan pengawasan umpan balik.36

a. Pengawasan Pendahuluan

Pengawasan pendahuluan ini dapat diterapkan oleh pihak sekolah untuk mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan muncul dan menyimpang dari tujuan awal. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pihak sekolah sebelum kegiatan pendayagunaan anggaran selesai dilaksanakan. Pengawasan ini mengharuskan pihak sekolah untuk lebih aktif dan agresif atau peka, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah yang berkenaan dengan masalah anggaran itu terjadi.

35

Ibid., h. 205

36


(50)

b. Pengawasan yang dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan kegiatan.

Pengawasan ini dilakukan disaat kegiatan sedang berlangsung, disaat melihat penyimpangan terjadi maka pihak sekolah langsung berupaya untuk menyelesaaikan permasalahan yang terjadi.

c. Pengawasan umpan balik

Pengawasan ini dilakukan untuk mengukur hasil dari kegiatan penganggaran yang telah dilaksanakan.

Dapat disepakati bersama bahwa proses pengawasan tidak hanya sebatas pada pengawasan awal dan akhir saja.

Dapat dikatakan bahwa proses pengawasan tidak hanya sebatas pada pengawasan yang ada pada awal atau akhir kegiatan. Proses pengawasan dapat terjadi juga pada proses berjalannya kegiatan yang sedang berjalan. Adanya proses pengawasan semata-mata ditunjukkan untuk mengukur berjalan atau tidaknya perencanaan yang ditetapkan pada awalnya. Jika memang berjalan maka tujuan telah tercapai, akan tetapi jika tidak tujua yang telah ditentukan mengalami hambatan dalam proses berjalannya.

Menurut Nanang Fattah (2006), langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan, yaitu :

1) Penetapan standar atau patokan yang digunakan berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya dan waktu.

2) Mengukur dan membandingkan . 3) Mengidentifikasi penyimpangan.

4) Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi rekomendasi.37

Tahapan proses pengawasan yang dijelaskan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa tahapan pengawasan dalam suatu anggaran tidak hanya sebatas pada berjalan atau tidaknya rencana yang ditetapkan

37Fattah, “ Ekonomi...’’ Op cit


(51)

pada awalnya. Akan tetapi harus melihat pada tiga aspek, yaitu kuantitas, kualitas biaya dan waktu dalam penetapan yang ditetapkan pada awalnya. Adanya proses mengukur dan membandingkan dalam proses pengawasan kegiatan yang telah dilakukan dalam meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi dari sebelumnya atau tidak, Dalam pencapaian tujuannya.

Hambatan dalam proses berjalannya kegiatan yang dilakukan sudah barang tentu. Langkah yang kemudian harus dilakukan dalam menanggulangi hambatan dalam pengawasan adalah mengidentifikasi segala hambatan didalam proses berjalannya kegiatan yang telah dilakukan. Hambatan yang ada mempengaruhi atau tidak dalam peningkatan sumber daya manusianya.

Harus ditindak lanjuti jika memang terjadi hambatan dalam sebuah program yang berjalan. Dengan mencari alternatif jalan keluar yang baik, yang kemudian hambatan tersebut dipelajari agar nantinya dapat diantisipasi jika memang suatu saat didapati hambatan yang sama pada program yang dilakukan.

E. Komponen dan Sumber Biaya Pendidikan

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang hasilnya dapat dipergunakan sebagai modal untuk mencukupi segala kebutuhan di masa yang akan datang.

Proses pendidikan yang sedang berlangsung disekolah, segala pengeluaran yang akan dilakukan lebih besar dari manfaaat (benefit). Besarnya pembelanjaan untuk proses pendidikan yang berjalan disebut sebagai besarnya biaya pendidikan, yang kemudian terbentuknya komponen-komponen biaya pendidikan di Indonesia.

Agus Irianto mengelompokkan komponen-komponen yang membentuk biaya pendidikan di Indonesia terdiri dari empat hal :

1. Biaya Operasional Pendidikan (BOP)

Adalah biaya yang dikeluarkan oleh anak didik untuk memenuhi tuntutan biaya penyelenggaraan di Institusi pendidikan.


(52)

2. Biaya Hidup (Living Cost)

Adapun yang termasuk kedalam komponen biaya hidup adalah biaya tempat tinggal aau kos, biaya makan, biaya transfortasi, biaya untuk telekomunikasi, dan biaya untuk keperluan hiburan.

3. Biaya Pendukung Studi

Komponen biaya yang termasuk kedalam biaya pendukung studi meliputi biaya pembelian alat tulis, buku tulis/catatan, modul, fotocopy, dan biaya untuk pembelian buku.

4. Biaya Pendukung Studi Tambahan

Kategori yang termasuk dalam biaya pendukung studi tambahan meliputi taraf pendidikan modern seperti sekarang ini. Seperti komputer. 38

5. Beberapa diantaranya juga memilih perangkat tambahan seperti perangkat audio, televisi dan console box sebagai perangkat untuk hiburan.

Pemerintah mengelompokkan kategori biaya menjadi tiga jenis: yaitu biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, serta biaya pribadi peserta didik.

1. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi :

a. Biaya investasi adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. b. Biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan biaya non

personalia. Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan dan tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji. Biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.

c. Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya.

d. Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.

2. Biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah,

38


(1)

terlebih dahulu kepada pihak sekolah sebelum melakukan kegiatan pengawasan?

dahulu kepada pihak sekolah, ketika akan melakukan kegiatan pengawasan

12 apan waktu kegiatan pengawasan dilakukan ?

Kegiatan pengawasan yang dilakukan tim pengawas dari pemerintah daerah tidak menentu kapan dilakukannya kegiatan pengawasan

Guru I

13 pakah pelaksanaan kegiatan pengawasan dilakukan secara berkala dan memiliki jangka waktu yang

ditentukan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Tim pengawas pemerintah daerah di Madrasah Aliyah Pembaharuan belum memiliki jangka waktu yang di tentukan

Guru I

14 ari manakah sumber

pembiayaan yang diperoleh ?

Biaya yang diperoleh oleh pihak Madrasah Aliyah

Pembaharuan hanya bersumber dari orang tua siswa dan masyarakat

Guru I

15 pakah ada Program pemerintah Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) ?

Belum ada Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang terdapat di Madrasah Aliyah Pembaharuan

Guru I

16 dakah Keterkaitan dewan guru dalam pengalokasian

sumber dana yang diperoleh ?

Belum ada dewan guru yang terkait dalam pengalokasian sumber dana, hanya kepala sekolah dan pihak yayasan yang terlibat dalam

pengalokasian sumber dana

Guru I


(2)

pengalokasian biaya pendidikan ?

sudah sesuai dengan Rencana yang terdapat pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)


(3)

Tabel 2.15

DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU II

(Faesal, SE)

No Pertanyaan Penelitian Jawaban Sumber Data

1 agaimana Perencanaan

pembiayaan yang diterapkan di sekolah ?

Perencanaan yang di terapkan di sekolah mengacu pada pembuatan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

Guru II

2 Apakah Kepala sekolah memberikan arahan sebelum melaksanakan tugas ?

Kepala sekolah selalu memberikan pengarahan sebelum melakukan tugas kepada pendidik dan tenaga kependidikan

Guru II

3 pakah Kepala sekolah menghargai pendapat bawahan ?

Kepala sekolah selalu

menghargai pendapat bawahan yaitu pendidik dan tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Pembaharuan

Guru II

4 dakah Keterlibatan panitia (kepala sekolah, guru dan staff) dalam perecanaan ?

Kepala sekolah selalu melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan, dan komite sekolah dalam hal membuat Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

Guru II

5 Bagaimana

Pelaksanaan/Pengelolaan

Pelaksanaan dalam


(4)

yang dilakukan di sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku ?

dilakukan di Madrasah Aliyah Pembaharuan sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, akan tetapi belum terlaksana secara maksimal 6 iapa yang bertanggungjawab

untuk

pelaksanaan/pengelolaan keuangan sekolah ?

Penanggungjawab pelaksanaan keuangan sekolah yaitu kepala

sekolah Guru II

7 agaimana Pelaporan keuangan yang terdapat di sekolah ?

Pelaporan keuangan yang diterapkan oleh pihak

Madrasah Aliyah Pembaharuan menggunakan Laporan

Pertanggung Jawaban (LPJ) sekolah

Guru II

8 pakah Sekolah

mengalokasikan biaya pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Biaya yang ada sudah dialokasikan pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), akan tetapi belum secara maksimal

Guru II

9 engalokasian biaya pada proses pendidikan yang terdapat di sekolah di salurkan dalam bentuk kegiatan apa saja ?

Pengalokasian biaya disalurkan dalam bentuk gaji guru, Alat Tulis Kantor (ATK), gaji struktural, kurikulum, dan kegiatan siswa

Guru II

10 pa saja bentuk kegiatan yang perlu di awasi berkaitan dengan pembiayaan ?

Pengawasan yang dilakukan dalam hal pembiayaan adalah pembukuan yang jelas, terkait dengan pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan


(5)

oleh Madrasah Aliyah Pembaharuan

11 pakah tim pengawas daerah melakukan kordinasi terlebih dahulu kepada pihak sekolah sebelum melakukan kegiatan pengawasan?

Tim pengawas sekolah selalu melakukan kordinasi terlebih dahulu kepada kepala sekolah, ketika akan melakukan

kegiatan pengawasan di Madrasah Aliyah Pembaharauan

Guru II

12 apan waktu kegiatan pengawasan dilakukan ?

Kegiatan pengawasan yang dilakukan di sekolah oleh tim pengawas pemerintah daerah tidak menentu kapan

dilakukannya kegiatan pengawasan

Guru II

13 pakah pelaksanaan kegiatan pengawasan dilakukan secara berkala dan memiliki jangka waktu yang

ditentukan

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Tim pengawas pemerintah daerah di Madrasah Aliyah Pembaharuan belum memiliki jangka waktu yang di tentukan

Guru II

14 ari manakah sumber

pembiayaan yang diperoleh ?

Biaya yang diperoleh oleh pihak Madrasah Aliyah Pembaharuan bersumber dari orang tua siswa dan

masyarakat

Guru II

15 pakah ada Program pemerintah Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) ?

Belum ada Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang terdapat pada Madrasah Aliyah Pembaharuan

Guru II


(6)

dalam pengalokasian

sumber dana yang diperoleh ?

terkait dalam hal

pengalokasian sumber dana, hanya kepala sekolah dan pihak yayasan yang terlibat dalam pengalokasian sumber dana

Guru II

17 agaimana proses pengalokasian biaya pendidikan ?

Proses pengalokasian anggaran sudah sesuai Rencana yang terdapat pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)