Guaiac Fecal Occult Blood Test gFOBT Fecal porphyrin quantification: HemoQuant

Penanaman investasi dalam program kesehatan preventif didasarkan pada beberapa pertimbangan, termasuk bukti ilmiah, tekanan publik dan kemauan politik dari pemerintah. Penelitian menunjukkan uji skrining kanker kolorektal telah terbukti cost-effective. Namun, pengambilan keputusan menghabiskan sejumlah dana untuk skrining tidak bisa hanya diliat dari segi nominal saja. 10. Proses berkesinambungan, bukan hanya proyek once and for all. Setelah program skrining dilakukan, penting melakukan tindak lanjut hasil.

2.5.2 Test Skrining Feses Fecal screening test

Test skrining feses bertujuan mendeteksi darah samar pada saluran pencernaan mulut hingga usus besar. Test positif dapat merupakan akibat pendarahan gastrointestinal atas atau bawah dan menjadi alasan kuat dilakukannya investigasi lebih lanjut. Test ini tidak secara langsung mendeteksi kanker kolorektal tetapi sering digunakan sebagai skrining untuk penyakit tersebut, juga dapat digunakan untuk mendeteksi darah samar bila timbul gejala gastrointestinal Bardhan, et al., 2000. Ada beberapa jenis FOBT:

1. Guaiac Fecal Occult Blood Test gFOBT

Mendeteksi aktivitas peroksidase heme dan tidak spesifik untuk darah manusia. Pengujian satu kali dengan uji guaiac standar ini, memiliki sensitivitas deteksi kanker 33-50, sedangkan test guaiac sensitif Hemoccult Sensa, Beckman Coulter memiliki sensitivitas 50-75. Tiga sampel tinja terpisah per pemeriksaan memiliki kepekaan lebih unggul, dibandingkan satu atau dua sampel Lieberman, 2009. Metode pemeriksaan ini, komponen heme dalam hemoglobin memiliki efek menyerupai enzim peroksidase peroxidase-like effect, yang secara cepat akan menghancurkan hidrogen peroksida. Pada beberapa keadaan, perdarahan lambung atau saluran cerna bagian atas, tes guaiac mungkin lebih sensitif dibandingkan tes deteksi globin, hal ini dikarenakan globin dipecah di usus bagian atas lebih besar dari pada heme. Terdapat beberapa alat tes gFOBT dari yang memiliki sensitifitas rendah hingga tinggi, dan hanya yang memiliki sensitifitas tinggi sajalah yang direkomendasikan sebagai alat skrining. Hasil tes gFOBT yang optimal sangat tergantung dari persiapan diet pasien.

2. Fecal porphyrin quantification: HemoQuant

Tidak seperti gFOBT dan FIT, memungkinkan kuantifikasi hemoglobin lebih tepat dan analitis divalidasi dengan asam lambung dan urin, serta sampel tinja. Gugus heme dari hemoglobin utuh secara kimia dikonversi oleh asam oksalat dan oksalat besi atau ferro-sulfat menjadi protoporfirin, dan kandungan porfirin baik dari sampel asli dan sampel setelah konversi hemoglobin ke porfirin ditentukan besarannya oleh fluoresensi perbandingan terhadap standar acuan referensi, sedangkan spesifisitas hemoglobin meningkat dengan mengurangi fluoresensi sampel kosong berisi asam sitrat untuk mengoreksi efek yang mengacaukan dari potensi zat non-spesifik yang ada. Pengukuran kuantifikasi yang tepat terbukti sangat berguna dalam aplikasi penelitian klinis Schwartz, 2010.

3. Fecal Immunochemical Test FIT