Kelonggaran Work Load analysis WLA

yang dipandang bekerja normal. Apabila faktor penyesuian p 1 maka karyawan bekerja cepat, faktor penyesuaian p = 1 maka karyawan bekerja normal, dan faktor penyesuaian p 1 maka karyawan bekerja lambat. d. Cara obyektif memperhatikan dua faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerja. Kecepatan kerja adalah dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Disini pengukur harus melakukan penilaian tentang kewajaran kecepatan kerja yang ditujukan oleh operator. Untuk kesulitan kerja menunjukan berbagi keadaan kesulitan kerja seperti apakah pekerjaan tersebut memerlukan banyak anggota badan, apakah penggunaan tangan, dan lain-lain. Pada penelitian tugas akhir ini menggunakan cara Westing house karena cara ini dianggap lebih lengkap dibandingkan cara-cara yang telah disebutkan diatas. Sutalaksana, Dkk, 1979.

2.7 Kelonggaran

Allowance Kelonggaran ini adalah waktu dimana karyawan melakukan interupsi dari proses berlangsung karena hal-hal tertentu tidak dapat dihindarkan. Waktu yang dibutuhkan dalam menginterupsi proses yang sedang berlangsung ini dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Kelonggaran untuk membutuhkan pribadi Personal Allowance Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum sekedar menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, sholat, Bercakap-cakap dengan teman kerja untuk menghilangkan ketegangan ataupun dalam bekerja. Kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak, misalnya : seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa haus atau melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap- cakap sepanjang jam-jam kerja. Larangan demikian tidak saja merugikan pekerja karena merupakan tuntutan psikologis dan fisologis yang wajar tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampir dapat dipastikan produktivitasnya menurun. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah Fatique Allowance 3. Rasa lelah atau fatique tercermin antara lain dari menurunnya produktivitas, salah satu ciri-cirinya adalah sering terlambat datang, kurang serius dalam melaksanakan tugasnya, dll. 4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan tidak akan lepas dari berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat terhindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerjaan untuk mengendalikannya, antara lain : a. Menerimameminta petunjuk kepada kepala bagian b. Menunggu akibat komputer tidak dapat dioperasikan c. Mengganti tinta printer yang sudah habis Sutalaksana, DKK,1979

2.8 Work Load analysis WLA

Menurut Moekijat 1985 definisi dari Work Load Analysis adalah prosedur yang memberikan atau menghasilkan alat-alat pengukur tenaga kerja standart- standart penyusunan tenaga kerja yang menunjukkan jumlah-jumlah yang dipekerjakan untuk masing-masing jabatan. Lebih lanjut dikatakan bahwa analisis beban kerja ini dapat digunakan sebagai alat menentukan atau meramalkan kebutuhan tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesengajaan jumlah. Beban kerja Menurut Sutalaksana,1979 dapat dihitung sebagai berikut : - Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per unit : - Waktu Normal : { } x P - Waktu Baku: { } x P x 1+ L - Beban Kerja = = = produktif x P 1+L prod X ∑menit_ pengamatan Y Wb x ∑ output ∑ menit_ pengamatan produktif X ∑menit_pengamtanp1+L+Y Yx ∑ menit_ pengamatan prod X ∑menit_ pengamatan Y prod X ∑menit_ pengamatan Y Dimana : p = performance L = Allowence Y = Jumlah menit pengamatan Menurut National institutes of Health 2001 Work Load Analysis merupakan gambaran deskriptif dari kebutuhan beban kerja yang dibutuhkan dalam suatu unit organisasi. Metode ini akan memberikan informasi mengenai pengalokasian sumber daya, prioritas dalam berkomunikasi dan identifikasi kemampuan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menyelesaikan beban kerja. Kegunaan dari Work Load Analysis adalah : - Alat Manajemen dalam mengambil keputusan. - Menganalisa beban kerja berdasarkan kegiatan, disiplin yang dibutuhkan pengalokasian tenaga ahli, penempatan staf pada posisi yang mendesak. - Menganalisa proses-proses kerja yang ada dan mencari jalan yang potensial untuk meningkatkan efisien dan efektifitas. - Menyediakan data pendukung dalam meningkatkan dana progam-progam sosial, ekonomi dan penelitian. - Memfasilitasi diskusi dan pengkajian ulang yang berhubungan dengan produk hasil. - Proyek yang timbul dari program-program barutambahan serta tugas-tugas yang berdasarkan pada beban kerja maupun kekuatan kerja work force saat ini dan mendatang. - Menyediakan data untuk mengkorelasikan beban kerja dengan kebutuhan personal dengan tujuan pengalokasian sumber daya yang lebih komprehensif. - Membantu manajer menentukan bagaimana mengurangi kelebihan atau ketidak seimbangan beban kerja. - Membantu dalam penyusunan kebutuhan pelatihan untuk karyawan. - Menyediakan data sumber daya manusia ketika organisasi mengalami perubahan. - Merancang disiplin ilmu apa yang dibutuhkan oleh pekerja dimasa yang akan datang. - Membantu pengembangan dan evaluasi dari pengukuran performasi. - Menyediakan data pendukung dalam keputusan alokasi sumber daya. - Menghasilkan data base dari proses kerja untuk referensi pada masa yang akan datang. Work Load Analysis terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah menentukan jumlah aktivitas kerja yang dibutuhkan dan hal yang akan diselesaikan pada satu tahun yang mendatang pada setiap unit organisasi. Setiap aktifitas kerja, unit pengukuran, sumber data yang digunakan dan pertimbangan lainnya harus jelas, konsisten dan akurat. Bagian kedua adalah menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktifias-aktifitas kerja berdasarkan disiplinnya. Setiap hasil kerja, sebuah analisa waktu harus dilakukan. Analisa waktu terdiri atas dokumen waktu yang dibututuhkan oleh jabatan yang berbeda untuk menyelesaikan tugasnya.

2.9 Proses produksi dan Cara kerja Separator