Keterangan : Kurva Total Produksi TP adalah kurva yang menunjukkan hubungan
diantara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Bentuk kurva TP cekung ke atas apabila
tenaga kerja yang digunakan masih sedikit yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3. Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau
dibandingkan dengan faktor produksi lain, misalnya tanah yang tetap jumlahnya Sukirno, 1995:198
2.2.5.2.2. Teori Produksi Dengan dua Faktor Perubah
Analisa yang dibahas sebelumnya menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami tingkat perubahan apbila dimisalkan satu faktor
produksi yaitu tenaga kerja yang berubah. Jika menggunakan dua faktor produksi yang dapat diubah misalnya tenaga kerja dan modal, dan dimisalkan dapat saling
menggantikan. Hal ini berarti apabila tenaga kerja dan harga modal per unitnya kita ketahui, maka analisa tentang bagaimana produsen akan meminimumkan
biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat dicapai.
2.2.6. Teori GDP Gross Domestic Product
Pengertian GDP Gross Domestic Product
GDP adalah salah satu faktor ekonomi makro yang merupakan suatu indikasi pertumbuhan ekonomi suatu negara yang dihitung berdasarkan nilai
produk dari seluruh hasil industri suatu negara. Dengan demikian GDP ini bisa
diartikan sebagai indikasi kemakmuran masyarakat suatu negara. Disamping itu sebagai negara pengimpor, pertumbuhan ekonomi dalam negara yang tercermin
dalam GDP sangat besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya konsumsi masyarakat. Boediono, 1981:12
Di negara-negara berkembang, konsep GDP Gross Domestic Product adalah konsep yang paling penting dari konsep pendapatan lainnya, GDP Gross
Domestic Product dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun.
Di dalam suatu perekonomian negara-negara maju maupun negara-negara berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja perusahaan milik penduduk
negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain, selalu didapati produk nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Dengan
demikian Gross Domestic Product GDP adalah nilai barang atau jasa dalam suatu yang diproduksikan oleh faktor-faktor milik negara tersebut dan negara
asing. PDB menggambarkan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian. Salah satu cara pengukuran produk dengan menghitung seluruh pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara
yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut : a.
Konsumen Rumah Tangga c b.
Konsumen Pemerintah G c.
Investasi swasta dan pemerintah 1 d.
Ekspor barang dan jasa X e.
Impor barang dan jasa M
Jadi Produksi Domestik Bruto PDB = C + I + G + X – M. Rosyidi S, 1993:113
Kegunaan pada konsumsi pemerintah yaitu antara lain : a.
Menghitung pertumbuhan ekonomi b.
Mengetahui struktur perekonomian c.
Menghitung pendapatan perkapita d.
Membandingkan perekonomian antar daerah PDRB e.
Sebagai salah satu bahan untuk perumusan kebijakan pemerintah Sedangkan produk domestik bruto dapat diinterprestasikan menurut tiga
pendekatan yaitu : 1.
Menurut pendekatan produksi Dengan cara produksi yang dihitung adalah nilai produksi yang dihasilkan
oleh faktor-faktor produksi yang ada di suatu negara tanpa membedakan apakah faktor produksi itu milih orang asing atau warga negara itu sendiri.
Menurut cara produksi pendapatan nasional dihitung dengan menentukan dan menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh setiap sektor produksi yang
ada dalam perekonomian. Unit-unit produks tersebut dalam penyajiaanya dikelompokkan menjadi 9 lapangan usah yaitu :
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Perdagangan
Industri pengolahan
Listrik, gas dan air bersih
Konstruksi
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, persewaan dan jasa persewaan
Jasa-jasa
Pendapatan nasional di dapta dengan menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor-sektor tersebut di atas. Nilai yang didapat itu
dinamakan GDP Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto. Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara produksi, yang
dijumlahkan ialah nilai tambah Valur added dari masing-masing sektor sehingga terhindari perhitungan rangkap
2. Menurut Pendekatan pendapatan
Menghitung pendapata nasional dengan cara pendapatan ialah menjumlahkan pendapat faktor-faktor produksi yang idgunakan dalam
memproduksi barang dan jasa. Balas jasa fakto produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, sewa sebelum
dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Nilai yang diperoleh dinamakan Pendapatan Nasional atau National Income NI.
3. Menurut pendekatn pengeluaran
Dengan cara penghitungan pengeluaran yang dihitugn adalah seluruh pengeluaran berbagai golongan pembeli dalam masyarakat warga negara yang
bersangkutan. Menurut cara ini pendapatan nasional didapat dengan menjumlahkan nilai pengeluaran sektor rumah tangga, pengeluran pemerintah
dan pendapatan ekspor dikurangai impor. Nilai pendapatan nasional yang
diperoleh dengan cara ini disebut produk nasional bruto PNB atau Gross National Product GNP. Sedangkan menurut lapangan usaha, dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu : a.
Produk Domestik Bruto atas dasar harga yang berlaku Adalah jumlah nilai produk atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai
sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. b.
Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan suatu tahun Adalah jumlah nilai produk atau pendapatan atas pengeluaran yang dinilai
atas dasar harus tetap suatu tahun. c.
PDB atas dasar harga pasar Adalah penjumlahan nilai tambah bruto dari seluruh lapangan usaha,
meliputi balas jasa faktor produksi upah dan gaji, suplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung nett. Anonim, 1985-1990:1
Terdapat peningkatan pendapatan nasional suatu negara tidaklah berarti bahwa negara tersebut menunjukkan bahwa negara tersebut menjadi
miskin. Setiap perubahan pendapatan nasional harus dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam :
a. Besarnya jumlah penduduk
Jika kenaikan pendapatan nasional diikuti oleh adanya peningkatan yang sebanding dari jumlah penduduk, maka tentu tidak akan ada perubahan
pendapatan rata-rata.
b. Tingkat harga umum
Jiak peningkatan dalam pendapatan nasional yang sebenarnya adalah dari kenaikan harga umum, maka nilai barang-barang yang dulunya dibeli oleh
penduduk akan sama dengan sekarang. c.
Produksi barang dan jasa Suatu kenaikan pendapatan nasional boleh jadi bukan karena kenaikan dari
produksi yang sama sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmatinya, seperti pesawat sebagai pengganti radio untuk hiburan.
d. Pembagian pendapatan
Kenaikan pendapatan nasional mungkin hanya dinikmati oleh sebagian penduduk, jika demikian sama halnya semua penduduk menerima
tambahan pendapatan nasional tersebut Ukuran yang lebih baik ats kemajuan ekonomi suatu negara bukanlah
oleh kenaikan pendapatan nasional itu sendiri, total produksi dibagi jumlah penduduk akan tetapi memberikan ukuran yang lebih akurat atas kemajuan
ekonomi yang dicapai oleh suatu negara. Meskipun demikian, tidaklah praktis untuk menjumlahkan secara fisik semua barang atau jasa dalam bentuk uang
dan membuat penyesuaian setiap terjadi perubahan dalam tingkat harga Siregar, 1994:124.
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Gross Domestic Product GDP merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi
dalam negeri. Gross Domestic Product senantiasa dipakai sebagai alat pengukur pendapatan nasional dan juga sebagai gambaran kemajuan
perekonomian suatu bangsa, penting untuk dipikirkan bahwa yang menghasilkan seluruh barang dan jasa di suatu negara itu bukanlah mutlak
hanya warga negara itu sendiri tetapi juga orang asing. Pengaruh Gross Domestic Product GDP Jepang dengan nilai ekspor
ikan tuna Jawa Timur ke Jepang Y adalah apabila Gross Domestic Product Jepang meningkat, maka akan berdampak pada peningkatan ekspro ikan tuna
Jawa Timur ke Jepang. Alasan yang melatarbelakangi kondisi ini adalah dengan meningkatnya Gross Domestic Product negara Jepang, maka
pendapatan perkapita akan meningkat pula sehingga akan membuka peluang peningkatan ekspor ikan tuna Jawa Timur ke Jepang Boediono, 1991:12
2.2.7. Ekspor