Latar Belakang Masalah Evaluasi penanganan npwp ganda di kantor pelayanan pajak (kpp) pratama Boyolali syahidatul
commit to user 15
keadaan ekonomi suatu negara atau ekonomi dunia, sehingga besarnya nominal penerimaan Negara tersebut menjadi tidak tetap. Untuk menjaga agar
penerimaan Negara tidak menurun, dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya adalah memperketat dan memperluas pemungutan pajak dan
retribusi di suatu Negara. Oleh karena itu, untuk memperketat dan memperluas pemungutan pajak dan retribusi di suatu Negara khususnya dibidang
perpajakan, Pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Sensus Pajak Nasional yang diresmikan pada September 2011. Salah satu programnya adalah
untuk memperluas basis pajak. Adanya sensus pajak nasional, Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat menjadi NPWP, menjadi sangat
penting untuk dimiliki oleh Wajib pajak. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan UU KUP
No.16 tahun 2009 pasal 1, NPWP adalah Nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi Perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Dalam undang-undang KUP No.16 tahun 2009 BAB II Pasal 2 ayat 1 menjelaskan bahwa “Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak atau disingkat dengan Kanwil DJP, yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan
NPWP. Selanjutnya, Wajib Pajak berdasar
Self Assessment System
diberi
commit to user 16
kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan
jumlah nominal
kewajiban perpajakannya.
Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku terhadap wanita kawin yang dikenakan
pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan Hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasar perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta. Wanita kawin selain tersebut dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atas namanya sendiri agar wanita kawin tersebut dapat
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan suaminya. NPWP adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan UU KUP tersebut menegaskan bahwa
setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajakdalam pengawasan
administrasi perpajakan. Dalam hal sehubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajak diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya. Terhadap
Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapat NPWP dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan.” Pada ayat 4 pasal 2 UU KUP menjelaskan bahwa “Direktur Jenderal
Pajak menerbitkan NPWP dan atau Pengusaha Kena Pajak PKP secara jabatan apabila Wajib Pajak atau Pengusha Kena Pajak PKP yang tidak
memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri atau melaporkan usahanya dapat diterbitkan NPWP dan atau pengukuhan PKP secara jabatan. Hal ini dapat
dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh DJP
commit to user 17
Direktorat Jenderal Pajak ternyata Orang Pribadi atau badan atau pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan atau dikukuhkan
sebagai PKP.” Dari undang-undang tersebut mengundang permasalahan bagi Wajib
Pajak yaitu kepemilikan NPWP Ganda. Mengingat adanya sanksi yang tegas atau ketidakpahaman Wajib Pajak mengenai kepemilikan NPWP, membuat
Wajib Pajak takut untuk tidak memiliki NPWP. Dengan adanya pendaftaran NPWP melalui sistem
e-registration
yang dapat diakses oleh siapa saja, dimana dan kapan saja, membuat pendaftaran untuk memiliki NPWP menjadi sangat
mudah. Dari sini mulai muncul adanya permasalahan NPWP Ganda. Selain itu, NPWP merupakan penawaran yang sangat berharga bagi
Wajib Pajak. Manfaat yang didapat dari kepemilikan NPWP ini sangat dirasakan bagi Wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Fungsi
dari kepemilikan NPWP sesuai yang ditulis oleh Kharisma 2003: 9 antara lain :
1. Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.
2. Tanda Pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya. 3.
Dicantumkan setiap dokumen Perpajakan, sehingga bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif yang lebih besar daripada Wajib
Pajak yang memiliki NPWP. 4.
Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak, pengawasan administrasi perpajakan.
commit to user 18
Dari berbagai alasan itulah, Wajib Pajak menginginkan untuk memiliki NPWP. Syarat dan tatacara memiliki NPWP yang mudah membuat Wajib
Pajak mengantri untuk mendapatkan NPWP. Karena NPWP dapat dimiliki oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, menjadikan kepemilikan NPWP
menjadi tidak terbatas, kelemahan sistem perpajakan dan
database
DJP yang diakses diseluruh Indonesia, menimbulkan permasalahan NPWP Ganda.
Meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan mengenai Penanganan NPWP Ganda, tetapi masih terdapat masalah yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, penulis mengambil penelitian dengan judul
“EVALUASI PENANGANAN NPWP GANDA DI KPP PRAT
AMA BOYOLALI.”