PEMBAHASAN Evaluasi penanganan npwp ganda di kantor pelayanan pajak (kpp) pratama Boyolali syahidatul

commit to user 41 selalu berubah yang tidak dapat diprediksi, mengikuti kondisi keadaan politik maupun ekonomi di suatu Negara ataupun ekonomi dunia. b. Kelemahan sistem perpajakan yang digunakan di seluruh Indonesia tidak dapat mendeteksi adanya Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP kecuali apabila Wajib Pajak mengatakan kepada Petugas Pajak bahwa Wajib Pajak tersebut telah memiliki NPWP. 6. Dampak yang diakibatkan adanya NPWP Ganda bagi KPP Pratama Boyolali dan bagi Wajib Pajak. a. Dampak adanya NPWP Ganda bagi Wajib Pajak: 1. Kesulitan dalam mengurus administrasi perpajakannya. 2. Kesulitan dalam pembayaran dan pelaporan pajak yang terutang. 3. Wajib Pajak harus melaporkan pajak-pajak yang terutang akibat adanya NPWP tersebut walaupun pajaknya Nihil. 4. Adanya denda bagi NPWP yang tidak melapor atas kewajiban perpajakannya. b. Dampak NPWP Ganda bagi KPP Pratama Boyolali: 1. Adanya keraguan atas identitas diri Wajib Pajak tersebut. 2. Berkurangnya tingkat kepatuhan KPP Pratama Boyolali terhadap Direktorat Jenderal Pajak diakibatkan karena menurunya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan pajak atas NPWP yang dimiliki. commit to user 42 7. Cara penanganan NPWP Ganda di KPP Pratama Boyolali. Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-69PJ2011 serta dalam rangka mendukung pelaksanaan Sensus Perpajakan Nasional sebagaimana diatur dalam PER-30PJ2011, Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan melakukan identifikasi kepada seluruh KPP di Republik Indonesia untuk mengidentifikasi adanya Wajib Pajak yang diprediksi memiliki NPWP Ganda. Menurut Surat Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan Nomor S-1810PJ.102011 tanggal 20 Desember 2011 sehubungan dengan banyaknya surat dan pertanyaan mengenai pembenahan data Master File Nasional MFN, terdapat beberapa kriteria NPWP Ganda. Dalam penelitian ini penulis akan membahas mengenai satu Wajib Pajak memiliki 2 atau lebih NPWP yang berbeda. Penanganannya mengacu pada PER- 44PJ2008 adalah sebagai berikut: 1. Pengajuan Penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak. Pengajuan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wajib Pajak datang ke KPP Pratama untuk mengajukan permohonan penghapusan NPWP dan mengisi formulir pernyataan sesuai yang dibuat oleh KPP Pratama dengan membawa NPWP yang akan diusulkan untuk dihapus. commit to user 43 b. Surat penghapusan diterima oleh Petugas TPT KPP Pratama untuk direkam pada LPAD Lembar Pengawasan Arus Dokumen sebagai surat lain dari Wajib pajak. c. LPAD akan dipisah berdasarkan Account Representative yang bertanggungjawab atas Wajib Pajak tersebut. d. Account Representative mengusulkan pemeriksaan untuk melakukan penelitian terhadap Wajib Pajak terkait kewajiban atas NPWP tersebut. e. Seksi Pemeriksaan akan mengirimkan usulan penelitian Wajib pajak tersebut kepada Kanwil Direktorat Jenderal Pajak setempat. f. Setelah mendapat jawaban dan ditanggapi oleh Kanwil Direktorat Jenderal Pajak setempat terkait usulan penelitian tersebut, barulah KPP Pratama melalui Account Representative melakukan penelitian kepada Wajib Pajak terkait kewajiban perpajakannya meliputi tempat tinggal, tempat bekerja Wajib Pajak, Gambaran Kegiatan UsahaPenghasilan, Data Peredaran UsahaPenghasilan, Daftar Harta Wajib Pajak dan Dokumen pendukung lain yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan terkait NPWP tersebut. g. Account Representative membuat Laporan hasil penelitian untuk dikonfirmasi kepada Wajib pajak terkait hasil penelitian dan jawaban atas pengajuan Penghapusan NPWP Wajib Pajak tersebut. commit to user 44 2. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan melakukan penelitian terhadap Wajib Pajak yang diindikasikan memiliki NPWP Ganda, kemudian mengirimkan Surat dan lampiran kepada KPP Wajib Pajak tersebut. Berdasarkan surat penelitian yang telah dilakukan oleh Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan, KPP Pratama akan menindaklanjuti dengan cara: a. Lampiran Surat Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan mengenai Daftar Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda, akan dipisah berdasarkan pengawasan Account Representative Wajib Pajak yang bersangkutan. b. Account Representative akan melakukan verifikasi kepada Wajib Pajak terkait NPWP yang dimiliki meliputi tempat tinggal, pekerjaan dan kegiatan usaha yang dilakukan Wajib Pajak apabila memiliki usaha diluar pekerjaan tetapnya. c. Berdasarkan verifikasi lapangan yang telah dilakukan oleh Account Representative , KPP Pratama mengirimkan surat Klarifikasi NPWP Ganda kepada Wajib Pajak melalui Pos untuk ditindaklanjuti. Dalam surat ini, berisi:  NPWP Ganda yang telah ditemukan dan NPWP mana yang akan dihapus. commit to user 45  Pernyataan Wajib Pajak dimohon memberikan klarifikasi kepada KPP dalam jangka waktu 7 hari sejak diterimanya surat tersebut.  Contacs Person Account Representative yang bertanggungjawab atas Wajib Pajak tersebut apabila terdapat kesulitan dan memerlukan bantuan dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya. d. Wajib Pajak menjawab surat klarifikasi NPWP Ganda. e. KPP Pratama akan menghapuskan NPWP yang telah diusulkan statusnya menjadi Delete DE pada Master File Nasional MFN dan Master File Lokal MFL dengan syarat tidak ada tunggakan data pelaporan SPT Tahunan tahun pajak sebelumnya, data SPT Masa PPN, PPh pasal 212223244 2 tahun pajak sebelumnya, data MPN tahun sebelumnya. 3. Jangka Waktu Penyelesaian Peraturan penghapusan NPWP bagi Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda mengacu pada PER-160PJ2007 pada pasal 13 ayat 3 yang menyebutkan bahwa apabila selama 2 bulan telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberi keputusan, maka permohonan pencabutan pengukuhan PKP dianggap dikabulkan dan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP harus diterbitkan paling lama satu bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir. Namun, apabila Direktorat Jenderal Pajak menanggapi, maka setelah melakukan pemeriksaan harus commit to user 46 memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi atau 12 bulan untuk Wajib Pajak Badan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap, sesuai dengan pasal 2 ayat 7 UU KUP No.16 tahun 2009. Apabila dalam kasus ini NPWP Ganda tidak dapat dihapus statusnya menjadi Delete DE di database , maka KPP Pratama akan melakukan penanganan dengan cara menonaktifkan salah satu NPWP Wajib Pajak tersebut, sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 89PJ2009: a. Pengertian Wajib Pajak Non Efektif Wajib Pajak Non Efektif atau disingkat dengan WP NE adalah Wajib Pajak yang tidak melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya baik berupa pembayaran maupun penyampaian Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa dan atau Surat Pemberitahuan Tahunan SPT Tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang nantinya dapat diaktifkan kembali. b. Kriteria Wajib Pajak NE Wajib Pajak dinyatakan sebagai WP NE apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: 1. Selama 3 tiga tahun berturut-turut tidak pernah melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan baik berupa pembayaran pajak maupun penyampaian SPT Masa danatau SPT Tahunan. commit to user 47 2. Tidak diketahuiditemukan lagi alamatnya. 3. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya atau belum mengajukan penghapusan NPWP. 4. Secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha. 5. Bendahara tidak melakukan pembayaran lagi. 6. Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada Akte Pembubarannya atau belum ada penyelesaian likuidasi bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang. 7. Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada atau bekerja di luar negeri lebih dari 183 dalam jangka waktu 12 dua belas bulan. c. Penanganan WP NE Tatacara penanganan WP NE sesuai dengan SE-89PJ2009 adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak yang 3 tiga tahun berturut-turut tidak pernah melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan, tidak ditemukan alamatnya, Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi dari ahli warisnya atau belum mengajukan penghapusan NPWP, secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha, diusulkan sebagai WP NE secara jabatan oleh Account Representative . commit to user 48 2. Wajib Pajak yang secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha, bendahara tidak melakukan pembayaran lagi, Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada Akte Pembubarannya atau belum ada penyelesaian likuidasi, Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada atau bekerja di luar negeri lebih dari 183 dalam 12 dua belas bulan mengajukan permohonan sebagai Wajib Pajak NE ke KPP, dengan melampirkan: a. Surat pernyataan sudah tidak lagi melakukan kegiatan usaha, bagi Wajib Pajak secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha dengan menggunakan formulir yang telah disediakan. b. Surat pernyataan sudah tidak melakukan pembayaran, bagi bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi, dengan menggunakan formulir yang telah disediakan. c. Surat keterangan dalam proses pembubaran atau likuidasi dari Notaris, bagi Wajib Pajak badan yang telah bubar tetapi belum ada Akte Pembubarannya atau belum ada penyelesaian likuidasi nya. d. Fotokopi paspor dan kontrak kerja atau dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak berada di luar negeri lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, bagi Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada atau bekerja di luar negeri lebih dari 183 dalam 12 bulan. commit to user 49  Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan perubahan status diselesaikan dalam jangka waktu 10 sepuluh hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Bagi Wajib Pajak yang telah mendapatkan label “NE Non Efektif” tetap tercantum dalam Master File Wajib Pajak dengan ketentuan sebagai berikut: a tidak diterbitkan Surat Teguran walaupun Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Masa atau SPT Tahunan; b tidak turut diawasi pembayaran masabulanannya dan tidak diterbitkan STP atas sanksi administrasi karena tidak menyampaikan SPT.  Pengaktifan kembali WP NE Wajib Pajak Non Efektif berubah menjadi Wajib Pajak efektif apabila menyampaikan SPT Masa atau SPT Tahunan, melakukan pembayaran pajak, diketahui adanya kegiatan usaha dari Wajib Pajak, diketahui alamat Wajib Pajak, mengajukan permohonan untuk diaktifkan kembali. commit to user 50 4. EVALUASI EFEKTIVITAS PENANGANAN NPWP GANDA Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa KPP Pratama Boyolali telah melakukan penanganan NPWP Ganda sesuai dengan peraturan yang berlaku mengingat penanganannya sudah berdasarkan Keputusan Pemerintah atau Surat Edaran atau Peraturan Pemerintah terbaru. Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Boyolali selama tahun 2009-2011 sebagai berikut: Tabel III.1 Tingkat kepatuhan dan Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Boyolali Tahun 2009-2012 Tahun Jumlah Wajib Pajak Jumlah SPT yang diterima KPP Tingkat kepatuhan Orang Pribadi Badan 2009 24.151 1.478 16.209 63,24 2010 27.003 1.640 26.498 92,51 2011 46.832 1.900 31.352 66,95 Sampai 31 Maret 2012 43.952 1.649 19.736 43,28 Sumber: Seksi Pelayanan KPP Pratama Boyolali Tingkat efektifitas dapat diketahui dengan rumus Abdul Halim, 2004: 97: Tingkat Efektifitas = Realisasi: Potensi x 100 = 256: 700 x 100 = 36,57 commit to user 51 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 terjadi kenaikan jumlah Wajib Pajak 73,43. Sedangkan NPWP Ganda di KPP Pratama Boyolali sesuai yang diutarakan oleh Seksi Pelayanan dan Seksi PDI: “Sampai dengan akhir Maret 2012 masih terdapat lebih dari 700 Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda, baik pengajuan dari Wajib Pajak maupun penelitian dari Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi inst ansi kami”. Hasil yang dicapai KPP Pratama Boyolali dalam melakukan penanganan NPWP Ganda sampai dengan akhir bulan Maret 2012 adalah 256 Wajib Pajak sesuai dengan perhitungan secara fisik arsip Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda di KPP Pratama Boyolali yang dilakukan penulis. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penanganan NPWP Ganda di KPP Pratama Boyolali masih kurang efektif. Sesuai wawancara langsung yang diutarakan oleh Account Representative dan Seksi Pelayanan di KPP Pratama Boyolali: “Masih banyak terjadi kendala dan masalah yang ditemui dalam penanganan NPWP Ganda ini, contohnya masalah pengajuan pemeriksaan yang sering tertahan di Kanwil, kelemahan sistem yang dipakai DJP, kemudian NPWP Ganda yang tidak bisa langsung dihapuskan jadi cuma di no nefektifkan aja dari KPP sini”. Berdasarkan penelitian, pengamatan, dan wawancara tersebut dapat diketahui masalah yang masih ditemui, diantaranya adalah: 1. Waktu yang telah dijanjikan Pemerintah ternyata tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Pada kenyataannya pemeriksaan yang akan dilakukan Account Representative tidak dijawab atau direspon oleh Kanwil selama commit to user 52 lebih dari 2 bulan sejak permohonan dan Surat Pencabutan Pengukuhan PKP diterbitkan. Apabila waktu permohonan penghapusan NPWP dikabulkan kurang dari 2 bulan kemudian dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak harus menunggu 6 bulan bahkan 1 tahun, sehingga dalam jangka waktu tersebut Wajib Pajak yang tidak mengerti aturan perpajakan menjadi ragu-ragu dan bingung akan administrasi perpajakannya yang menimbulkan Wajib Pajak menerbitkan NPWP lagi dan tidak melaporkan NPWP yang lamanya, atau bahkan Wajib Pajak tidak membayarkan kewajiban perpajakannya sampai terbit Surat Teguran Pajak. 2. Karena penyelesaian waktu yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, Wajib Pajak mendaftar NPWP lagi, sehingga timbul masalah NPWP Ganda lagi, dan penghapusan NPWP Ganda menjadi tidak efektif. 3. Ketidakpercayaan Wajib Pajak terhadap pemerintah karena hak Wajib Pajak dalam memperoleh fasilitas dan pelayanan sesuai yang dijanjikan pemerintah tidak terbukti. 4. Kelemahan sistem Perpajakan dan database perpajakan yang dipakai di seluruh Indonesia tidak segera diperbaiki sehingga NPWP Ganda menjadi masalah melekat yang tidak terselesaikan. 5. Kesadaran Wajib Pajak untuk peduli pajak masih sangat kurang, terbukti dengan banyaknya Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda. commit to user 53 BAB III TEMUAN Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data dari KPP Pratama Boyolali yang telah dibahas penulis pada bab sebelumnya, terdapat beberapa temuan yang dapat dikemukakan, sebagai berikut:

3.1 KELEBIHAN

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai evaluasi penanganan NPWP Ganda pada KPP Pratama Boyolali, penulis menemukan kelebihan sebagai berikut: 1. KPP Pratama Boyolali telah melakukan penanganan NPWP Ganda sesuai dengan peraturan yang berlaku mengingat penanganannya berdasarkan Keputusan Pemerintah atau Surat Edaran atau Peraturan Pemerintah terbaru. 2. KPP Pratama Boyolali sudah memaksimalkan fungsi Account Representative dalam penanganan NPWP Ganda, dilihat dari penanganan NPWP Ganda selalu berhubungan langsung dengan Account Representative Wajib Pajak yang bersangkutan. Jadi Wajib Pajak yang bersangkutan lebih diawasi dan mendapat pelayanan langsung yang maksimal dari KPP Pratama Boyolali melaui Account Representative tersebut. 3. Wajib Pajak dapat konsultasi secara langsung kepada Account Representative dalam hal kewajiban perpajakan Wajib Pajak tersebut, sehingga dalam jangka waktu penanganan NPWP Ganda tidak putus 53 commit to user 54 komunikasi antara Wajib Pajak dan KPP Pratama Boyolali bagi Wajib Pajak yang tidak mengetahui tentang perpajakan yang berlaku.

3.2 KELEMAHAN

Selain kelebihan di KPP Pratama Boyolali terhadap evaluasi penanganan NPWP Ganda, terdapat kelemahan yang ditemui, yaitu: 1. KPP Pratama tidak melakukan perekaman NPWP Ganda baik yang diajukan oleh Wajib Pajak maupun penelitian dari Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan, sehingga satu Wajib Pajak dapat mengajukan NPWP Ganda lebih dari satu kali, Wajib Pajak yang telah diajukan ke Kanwil DJP sudah dijawab lebih dari jangka waktu yang telah ditetapkan tidak segera ditanggapi karena hanya diarsipkan sebagai NPWP Ganda Wajib Pajak tersebut. 2. Karena penyelesaian waktu yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, Wajib Pajak mendaftar NPWP lagi, sehingga timbul masalah NPWP Ganda lagi, dan penghapusan NPWP Ganda menjadi tidak efektif. 3. Kelemahan sistem Perpajakan dan database perpajakan yang dipakai di seluruh Indonesia tidak segera diperbaiki sehingga NPWP Ganda menjadi masalah yang melekat yang tidak terselesaikan. 4. Kesadaran Wajib Pajak untuk peduli pajak masih sangat kurang terbukti dengan banyaknya Wajib Pajak yang memiliki NPWP Ganda.