24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Penentuan Objek Penelitian
3.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Wiradesa tahun ajaran 20092010 yang terdiri dari 8 kelas.
Pembagian serta banyaknya siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Banyaknya siswa kelas X di SMA Negeri 1 Wiradesa
No. Kelas Banyaknya
siswa 1 X-1
44 2 X-2
41 3 X-3
37 4 X-4
44 5 X-5
42 6 X-6
40 7 X-7
37 8 X-8
44
3.1.2. Sampel dan teknik sampling
Sebelum pengambilan sampel, dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui kehomogenan siswa yang digunakan sebagai
subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik cluster random sampling karena pengambilan anggota sampel di dalam
populasi ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata. Hal ini dilakukan dengan dasar bahwa :
25
1. Kedua kelas diisi oleh siswa yang mendapat materi dengan kurikulum
yang sama, 2.
Siswa dalam kelas tersebut duduk pada tingkat kelas yang sama, 3.
Pembagian kelas tidak berdasarkan rankingperingkat. 4.
Semua kelas berdistribusi normal dan homogen
3.2.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas variable independent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kimia
yang digunakan dimana variasi yang digunakan yaitu pembelajaran kimia dengan game Make A Match berbasis Chemo-Edutainment CET dan
pembelajaran dengan metode ceramah simbol X. 2.
Variabel terikat variabel dependent. Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi
redoks siswa SMA kelas X semester genap SMA Negeri 1 Wiradesa simbol Y.
3.3.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi experiment. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti
menerima keadaan subjek seadanya. Hal ini dikarenakan pihak sekolah, tempat diadakan penelitian, tidak mengijinkan siswa yang telah
26
dikelompokkan dalam kelas-kelas diacak kembali untuk dikelompokkan ulang berdasarkan kebutuhan sampel dalam penelitian.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretes-Postest Control Group Design
yaitu penelitian dengan melihat perbedaan pre test maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol., yang dapat digambarkan pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 3.2. Rancangan penelitian
kelompok Pretes perlakuan
pengukuran I T1 X T2
II T1 Y T2
Keterangan: I
: Kelas X-3 sebagai kelas eksperimen II
: Kelas X-5 sebagai kelas kontrol. X
: pembelajaran dengan game Make A Match Y
: pembelajaran konvensional T1
: pretes sebelum pelajaran diberikan T2
: postes belajar kimia pokok bahasan redoks Langkah – langkah penelitian ini meliputi:
1 Menyusun rancangan media. 2 Membuat perangkat game make a match. 3Uji coba perangkat tes. 4 Analisis uji coba perangkat tes. 5 Memilih butir
soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. 6 Melakukan Penelitian. 7 Melakukan pengukuran hasil belajar siswa. 8 Melakukan analisis
data. 9 Membuat simpulan.
27
Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi pembelajaran game make a match
dengan bantuan komputer, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran dengan metode konvensional ceramah dan tanya jawab. Penelitian dilakukan
selama 4 pertemuan. Setelah penelitian dilakukan akan diperoleh data hasil belajar kemudian data dianalisis dengan statistik yang sesuai.
3.4.
Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah: a.
Melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan guru untuk mendapatkan data awal siswa berupa nama siswa serta nilai ulangan
harian I, data sekolah dan proses PBM yang dilakukan guru. b.
Mempersiapkan alat instrumen yang digunakan dalam penelitian, meliputi: silabus, RP, media yang digunakan dan alat-alat evaluasi
berupa soal tes hasil belajar. c.
Melakukan uji normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata populasi dari data awal yang telah di dapat.
d. Melaksanakan tes uji coba soal sebagai alat ukur hasil belajar siswa
di luar sampel penelitian e.
Menganalisis hasil uji coba soal. 3.4.2
Pelaksanaan a.
Memberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
28
b. Melaksanakan proses pembelajaran konsep redoks berdasarkan RPP
yang telah dipersiapkan. c.
Memberikan evaluasi post tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan.
d. Mengevaluasi hasil belajar siswa.
e. Analisis data dan penyusunan laporan
1. Menganalisis data hasil belajar.
2. Membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh 3. Membuat laporan berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan
3.5.
Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Metode dokumentasi
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data nama siswa serta nilai ulangan harian I semester
genap tahun ajaran 20092010 yang telah diperoleh siswa yang kemudian akan ditentukan normalitas, homogenitas, dan kesamaan
rerata dari sampel yang akan diteliti. 3.5.2.
Metode tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan game Make A Match berbasis Chemo- Edutainment
CET dan siswa yang diajar dengan metode ceramah untuk materi kimia redoks baik dari pretes maupun dari postest. Pre
29
test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sedangkan
post test bertujuan mengetuhui hasil belajar kognitif setelah perlakuan.
Perangkat tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan 5 pilihan.
3.5.3. Metode Observasi
Observasi digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik dan afektif siswa. Observasi dilakukan setiap kegiatan praktikum dan
pembelajaran.
3.5.4. Metode Angket atau Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan game make a match berbasis CET dalam
pembelajaran kimia.
3.6.
Metode Analisis Data
3.6.1. Analisis Instrumen Penelitian
Setelah diberi perlakuan pembelajaran, siswa selanjutnya diuji untuk mengetahui hasil belajar yang didapatkan dengan tes tertulis. Bentuk
tes yang dipilih adalah pilihan ganda. Instrumen ini perlu distandardisasi terlebih dahulu, baik dari sisi validitas maupun
reliabilitasnya. Untuk bentuk tes, standardisasi dilakukan dengan
30
mengukur validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas tes.
3.6.1.1.Validitas Validitas berhubungan dengan ketepatan alat penelitian
terhadap aspek yang dinilai sehingga benar – benar mampu menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk mengetahui tes
sudah memiliki validitas atau belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu dari segi isi validitas isi dan
segi konstruksi validitas butir. Validitas tes diukur dengan validitas butir soal. Untuk menghitung validitas butir soal
digunakan rumus Korelasi point biserial yaitu sebagai berikut:
q p
S M
M r
t t
p pbis
− =
Keterangan : r
bis
= koefesien korelasi biserial M
p
= rerata skor siswa yang menjawab benar M
t
= rerata skor seluruh siswa S
t
= standar deviasi total p
= proporsi siswa yang menjawab benar q
= proporsi siswa yang menjawab salah Kriteria : jika r
hit
r
tabel
, maka butir soal valid, dk = n-2 dan n adalah jumlah siswa Sudjana, 1996: 377. Koefisien korelasi
yang diperoleh dengan rumus tersebut dibandingkan dengan n
31
siswa pada taraf signifikasi 5. Item-item yang mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel termasuk item yang
valid. Item yang kurang dari r tabel termasuk item yang tidak valid. Item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan
Arikunto, 2002.
3.6.1.2.Daya Pembeda Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung daya
pembeda soal adalah sebagai berikut : a.
Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu mengurutkan skor hasil tes siswa mulai dari skor tertinggi hingga skor
terendah. b.
Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah..
Adapun rumus untuk menentukan daya pembeda adalah :
A B
A
JS JB
JB DP
− =
Keterangan : DP
= Daya pembeda JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
32
JS
A
= Jumlah siswa pada kelompok atas Kriteria soal – soal yang dapat dipakai sebagai instrumen
berdasarkan daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut : DP
≤0 daya pembeda sangat jelek
0,00DP ≤0,20
daya pembeda
jelek 0,20DP
≤0,40 daya pembeda cukup
0,40DP ≤0,70
daya pembeda
baik 0,70DP
≤1,00 daya pembeda sangat baik
Arikunto, 2002 : 218-219 Bila DP negatif, semua tidak baik, jadi butir soal yang
mempunyai DP negatif harus dibuang Suherman Erman, 1990:
23.
3.6.1.3.Indeks kesukaran
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga
dianalisis tingkat kesukarannya. Indeks kesukaran dianalisis dengan rumus :
B A
B A
JS JS
JB JB
IK +
+ =
Keterangan : IK
= Indeks Kesukaran JB
A
= Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas
33
JB
B
= Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah
JS
A
= jumlah siswa pada kelompok atas JS
B
= jumlah siswa pada kelompok bawah Adapun kriteria yang dapat digunakan untuk menunjukkan
indeks kesukaran soal adalah : IK=0,00
soal terlalu sukar 0,00IK
≤0,30 soal sukar
0,30IK ≤0,70 soal
sedang 0,70IK1,00 soal
mudah IK=1,00
soal terlalu
mudah Arikunto, 2002 : 210
3.6.1.4.
Reliabilitas
Suatu tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada
kesempatan lain. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder Richardson yaitu KR-21 yang
dinyatakan dengan rumus : ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ =
Vt k
M -
Mk -
1 1
- k
k r
11
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan Vt
=
2 t
S
= varians skor total
34
M =
N Y
∑
= rerata skor total k
= jumlah butir soal Arikunto,2002:164
Selanjutnya r
11
dikonsultasikan dengan r tabel product moment. Jika harga r
11
r tabel dengan taraf signifikan 5 maka instrumen reliable.
3.6.2.
Analisis tahap awal
Analisis tahap awal merupakan langkah untuk mengetahui bahwa antara populasi dan sampel tidak berbeda secara signifikan. Analisis
tahap awal dalam penelitian ini menggunakan perhitungan normalitas, homogenitas dan uji kesamaan rerata.
3.6.2.1.Uji Normalitas Populasi Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
populasi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Jika data yang dihasilkan berdistribusi normal maka statistik yang
diterapkan yaitu statistik parametrik. Apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistik yang digunakan yaitu
statistik nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
chi kuadrat dengan persamaan sebagai berikut :
∑
=
− =
k i
i i
i
E E
O
1 2
2
χ
35
Keterangan :
2
χ = chi kuadrat
i
O = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
i
E = frekuensi yang diharapkan
Sudjana, 2002 : 273 Menurut Sudjana 2002 : 273,
2
χ hasil perhitungan dikonsultasikan dengan
2
χ harga kritik tabel dk = k-3 dengan taraf signifikansi
α = 5. Kriteria pengujian adalah : apabila dari perhitungan ternyata harga
2
χ lebih kecil dari harga kritik
2
χ pada tabel yang sesuai dengan taraf siginifikansi maka data yang dihasilkan berdistribusi normal
tidak ada perbedaan yang meyakinkan antara
i
O dan
i
E .
Akan tetapi apabila dari perhitungan
2
χ sama atau lebih besar dari harga
2
χ tabel maka data yang kita peroleh tidak berdistribusikan normal ada perbedaan yang meyakinkan
antara
i
O dan
i
E . Dengan kata lain, data nilai hasil belajar
berdistribusikan normal, jika
2
χ hitung
2
χ tabel. 3.6.2.2.Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel dalam penelitian homogen atau tidak. Teknik yang digunakan adalah :
{ }
∑
− −
=
2 2
log 1
10 ln
i i
S n
B χ
∑
− =
1 log
2 2
i
n S
B
36
∑ ∑
− −
= 1
1
2 2
i i
i
n S
n S
Keterangan :
2
χ = harga konsultasi homogenitas sampel
S
2
= variansi gabungan dari semua sampel Sudjana, 2002 : 236
Ketentuan : jika
tabel hitung
2 2
χ χ
, dk = k-1 dengan 5
= α
maka populasi homogen. 3.6.2.3.Uji kesamaan rerata Populasi
Kesamaan rerata populasi diuji dengan rumus analsis varians. Rumus yang digunakan adalah :
1. Jumlah kuadrat rerata Ry
n X
Ry
2
∑
=
2. Jumlah kuadrat antar kelompok Ay
Ry n
X Ay
i i
− =
∑
2
3. Jumlah kuadrat total JK tot
= =
∑
2
Y tot
JK
Jumlah kuadrat dari semua nilai pengamatan
4. Jumlah kuadrat dalam Dy
Dy = JK tot – Ry – Ay Tabel 3.3. Tabel ringkasan Anava
37
No Sumber
Variasi dk JK
KT F
1 Rerata
1 RY
k = RY : 1
D A
2 Antar
Kelompok k-1
AY A = AY : k-1
3 Dalam
Kelompok Σn
i
- 1 DY
D = DY: Σn
i
-1 4
Total Σni
ΣX
2
Dengan kriteria pengujian, jika
k n
k
F Fhit
− −
− ,
1 1
α
maka data populasi tidak ada perbedaan rerata.
3.6.3. Analisis tahap akhir
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu data hasil belajar pretes dan postest, baik kelas eksperimen maupun kontrol dianalisis. Analisis
tahap akhir kuantitatif yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rerata dan
uji hipotesis yang terdiri dari uji ketuntasan belajar, uji estimasi rerata, dan uji peningkatan hasil belajar.
3.6.3.1.Uji Normalitas Sampel Uji normalitas data dilakukan pada semua data yang diperoleh
baik data awal pretes maupun data akhir postest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tehnik yang
dipergunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik chi kuadrat.
38
∑
=
− =
k i
i i
i
E E
O
1 2
2
χ Sudjana, 2002 : 273
3.6.3.2.Uji Homogenitas Sampel Uji Kesamaan Dua Varians Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel dalam
penelitian homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada data awal pretes maupun data akhir postest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Teknik yang digunakan adalah :
terkecil Varians
terbesar Varians
F =
Sudjana, 2002 : 250 Kriteria pengujian :
1 ,
1 2
1
2 1
− −
n n
F F
α
dengan 5
= α
, n
1
– 1 untuk dk pembilang, n
2
– 1 untuk dk penyebut. Kriteria inilah yang akan menentukan kedua kelas mempunyai varians
samadata homogen atau tidak. 3.6.3.3.Uji Perbedaan dua rerata
Tujuan uji perbedaan dua rerata adalah untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar siswa kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Rumus yang digunakan adalah :
2 1
n 1
n 1
s x
x t
2 1
+ −
=
2 n
n 1
n 1
n s
2 1
2 2
2 2
1 1
− +
− +
− =
s s
keterangan :
39
1
x = nilai rerata kelas eksperimen
2
x = nilai rerata kelas kontrol
n
1
= banyaknya subyek kelas eksperimen n
2
= banyaknya subyek kelas kontrol s
= simpangan
baku Sudjana, 2002 : 239
Nilai t hitung dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan dk=n
1
+n
2
-2 dengan taraf signifikansi 5. Jika t hitung t tabel maka data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan
pada taraf signifikansi tersebut. Setelah data diolah dengan rumus uji t kemudian ditentukan hipotesis nol Ho ditolak atau
diterima. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5, jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel maka hipotesis nol
Ho ditolak dan sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis nol Ho diterima.
3.6.3.4.Uji ketuntasan belajar Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa mengalami
ketuntasan belajar. Hipotesis yang diujikan adalah Ho
: µ
1
65 H
1
: µ
2
65 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
n s
x t
μ
− =
40
Keterangan :
x
= nilai rerata hasil belajar µ
= batas ketuntasan s
= standar deviasi n
= jumlah
populasi Sudjana,
2002:227 Kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika t hit t
1- αn-1
, berarti terjadi ketuntasan hasil belajar. Dengan derajat kebebasan dk =
n-1 dan taraf signifikan α = 5 .
3.6.3.5.Uji peningkatan hasil belajar Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Rumus yang digunakan adalah :
n s
B t
B
=
Keterangan : B
= nilai rerata dari selisih data awal dengan data akhir
S
B
= simpangan baku n
= banyaknya
subyek Sudjana, 2002 : 242
41
3.6.3.6. Uji Korelasi Teknik yang digunakan disini adalah korelasi biserial. Teknik
korelasi biserial digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel
bebasnya dikotomi sedangkan variabel terikatnya kontinyu. Rumus yang digunakan adalah:
y b
S u
q p
Y Y
r ⋅
⋅ −
=
2 1
Keterangan: Rb = koefisien korelasi biserial
1
Y
= rerata variabel Y pada kategori pertama
2
Y
= rerata variabel Y pada kategori kedua p = proporsi pengamatan yang ada dalam kategori pertama
q = proporsi pengamatan yang ada dalam kategori kedua = 1- p u = tinggi ordinat kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q. Sy = simpangan baku untuk semua nilai Y Sudjana, 2002 : 390.
Untuk pengujian signifikasi koefisien korelasi, digunakan uji t dengan hipotesis sebagai berikut:
H : Penggunaan Game Make a match berbasis CET dalam pembelajaran
kimia pada pokok materi redoks tidak mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.
42
H
1
: Penggunaan Game make a match berbasis CET dalam pembelajaran kimia pada pokok materi redoks dapat mempengaruhi hasil belajar
kimia siswa. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
2
1 2
b b
r n
r t
− −
= , dengan:
rb = koefisien korelasi n =
jumlah siswa
Kriteria pengujian: H ditolak jika t
hitung
t
tabel
dengan α = 5 dan
dk= n-2. Sugiyono, 2005: 216. 3.6.3.7. Korelasi determinasi
Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang
terjadi pada variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah r
2
, sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
diketahui sebesar 100 r
2
Sugiyono 2005: 216 3.6.4.
Analisis Data Aspek Afektif dan Psikomotorik Data hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik diperoleh dengan
cara observasi. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif maupun nilai psikomotorik
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Rumus yang digunakan adalah:
100 ×
= N
n NP
43
Keterangan: NP = persentase nilai siswa yang diperoleh
n = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimal
Tabel 3.4. kriteria rerata nilai afektif dan psikomotorik
No. Rata-rata nilai
kelas Kriteria
1 x ≥ 80
Sangat baik 2 60
≤ x 80 Baik
3 40 ≤ x 60
Cukup 4 20
≤ x 40 Jelek
5 x 20
Cukup jelek
Selain itu tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik kelas eksperimen dam kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui rerata nilai
tiap aspek dalam satu kelas. Adapun rumus yang digunakan adalah:
Rerata nilai tiap aspek = Jumlah nilai Jumlah responden
Tiap aspek dalam penilaian afektif dan psikomotorik dapat dikategorikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5. Tabel kriteria rerata tiap aspek afektif dan psikomotorik
No Rata-rata Nilai
kelas
1 4-5 Sangat tinggi
2 3-3,9 Tinggi 3 2-2,9 Sedang
4 1-1,9 Rendah 5
≤ 0,9 Sangat rendah
3.6.5.
Analisis Angket
Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana respon atau penerimaan siswa terhadap pembelajaran dengan game
44
make a match berbasis CET. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan skala Likert, yaitu disusun dalam
bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh beberapa respons yang menunjukkan tingkatan Arikunto, 2006: 180.
Jawaban terhadap masing-masing pertanyaan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju dan STS
sangat tidak setuju. Bobot untuk kategori SS sangat setuju = 4; S setuju = 3; TS tidak setuju = 2; dan STS sangat tidak setuju = 1.
Perhitungan dengan mengguanakan persentase masing-masing tanggapan.
Rumus yang digunakan adalah:
100 ×
= N
n NP
Keterangan: NP
= persentase nilai siswa yang diperoleh n
= jumlah skor yang diperoleh N
= jumlah skor maksimal Tabel 3.6. kriteria rerata nilai respon siswa
No. Rata-rata nilai
kelas Kriteria
1 x ≥ 80
Sangat tinggi 2 60
≤ x 80 Tinggi
3 40 ≤ x 60
Cukup 4 20
≤ x 40 Jelek
5 x 20
Cukup jelek
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN