38 Selanjutnya melaporkan hasil pembimbingan bagi guru dan guru
mata pelajaran
kepada kepala
sekolah, dinas
pendidikan kabupatenkotaprovinsi dan pihak terkait lainnya sebagai bahan evaluasi
dan refleksi terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
E. Prinsip Pembelajaran dalam Kelas Inklusi
Setting kelas yang inklusi menuntut guru untuk perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik belajar masing-masing peserta didik. Komponen yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu dalam penyajian materi,
metode, dan media yang dapat diterima oleh semua peserta didik, tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga guru harus selalu aktif
dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran supaya terbentuk kelas yang
ramah dan inklusif bagi semua siswa.
Menurut Tarmansyah 2007: 191, guru yang mengajar dalam setting inklusi, harus dapat menerapkan prinsip-prinsip umum
pembelajaran dan prinsip khusus sesuai dengan gangguan yang dialami oleh masing-masing peserta didik. Penjelasannya yaitu sebagai berikut.
1. Prinsip Umum
a Motivasi. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya
memberikan motivasi terhadap peserta didik untuk membangun semangat dalam belajar. Motivasi sangat penting untuk dibangun,
39 sebab akan mempengaruhi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Bila siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar maka kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
b Konteks. Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya dapat
memanfaatkan sumber yang ada di lingkungan sekitar. Jadi guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif terhadap sumber daya yang
ada di sekitar sebagai inovasi dari sumber belajar sehingga tidak monoton.
c Keterarahan. Guru harus memiliki tujuan yang jelas dalam
kegiatan pebelajaran yang disampaikan. Guru harus menyusun terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi
seperti apa yang akan disampaikan, media dan metode pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan, dan bagaimana
proses evaluasi yang akan digunakan. d
Hubungan sosial. Guru harus dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan interaksi sosial di lingkungan sekitarnya. e
Belajar sambil bekerja. Guru harus dapat mengembangkan strategi belajar yang dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk melakukan praktek seperti penelitian atau percobaan. f
Individual. Guru harus dapat mengenali kemampuan dan karakteristik masing-masing peserta didik untuk dapat memberikan
layanan pendidikan yang sesuai.
40 g
Menemukan. Guru harus dapat mengupayakan agar anak dapat terlibat secara aktif untuk menemukan pemecahan masalah yang
dihadapi. h
Pemecahan masalah. Guru harus dapat melatih peserta didik untuk dapat
merumuskan, mencari
data, menganalisis,
dan memecahkannya sesuai dengan kemampuannya.
2. Prinsip Khusus
Prinsip khusus yaitu meliputi prinsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing-masing peserta didik
dengan kebutuhan khusus sehingga dapat memberikan layanan pembelajaran yang sesuai. Prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing peserta didik menurut Tarmansyah 2007: 192-194 antara lain:
a Hambatan penglihatan. Bagi anak dengan hambatan penglihatan, guru
harus menyesuaikan dengan menggunakan media atau alat bantu pembelajaran yang konkrit serta mengoptimalkan kemampuan indera
pendengaran dan perabaan. Guru juga perlu mengupayakan agar siswa dengan gangguan penglihatan juga memperoleh pengalaman dari apa
yang dijelaskan oleh guru. Selain itu menurut Dedy Kustawan 2013: 136, materi yang diberikan
lebih menekankan ada penyajian verbal dan auditif, penggunaan bahan ajar atau media pembelajaran audio, penggunaan buku bicara buku
41 yang direkam dan media bicara lainnya, penggunaan huruf Braille
bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan total, serta ukuran tulisan yang lebih besar dan alat bagi siswa yang masih memiliki sisa
penglihatan low vision. b
Gangguan pendengaran. Dalam melakukan komunikasi terhadap siswa dengan gangguan pendengaran, perlu dilakukan keterarahan wajah,
membaca bibir atau melihat gerak bibir, serta penggunaan bahasa tubuh. Selain itu bagi anak dengan gangguan pendengaran perlu
dikenalkan dengan bunyi untuk membiasakan pendengaran ke arah sumber bunyi, serta mengoptimalkan kemampuan visual anak dengan
gangguan pendengaran melalui sarana atau media visual yang konkrit. c
Keberbakatan. Anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau berbakat, harus mendapatkan materi belajar yang lebih ditingkatkan
sesuai dengan bakatnya. Selain itu materi yang diberikan harus lebih cepat dengan memberikan program percepatan dan juga pengayaan.
Selain itu juga dalam Dedy Kustawan 2013: 136, perlu andanya penggunaan media atau alat bantu pembelajaran yang bervariasi dan
berbasis IT, serta memanfaatkan menjadi tutor sebaya karena penguasaan materi yang lebih baik dibandingkan dengan teman sebaya
yang lainnya. d
Mental sosialhambatan kecerdasan. Prinsip utama dari pemberian layanan pembelajaran bagi siswa dengan hambatan mental sosial yaitu
dengan kasih sayang. Dalam penyampaian pembelajaran, perlu
42 menggunakan obyek-obyek nyata dalam menjelaskan suatu konsep,
penyajian materi dibuat sederhana, penekanan pembelajaran pada kompetensi-kompetensi
fungsional yang
dibutuhkan untuk
kemandirian aktivitas kehidupan, serta pemberian materi dan tugas- tugas yang kadarnya lebih mudah Dedy Kustawan, 2013: 135.
e Gangguan fisik-motorik. Layanan pembelajaran yang perlu diberikan
bagi siswa yang mengalami gangguan fisik-motorik antara lain pelayanan
medis, pendidikan,
sosial secara
terpadu dan
berkesinambungan dalam institusi habilitasi atau rehabilitasi. Selain itu Dedy Kustawan 2013: 135 juga menjelaskan bahwa perlu adanya
penyesuaian bermacam-macam sarana prasarana yang memungkinkan mereka untuk mudah terlibat dalam kegiatan pembelajaran, serta
penggunaan alat bantu yang memudahkan siswa dengan gangguan fisik-motorik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
f Gangguan Penyesuaian Sosial. Yang diperlukan bagi anak yang
memiliki gangguan penyesuaian sosial yaitu aktivitas atau kegiatan terutama dalam mengisi waktu luang. Anak dengan gangguan
penyesuaian sosial juga perlu diberikan kebebasan yang terarah dan terprogram. Selain itu adalah menerapkan kedisiplinan dan kepatuhan,
sehingga dapat mengembalikan anak dengan gangguan penyesuaian sosial ke dalam kehidupan di masyarakat. Perlu adanya contoh teladan
untuk menjadi panutan bagi anak dengan gangguan penyesuaian sosial,
43 serta yang tidak kalah penting yaitu pengembangan bakat dan minat
terutama yang berkaitan dengan pelajaran.
F. Kolaborasi Guru Reguler dengan Guru Pendamping Khusus di Kelas