Setting Penelitian METODE PENELITIAN

77 2. Wawancara Mendalam Indepht Interview Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan melengkapi data-data yang diperoleh dari proses observasi. Peneliti akan mewawancarai informan dengan pertanyaan-pertanyaan yaitu what, why, when, who, dan where. Menurut Creswell 2003: 188, in interviews, the researcher conducts face- to-face interviews with participants. Wawancara juga sebagaimana yang dijelaskan oleh Moleong 2010: 186 adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara berstruktur structurd interview. Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2013: 319, wawancara berstruktur adalah ketika melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Instrumen penelitian atau pedoman wawancara disusun secara garis besar saja, hal ini dikarenakan untuk membantu peneliti agar wawancara dapat dikendalikan sehingga tidak menyimpang dari inti permasalahan ketika peneliti melakukan variasi pertanyaan di lapangan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara sama atau berulang- ulang kepada ketiga subjek penelitian sesuai pedoman wawancara yang telah disusun. Hanya yang berbeda yaitu ketika peneliti melakukan variasi pertanyaan sesuai kondisi yang terjadi di lapanngan. Wawancara dilakukan sampai menemukan titik jenuh. Dalam kenyamanan ketika wawancara berlangsung, peneliti akan meminta izin kepada ketiga subjek penelitian, 78 untuk menggunakan alat bantu yaitu tape recorder atau catatan untuk menulis wawancara yang sedang berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Lexy J. Moleong 2010: 168 menjelaskan, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Menurut Sugiyono 2013: 305, dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Lexy J. Moleong 2010: 169, ciri-ciri umum peneliti sebagai instrumen, yaitu: 1. Responsif 2. Dapat menyesuaikan diri 3. Menekankan keutuhan 4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuannya 5. Memproses data secepatnya 6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarikan 7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim Menurut Miles dan Huberman 1992: 69, karakteristik peneliti sebagai instrumen penelitian, sebagai berikut: 1. Sudah mengenal fenomena dan latar yang diliput dalam kajian 2. Memiliki minat konseptual yang kuat 3. Memiliki suatu pendekatan multidisipliner